"Dokter Tristan?" seorang dokter muda yang sedang dibimbing oleh Tristan menghampiri pria itu. "Apa dokter sedang sakit? Dokter tampak pucat,"
"Akhir-akhir ini saya jadi sering cepat merasa lelah. Tapi saya yakin kalau baik-baik saja," jawab Tristan. Mereka baru selesai menangani pasien usus buntu. Dan begitu operasi berakhir, Tristan langsung melesat pergi ke toilet mencoba memuntahkan rasa mual yang menyerangnya selama berada di dalam ruang operasi tadi.
"Tidak. Dokter tampak pucat begitu melihat darah. Maksudku... ini cukup aneh bagaimana bisa seorang dokter bedah seperti anda mengalami panik karena melihat darah bahkan sampai muntah," tutur dokter muda itu khawatir.
Tristan terhenyak. Ia baru menyadari hal tersebut. Memang cukup aneh, karena sejak kemarin saat berada di dalam ruang operasi, Tristan akan mengalami panic attack. Wajahnya berubah pucat tiap kali melihat darah segar mengalir dari tubuh pasien. Terkadang dia juga merasa pening melanda kepalanya. Tidak hanya itu saja, pria itu akan merasa mual begitu indera penciumannya menangkap bau amis dari darah tersebut.
"Sepertinya kita harus menunda kuliah hari ini. Saya perlu istirahat," ucap Tristan pada tiga dokter muda yang menjadi bimbingannya.
"Nggak apa-apa, dokter... lebih baik dokter istirahat dulu," sahut salah satu dokter muda tersebut.
"Saya benar-benar minta maaf menunda kuliah hari ini,"
"Nggak masalah, dokter... justru kami cukup senang karena bisa istirahat sebentar... hehehe,"
Tristan tersenyum melihat tiga mahasiswa bimbingannya itu. "Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu,"
"Baik, dokter... Semoga cepat sembuh, dokter Tristan," sahut tiga dokter muda itu serentak. Mereka memperhatikan sosok Tristan yang pergi menjauh.
***
"Kamu kenapa?" tanya Bunda yang merasa aneh dengan gelagat Tristan.
Pasalnya, sejak pulang tadi hingga sekarang, Tristan terus mencari makanan manis untuk dikunyah. Dari coklat, es krim, wafer dan cemilan manis lainnya yang ada di rumah sudah dikunyah oleh Tristan. Seingat Bunda, putra sulungnya itu bukan penggemar cemilan manis sejak kecil. Tapi baru kali ini Tristan bertingkah seperti Tiara saat sedang datang bulan, sibuk ngemil cemilan manis.
"Mulut Tristan rasanya hambar. Pahit gitu. Makanya cari makanan manis biar agak berasa," tutur pria itu mengadu seperti anak kecil.
"Tanda mau sakit kali. Mulut rasanya hambar gitu," ucap Bunda mulai khawatir.
"Tapi Tristan merasa baik-baik aja... nggak ada gejala bakal sakit tenggorokan atau flu gitu. Cuma aneh aja rasa mulutnya hambar gini,"
"Kok aneh sih... tingkah kamu ini kayak Tiara kalau lagi datang bulan. Ngemil terus nggak berhenti,"
Tristan terdiam mencerna ucapan Bunda. Ia baru sadar kalau tingkahnya persis seperti cewek yang lagi datang bulan. Pria itu bukan tipe orang yang suka ngemil, dan sejak pulang tadi dia terus ngemil seperti ini. Jelas ada yang aneh dengan tubuhnya saat ini.
"Tiara ngapain sih lama banget ngajak Teressa pergi," ucap Tristan tiba-tiba begitu mengingat sudah tiga jam lebih istrinya pergi menemani Tiara entah kemana. Bahkan saat pulang tadi juga, sudah tidak ada Teressa yang menyambut dirinya.
Bunda melirik putranya tersebut. Jelas sekali terlihat kalau anaknya itu mendadak bad mood. "Nggak tiap hari Tiara ajak istri kamu pergi. Cuma dipinjem sebentar loh... sabar dong, bentar lagi juga pulang,"
Tristan tak berkomentar lagi. Pria itu memilih pergi ke kamarnya. Jelas sekali ada yang aneh dengan dirinya. Bunda menatap heran putranya tersebut. Kenapa putranya itu jadi bertingkah kekanakan seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan