Sejak pertemuan pertama dengan Lee Donghyuck di kanalnya, Lucas rutin menjalankan mesin waktu di jam-jam tertentu. Paling sering, pagi jam 9. Sebelumnya juga Lucas akan memastikan dulu apa Lee Donghyuck——
"Haechan! Panggil aku Haechan!"
...oke, Haechan. Lucas pasti akan memastikan terlebih dulu apa memang Haechan senggang jam segitu. Dia kurang paham pekerjaan yang seperti apa interpreter itu. Apakah memiliki jadwal masuk yang tetap atau bagaimana, Lucas tidak paham. Jadi dia hanya bertanya apa pertemuan itu tidak mengganggu pekerjaannya.
Dan Haechan menjawab, tidak. Kalau memang itu mengganggu pekerjaannya, dia juga tidak akan menyanggupi permintaan untuk terus stand by di depan TV, "Tapi ya, tetap lebih bagusnya kalau kita menyamakan jam sih. Seperti yang aku bilang kemarin, aku tidak suka menonton TV."
"Apa kamu memang harus selalu berada depan TV supaya mesin waktu bisa tersambung?"
"Sebenarnya tidak juga sih. Yang penting, aku sudah sign-in dengan scan sidik jari dan TV dibiarkan menyala, kamu bisa masuk ke sini sesukamu...." Haechan bicara dengan luar biasa santai, sangat berbeda dengan Lucas yang masih berusaha untuk terbiasa. "Tapi TV yang aku punya ini punya pengaturan yang tidak bisa diubah, di mana kalau tidak ada deteksi iris mata yang berada di depan layar, TV akan mati sendiri setelah 10 menit. Jadi, yah, begitulah."
Pengaturan yang ribet sekali. Lucas membatin. Tapi pada akhirnya dia terus menanyakan beberapa pertanyaan yang sebelumnya sudah disiapkan bersama Mark. Mulai dari kenapa Lucas di masa depan memintanya untuk berkomunikasi dengan Lucas di masa sekarang....
"Karena dia tidak boleh komunikasi dengan dirinya sendiri!"
"Ya, tapi maksudku, apa yang membuat aku di masa depan merasa harus melakukan komunikasi? Apa yang mendorongnya untuk itu?"
"Oh, itu. Sebenarnya, aku juga kurang paham, dan dia tidak begitu mau menjelaskan sepertinya. Tapi ada sesuatu yang terjadi di sini, yang di luar kendalinya kak Mark ataupun kak Yukhei...."
"Apa?" Lucas memotong. "Apa yang terjadi di sana?"
Haechan menekan bibirnya. Tangannya digerakkan asal, juga matanya berkali-kali mengarah ke asal tempat, "Kenapa buru-buru sekali sih? Kamu tidak mau bertanya-tanya dulu soal aku...—"
"Tidak penting. Aku tidak punya waktu untuk basa-basi."
Ah. Lucas. Kenapa ya? Dia bicara dengan nada yang luar biasa dingin. Sama sekali bukan cara bicara yang biasa dia tunjukkan di depan orang-orang. Dan orang yang saat ini jadi lawan bicaranya juga harusnya bukan orang lain.
Awalnya, Haechan sempat lagi-lagi hanya menekan bibir sambil mengusak belakang kepalanya, tapi selanjutnya ia menjawab, "Chenle ada di sana, kan?"
Lucas mengangguk. Dia sudah mengira pasti bahasan akan mengarah ke anak itu.
"Ya, ini soal Chenle. Ada sesuatu yang terjadi di sini sampai akhirnya Chenle bisa terdampar di masa lalu... Dan kalau tidak ada hambatan," Haechan menjeda. Dia ingin melihat dulu apa Lucas menunggu kelanjutan omongannya. "Dalam waktu dekat, Chenle akan kami jemput."
"...!" Mata Lucas yang besar itu makin membulat. Haechan hampir tertawa karena matanya yang seperti itu seperti bisa keluar dari rongganya. "Kalian akan menjemput Chenle...? Maksudnya, kalian sebenarnya memang sudah semaju itu dalam penelitian soal perjalanan waktu? Dan, hambatan! Apa yang kira-kira bisa jadi hambatan?"
"Haha! Belum, belum! Apa ya? Jadi, mesin waktu di tempat kami sudah jauh lebih canggih dibandingkan milik kalian, tapi masih kurang dalam aspek keselamatan. Kak Yukhei dan kak Mark masih ingin memperbaiki soal itu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] decathect ; noren
FanfictionJeno yakin dirinya adalah lelaki baik-baik. Dia selalu mendengarkan kata-kata orangtuanya untuk tidak memperlakukan orang sembarangan. Kalaupun pada akhirnya dia melanggar, dia tau dia harus bertanggung jawab. Makanya waktu tiba-tiba ada anak kecil...