"Makanya kubilang," Jaemin menarik napas, lalu menatap bergiliran dua orang di depannya. "Aku ingin besok kalian bawa juga Chenle!"
"Aku setuju kok. Memang Chenle justru yang harus ada di sana." Renjun mengangguk yakin, berbeda sekali dengan Jeno yang duduk di sebelahnya. "Tapi... Sepertinya Jeno keberatan...."
Jeno. Ya, sekarang jadinya Renjun dan Jaemin melihat padanya dengan tatapan memelas, memintanya cepat mengiyakan saja soal pembicaraan mereka mengenai rabu besok, yang tepatnya adalah hari yang mereka tentukan untuk bertemu dengan Mark, di mana menurut Jaemin, Chenle harus dan sangat harus ikut serta. "...kenapa kalian jadi melihatku seperti itu...."
"Karena di sini hanya kamu yang tidak setuju!" Jaemin meringis sambil menautkan jarinya, tanda dia juga sudah dibuat frustrasi, saking tidak mengerti apa yang memberatkan Jeno. "Aku tau kamu kepikiran karena... Menurut kata-kata Chenle, kak Mark ini kesannya seperti orang jahat... Aku sendiri juga sempat curiga apakah dia yang mengirim Chenle ke masa sekarang karena aku tau bidang macam apa yang digelutinya, terlebih lagi memang dia sempat memberitauku dia berencana membuat mesin waktu...." Dia berhenti sejenak untuk menenggak teh dinginnya, membasahi tenggorokannya yang terasa kering. "Tapi kak Mark bilang, mesin waktunya gagal! Berarti kak Mark bukan orang jahat yang dimaksud Chenle kan!"
Soal itu, sebenarnya Renjun ragu. Karena kalau memang ini hanya kebetulan, rasanya... Terlalu... Bagus? Ya, walaupun nama Mark memang bukan nama yang jarang sih.
Jeno juga merasa begitu. Terlebih, dia juga tidak yakin bagaimana pertemuan besok akan mempengaruhi Chenle kalau asumsi awal di mana Mark yang dikenal Jaemin ini adalah Mark yang Chenle kenal sebagai orang yang sering terlibat dalam perdebatan dengan Renjun.
Tiba-tiba bertemu dengan orang yang dihindari karena sering terlihat tidak akur dengan orangtuanya, Jeno khawatir Chenle akan bereaksi berlebihan di sana.
"Jeno." Jaemin memanggil padanya, masih dengan tatapan yang sama. "Kak Mark bukan orang jahat... Dia bukan orang yang senang berdebat. Dia juga baik pada anak-anak. Kalaupun nanti memang Chenle mengenalnya, aku yakin... Chenle malah akan senang bertemu dengan kak Mark. Kak Mark benar-benar orang baik!"
Jeno menelan ludah, tidak yakin harus bagaimana membalas pada Jaemin yang sudah memohon-mohon. Bukan Jeno tidak paham kenapa Jaemin bisa sampai sebegininya... Jaemin pastilah tidak ingin baik Jenp maupun Renjun berpikir yang buruk-buruk tentang Mark.
"Kalaupun memang kak Mark yang mengirimkan Chenle ke sini," omongnya lagi, dengan tanda pasrah yang bertambah jelas. "Kita bisa memintanya untuk mencoba lagi mesin waktunya, dan kita kembalikan Chenle ke masa depan! Kita carikan jalan pulang untuk Chenle, Jeno! Dan apapun alasan kak Mark mengirimkan Chenle ke sini, aku yakin alasan itu juga sudah tidak perlu kita khawatirkan! Dengan Chenle datang ke sini, aku yakin sudah ada banyak hal di masa depan yang berubah... Masa asal Chenle pun aku yakin juga sudah membaik...."
Membaik. Jaemin bicara seolah masa depan di mana Chenle berasal itu sedang berada dalam keadaan yang memprihatinkan sampai-sampai kedatangan Chenle di sana pun adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Seakan Chenle datang semata-mata untuk mengubah masa depan. Untuk menyelamatkan masa depan.
