Reina
Reina menatap layar ponselnya. Lebih tepatnya menatap pada satu pesan yang baru saja diterimanya. Sebuah pesan dari Kiano, sahabatnya.
Kiano
Sorry, gue harus jemput Krystal
Dia nggak bawa mobil kuliah tadiCewek itu mendengus pelan. Kalau sudah menyangkut 'Krystal', maka apapun itu pasti akan diabaikan oleh Kiano. Termasuk janji diantara mereka berdua untuk bertemu.
Reina baru kembali dari Tokyo setelah dua minggu disibukkan dengan fashion week yang diadakan disana. Dan setelah dua minggu itu, Kiano membuat janji untuk bertemu dengan Reina lantaran cowok itu mengatakan kalau ia sangat merindukan sahabatnya tersebut. Mengingat pekerjaan Reina sebagai seorang model membuat keduanya jadi jarang bertemu. Tapi nyatanya, Kiano membatalkan janji mereka pada detik terakhir hanya untuk menjemput adik kesayangannya itu pulang kuliah.
Jemari Reina mengepal kuat berusaha meredam emosinya. Sebuah tawa sinis meluncur dari bibir mungilnya. Reina harus tahu diri, kalau sampai kapan pun, dirinya akan selalu dinomor-duakan setelah 'Krystal'. Karena 'Krystal' adalah poros bagi dunia Kiano berputar.
"Cowok bangsat!" umpat Reina. Cewek itu beranjak dari posisinya. Ia membuang dua tiket yang dibelinya lalu berjalan pergi meninggalkan studio bioskop. Iya, seharusnya Reina dan Kiano akan menonton bersama sebuah film hari itu.
***
Sheila
Sheila hanya bisa menahan emosinya melihat pemandangan yang ada di depannya, sepasang suami istri yang sedang mengobrol mesra. Sialnya, cewek itu tetap harus menunjukan senyuman profesionalnya saat harus mengantar keduanya memasuki mobil.
"Sheila... kamu yakin tidak mau pulang bareng saya dan bapak?" tanya si istri dengan anggunnya.
"Nggak usah, Bu... saya masih harus membereskan sedikit pekerjaan lagi. Ibu dan bapak... hati-hati di jalan dan selamat beristirahat," sahut Sheila dengan sopan.
"Yaudah... kalau gitu. Kami duluan yah, Sheila...," pamit istri bosnya tersebut. Sheila membungkuk sebentar sebelum mobil tersebut berjalan meninggalkan dirinya.
Sheila mendengus sinis menatap jalanan yang sudah kosong di depannya tersebut. Baru saja Sheila akan melangkah kembali ke gedung kantornya, sebuah pesan masuk menarik perhatian cewek itu. Dengan cepat, Sheila membaca pesan tersebut.
💗
Lusa kita akan menghabiskan waktu bersama di Sydney
Jangan sedih... kamu pemilik saya seutuhnyaSebuah senyum licik tercetak pada wajah cantik cewek itu. Inilah kenyataan yang ada. Nyatanya pemandangan mesra yang ditunjukkan oleh pasangan suami-istri lima menit yang lalu hanyalah sebuah sandiwara belaka.
Sheila menyimpan ponselnya kembali. Cewek melangkahkan kakinya dengan riang. Ia sangat suka permainan menantang seperti ini.
"Who run the world? Girls...," Sheila bersenandung riang menyanyikan lagu Beyoncé kesukannya.
***
Teressa
Mas Tristan
Kabari kalau sudah di rumah Bunda
Aku akan video callTeressa menghembuskan napas pelan. Hari ini adalah jadwal dirinya untuk menginap di rumah Bunda, mertuanya. Dan saat berada di rumah Bunda, seperti biasa suaminya akan menghubungi via video call. Dan saat itulah sandiwara mereka dimulai. Mereka akan menunjukkan betapa harmonisnya kehidupan pernikahan mereka.
Tapi tidak pada kenyataannya. Suaminya itu hanya akan menelepon Teressa saat dirinya berada di rumah mertua atau rumah orang tuanya. Selain dari situ, tidak ada komunikasi apa pun di antara keduanya. Tristan akan menjalani kehidupannya di Paris, begitu juga dengan Teressa yang menjalani kehidupannya di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan