Sebelum tidur, Renjun sempat membicarakan soal ke mana mereka sebaiknya pergi main esok hari.
"Kita belum kesampaian makan es piring!" katanya, dengan mata terpejam dan satu lengan dijadikan bantalan kepala. "Besok bangunnya yang pagi biar nggak kehabisan lagi. Nggak mandi juga nggak apa-apa! Bangun, sikat gigi, cuci muka, terus langsung cabut!"
Jeno yang juga berbaring di kasur Renjun pun terkekeh, melihat si pemilik kamar sangat antusias walau dengan tampang siap tidur seperti itu membuatnya senang entah kenapa. "Aku sih mandi dulu. Sempat kok, sempat," katanya. "Paling Lele aja yang nggak mandi. Dia tadi sore aja ribut dingin pas aku mandiin."
Renjun memajukan bibirnya samar dengan maksud mengiyakan. Memang tadi dia dengar suara pekikan nyaring 'dingin!' dari dalam kamar mandi, waktu dia sempat ke sana membawakan baju ganti untuk Jeno dan Chenle yang berada di dalam bilik. "Hm-hm. Aku besok bakal mandiin Chenle kok. Ntar aku bakal panasin air dulu."
"Ya udah, kalau besok pergi pagi, tidurnya sekarang biar nggak kesiangan."
Maksud Jeno berkata begitu adalah supaya Renjun bisa segera menyamankan diri dan benar-benar tidur di sana, bareng Chenle yang sudah tidur duluan dan daritadi berada di tengah-tengah mereka, sementara Jeno beranjak ke ruang TV. Dia sudah berencana untuk lagi-lagi tidur di ruang TV seperti kunjungannya yang terakhir.
Tapi Renjun malah mendahuluinya untuk bangun, lengkap dengan suara menguap setelahnya, "Oke. Aku tidur di kamar mama," katanya. "Kamu tidur sini sama Chenle. Nanti Chenle nangis kalau bangun-bangun sendirian."
Jeno mengernyit. "Kenapa nggak kamu aja nemenin dia di sini? Aku bisa di luar."
"Nggak. Dingin, Jen, di luar. Kalau aku nggak tidur di sini kan aku masih bisa tidur di kamar mama. Kamu? Mau di kamar mamaku?"
Uh. Tidur di kamar tante Winwin? Kamar tante Winwin itu pasti ada si Om Yuta juga. Bukan berarti Jeno ada niatan mengiyakan, hanya saja, dia bisa membayangkan ganyangan macam apa yang akan dia dapat dari si Om kalau dia benar-benar menginjakkan kaki di kamar si Tante malam-malam begini.
"Udah ah. Aku ngantuk." Renjun mengecup kening Chenle sebelum keluar dari sana, dan tak lupa juga menyempatkan diri untuk menyeletuk, "Mau dicium juga nggak?"
Aish. Jeno menepuk kening, tidak percaya Renjun akan terpikir untuk menggodanya bahkan dalam posisi mengantuk, "Ngomongnya begitu, tapi aku yakin sebenarnya yang mau cium-cium itu kamu."
"Emang. Met bobo. Kalau nanti mimpiin aku, besok cerita-cerita ya." Renjun menutup pintu sambil tersenyum lebar, senang dengan tanggapan Jeno yang tidak berkesan menolak.
Jeno? Jeno di sana hanya bisa menghela napas keras layaknya frustrasi dan berbisik, "...Kok lucu sih?" sebelum berusaha tidur cepat supaya besok tidak bangun kesiangan, demi memenuhi keinginan Renjun membawanya dan Chenle pergi ke tempat cemilan kesukaannya yang tidak ada di lingkungan kampus mereka.
.
.
.tbc
a/n. helaw lama tida bertemu 🤪
masi ada yang mau baca ga ni 😔
vomment ya fakir vomment ini membutuhkan dukungan dan doa(?) 😔✊
btw kalian yg puasa, puasa baca ff bxb juga apa ga? 😂 atau malah sampe puasa fangirling??
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] decathect ; noren
FanfictionJeno yakin dirinya adalah lelaki baik-baik. Dia selalu mendengarkan kata-kata orangtuanya untuk tidak memperlakukan orang sembarangan. Kalaupun pada akhirnya dia melanggar, dia tau dia harus bertanggung jawab. Makanya waktu tiba-tiba ada anak kecil...