Haha. Masa depan. Rasanya menggelikan sekali memusingkan hal yang terjadi saja belum. Padahal bisa saja Chenle dikirim karena seseorang sedang bosan di tengah damai dan bahagianya masa depan. Atau malah sebenarnya Chenle memutuskan untuk pergi sendiri dengan kekuatan sendiri, entah bagaimana caranya.
Tapi... Bagaimana kalau masa depan di mana Chenle lahir itu... Benar-benar ada masalah? Dan sebenarnya sampai saat ini pun masa depan belum berubah?
Renjun mengutarakan kekhawatirannya itu. Dia memang adalah yang paling meyakini masa depan itu sangat fleksibel. "Aku setuju soal mempertemukan Chenle dengan... Kak 'Mark'.... Karena aku tau juga, pasti Jaemin tidak ingin kak Mark terus-terusan dicurigai... Tapi kalau soal memulangkan Chenle...."
Jaemin menggelengkan kepalanya, "Tenang, Njun. Itu hanya pengandaian kalau misalnya memang kak Mark bisa membuat mesin waktu. Tapi untuk saat ini, karena kak Mark bilang mesin waktunya gagal, soal pemulangan Chenle itu juga bukan hal yang pasti."
"Tapi aku yakin untuk mengetahui itu pun sebenarnya bisa dilakukan tanpa kita harus membawa Chenle! Oke, asumsikan Mark memang bukan orang jahat, bukan orang yang bertanggung jawab atas Chenle, bukan juga orang yang katanya akan sering berdebat dengan Renjun." Jeno yang memotong. Dia lihat Renjun juga Jaemin mulai lebih seksama menantikan penuturan macam apa yang akan dia berikan. "Asumsinya begitu, lalu, Mark mana lagi yang disebut Chenle? Jujur, aku akan lebih lega kalau memang Mark-mu itu adalah om Mark yang Chenle maksud. Dengan begitu, yang bisa kita lakukan sekarang adalah sebisa mungkin menjauhkan Chenle dari Mark!"
Jeno akan jauh lebih lega kalau semua omongan Chenle itu sudah sangat sesuai dengan perkiraan mereka? Renjun yang mendengarkan itu langsung tanpa sadar menelan ludah, menahan kata-kata yang hampir keluar.
Tapi tidak satupun dari Jaemin atau Jeno menyadari bagaimana Renjun seperti ingin bicara. Jaemin masih bersikeras bahwa bagaimanapun, Chenle harus dibawa. "Chenle tidak selemah itu, Jeno! Tidakkah kamu lihat, Chenle itu kuat! Dia berani! Dia sendirian di sini, tapi pernahkah dia menangis karena takut? Tidak!"
Sampai akhir Jeno sebenarnya tidak terima. Tapi Renjun akhirnya membujuk untuk Jeno setidaknya menyetujui Chenle untuk melihat Mark dengan catatan kalau memang Chenle menunjukkan tanda-tanda kedatangan Mark memberikan efek buruk, mereka tidak akan lagi membiarkan Mark berurusan dengan Chenle sedikitpun.
"Oke. Aku hanya butuh kalian setuju." Jaemin menghabiskan tehnya, lalu bangkit dari kursinya. "Sampai jumpa besok di Ilulissat jam 5. Aku dan kak Mark menunggu kalian di sana."
.
.
.Tbc
A/n.
Berdoa semua ges,,, chapter depan gimana ya aku masi gatau juga ni mereka berempat ketemuan mau ngapain yak,,, double date ena tu keknya
Btw ini jeno nya berasa jeno di akademi onct wkwk galak wkwk. Kepala w mau pecah nyambi decathect barengan onct wkwk;;;
Nama tempat ketemuannya asal comot dari gugel ni monmaap wkwk
—10 agustus'19
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] decathect ; noren
FanfictionJeno yakin dirinya adalah lelaki baik-baik. Dia selalu mendengarkan kata-kata orangtuanya untuk tidak memperlakukan orang sembarangan. Kalaupun pada akhirnya dia melanggar, dia tau dia harus bertanggung jawab. Makanya waktu tiba-tiba ada anak kecil...