Malam ini, hujan turun setelah sekian lama. Lama, lumayan lama, sampai-sampai omongan adanya keterlibatan pawang hujan pun mulai terdengar di tengah-tengah obrolan banyak kepala. Dan sekarang hujan turun tanpa aba-aba seolah dengan itu, semua obrolan akan hilang terbawa air mengalir deras di jalan-jalan.
Beruntung Mark sudah sampai di apartemennya sebelum dirinya pun kena guyur seperti orang-orang di luar sana. Bukan apa-apa sih. Kalaupun dia kena hujan pun bukan berarti tubuhnya akan meleleh atau apa. Hanya saja, hari ini dia tidak pulang sendirian.
"Kak, ini jemurannya aku masukkan ya? Nanti kena hujan, basah lagi."
Mark tidak membalas, tau benar orang ini memang tidak berniat untuk menunggu dibalas. Dia memang akan membuka pintu menuju balkonnya dan memasukkan jemuran kecil yang tidak banyak juga. Hanya handuk dan kaos-kaos sekadarnya saja.
Siapa? Oke, tentu saja itu Jaemin. Mereka baru saja pulang dari pergi main ke kota, dan sekarang Jaemin ada di apartemennya karena si yang lebih tua memintanya begitu. Katanya, karena walaupun sudah terhitung kira-kira sebulan Mark akhirnya juga tinggal di kawasan kampus Jaemin, Jaemin sama sekali belum pernah menginap. Boro-boro menginap, berkunjung saja tidak pernah setelah yang terakhir dia hanya datang membantu pindahan.
Jaemin pun tidak menolak. Tepatnya, dia tidak bisa menolak. Mark memintanya menginap dengan tatapan mata lelah yang memelas, lengkap dengan suara rendah yang makin menekankan kesan dia saat ini butuh ditemani. Diurusi juga, barangkali. Bagaimana caranya Jaemin berkata tidak pada Mark yang seperti itu? Yang bahkan jemuran terguyur hujan pun dia sepertinya akan abai.
"Oh, iya. Kak! Mandi dulu lho ya, kalau mau tidur!" Jaemin beranjak lagi setelah selesai memasukkan jemuran Mark. Dia berjalan ke kamar tidur yang tadi dilihatnya dimasuki Mark. "Atau setidaknya cuci muka, sikat gigi, lalu ganti baju! Aku ambilkan bajunya, jadi kakak ke kamar mandi dulu sana!"
Mark, di sana sudah membaringkan tubuhnya dengan punggung menghadap langit-langit. "Hhhh. Aku mau langsung tidur...." Dia mengerang sambil memutar, menghadap pada Jaemin yang sudah memunggunginya untuk memilihkan baju untuk Mark dari lemari. "Baju-bajumu ada di lemari kamar sebelah ya, Jaem. Ambil saja. Sudah di-laundry juga, tenang."
Jaemin menoleh, "Bajuku? Bajuku yang mana? Aku tidak pernah bawa bajuku ke sini."
Kekehan dari Mark yang matanya mulai terpejam, "Hadiah dariku. Aku memesan banyak baju baru buatmu untuk disimpan di sini. Jadi kalau kamu mau tidur sini kamu tidak usah repot-repot bawa baju lagi. ...oh, tapi dilarang bawa balik ke kostan ya. Itu khusus di sini. Jadi kalau kamu mau pakai, tidur sini dulu, hehe— argh!!"
"Mau lihat!! Mau lihat baju!!" Kata Jaemin yang lalu langsung berlarian ke luar kamar setelah dirinya sempat melempar baju tidur Mark tepat di wajah. Mark sempat ingin mengumpat di sana, tapi tidak jadi begitu dia mendengar suara Jaemin melengking girang dibarengi suara lemari yang dibuka dari kamar sebelah. "Ih, kok banyak!! Serius, ini semua buat aku??"
Mark ini benar-benar sudah mengantuk. Matanya berat, badannya pegal. Kalau dia tidak sedang selelah ini, dia pasti sudah bangkit dari kasurnya, menyusul Jaemin ke kamar sebelah sambil tersenyum miring menyebalkan, minta dipuji dan dikasihi. Lalu juga pasti akan memanfaatkan keadaan untuk diam-diam menyimpan lengannya melingkari pinggang yang lebih muda sambil berbisik, 'iya, semuanya buat kamu. Aku juga buat kamu. Semua yang ada di sini buat kamu. Apakah diterima?', dan segala kalimat lain yang sama-sama menggelikan.
Tapi untung saja ya, kalimat itu tidak diucapkannya lantaran, duh, sudah berapa kali dibilang dia ini lelah? Hanya ada sedikit tenaga yang tersisa untuk akhirnya dia bisa membuka mulut, "Ya, semuanya buatmu. Semoga kamu suka... —huaaah." Dia menguap. Cih.
Mark sudah kembali akan memejam dan berencana diam-diam tidur mumpung Jaemin juga sedang asik sendiri. Tapi lagi-lagi Mark dibuat terkejut karena Jaemin tiba-tiba menerjangnya sambil tertawa, "Mana mungkin aku tidak suka! Makasih, kakak!! Kesayangan aku!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] decathect ; noren
FanfictionJeno yakin dirinya adalah lelaki baik-baik. Dia selalu mendengarkan kata-kata orangtuanya untuk tidak memperlakukan orang sembarangan. Kalaupun pada akhirnya dia melanggar, dia tau dia harus bertanggung jawab. Makanya waktu tiba-tiba ada anak kecil...