47. Sheila

404 97 22
                                    

Sheila bisa merasakan kedua tangannya bergetar hebat. Bahkan telapak tangannya juga basah karena keringat dingin. Berulang kali cewek itu menghela napas mencoba meredam rasa gugupnya. Sesekali, Sheila melirik ke pasien lain yang juga sedang mengantri di ruang tunggu itu.

"Nona Sheila Anindya...," seorang perawat memanggil nama Sheila. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliran Sheila pun tiba. Dengan segera cewek itu masuk ke dalam ruang praktik dokter.

"Nona Sheila Anindya...," sapa dokter Laras ramah. "Ada yang bisa saya bantu?"

Sheila menghela napas yang kesekian kalinya. "Saya mau memastikan kondisi saya saat ini... apakah saya positif hamil atau tidak,"

Iya, begitu Sheila menginjakkan kaki di Jakarta, cewek itu langsung membawa dirinya menuju rumah sakit untuk menemui dokter kandungan. Sheila ingin memastikan secara pasti hasil dari tiga test-pack yang digunakannya kemarin.

Soal Shandy? Oh, Sheila mengatakan pada pria itu kalau jadwal penerbangannya diganti nanti sore dan menyuruhnya untuk langsung menemui Sheila di apartemen. Cewek itu belum berani memberitahu Shandy sebelum ia mendapatkan hasil akurat atas kehamilannya tersebut. Karena itu lah, Sheila memanfaatkan waktu yang ada untuk menemui dokter kandungan.

Dokter Laras mulai melakukan pengecekan atas berat badan Sheila juga tekanan darah. Selanjutnya dokter tersebut membawa Sheila untuk melakukan pemeriksaan usg. Sheila berbaring pada ranjang pemeriksaan. Ia bisa merasakan sensasi dingin dari gel yang diolesi pada permukaan perut ratanya. Lalu perlahan, Sheila bisa merasakan Transducer yang bergerak pada permukaan perutnya.

"Nona Sheila... janin anda berkembang dengan sangat baik dan usia kandungan anda pun sudah memasuki minggu ketujuh," ucap dokter Laras memberitahukan apa yang nampak pada layar monitor usg.

"Kita juga sudah bisa mendengar suara detak jantungnya," ucap dokter Laras lagi. Tangan dokter itu bergerak memutar volume agar Sheila mampu mendengarkan suara detak jantung pertama dari janinnya.

Dug dug dug dug dug! Sangat jelas bagaimana bunyi detak jantung yang teratur itu memenuhi indera pendengaran Sheila. Tanpa bisa ditahan, bulir air mata membasahi wajah cewek itu. Haru dan takjub memenuhi batin Sheila saat mendengar suara detak jantung tersebut untuk yang pertama kalinya.

"Momen seperti ini memang sangat mengharukan. Mendengarkan detak jantung si calon bayi untuk pertama kalinya," komentar dokter Laras ketika melihat Sheila yang menangis haru tanpa suara.

Selesai melakukan usg, seorang perawat membantu Sheila turun dari ranjang dan mereka kembali ke meja kerja dokter Laras.

"Udah tujuh minggu, ada keluhan selama ini? Seperti morning sickness sudah mulai merasakan?"

Sheila menggeleng pelan. "Aku tidak merasakan apapun... merasa baik-baik saja seperti orang yang tidak hamil,"

"Wah... itu terdengar cukup baik... calon bayi kamu bakal jadi anak penurut... dia tidak membuat mamanya merasakan mual atau ngidam," puji dokter Laras. Sedangkan Sheila hanya tersenyum tipis sembari menyentuh perutnya yang masih rata.

"Konsultasi lagi setelah empat minggu yah... hari ini saya buatkan resep vitamin yang harus ditebus dan kita coba susu hamil yang mungkin cocok untuk kamu...," ucap dokter Laras sembari menuliskan racikan vitamin dan susu hamil yang cocok untuk Sheila.

"Sehat selalu untuk calon bayi dan calon mama yah...,"

"Terima kasih, dokter Laras...," ucap Sheila yang sudah selesai melakukan konsultasi.

***

Sheila segera berjalan menjauhi dapur begitu mendengar suara pass-lock apartemennya terbuka. Dan detik berikutnya, cewek itu bisa melihat sosok Shandy memasuki apartemennya.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang