80. Sheila

337 79 19
                                    

Jaga hati, mata, mulut juga jari kalian ~~~
*************************************************

The risk-taker, orang yang berani dalam mengambil keputusan dan mengetahui risiko yang ada hanya secara intuitif saja. Hidup memberikan banyak pilihan yang bisa kita pilih dengan konsekuensi risikonya masing-masing. Terkadang, ada resiko yang sudah bisa kita prediksi secara pasti di awal tapi ada juga resiko yang tidak terprediksi dari awal.

Pada dasarnya, tidak banyak orang yang berani bermain dengan resiko. Secara naluri, kebanyakan dari mereka lebih memilih berada di zona nyaman dan aman. Tapi, tidak sedikit juga dari mereka yang dengan gilanya menantang tiap resiko yang ada. Seolah, mereka baru akan hidup karena keberadaan resiko-resiko dari tiap pilihan yang mereka ambil.

Berani mengambil sebuah pilihan dengan tingkat resiko tinggi, itu artinya kita juga harus berani mengorbankan banyak hal yang memang harus dikorbankan untuk menyelesaikan resiko yang ada. Seperti Sheila, Shandy juga Ayunda. Mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko. Entah seperti apa cara mereka menyelesaikan resiko yang ada nantinya, pastinya mereka sudah siap untuk mengorbankan banyak hal karena pilihan yang mereka ambil.

***

Sheila dan Shandy mendengarkan tiap penjelasan dari dokter dengan saksama. Bayi di dalam kandungan Sheila sudah terbentuk secara sempurna. Dan dalam hitungan minggu, cewek itu akan segera melahirkan. Sejak tiba di rumah sakit sampai kontrol itu berakhir, Shandy tidak pernah melepaskan genggaman tangannya. Berulang kali pria itu mengecup punggung tangan Sheila atau kening cewek itu.

"Kamu kenapa sih? Senyum-senyum terus dari tadi," tanya Sheila memperhatikan Shandy tak berhenti tersenyum.

"Of course, because i'm quite happy for now... why? do i look like a fool because i smile a lot?"

"Wanna hear the truth or the lie?"

"Of course, the truth," sahut Shandy.

"Alright... yes, you do look like a fool," ucap Sheila.

"Handsome fool, right?" goda Shandy sambil tersenyum jenaka. Membuat Sheila mendengus geli mendengar ucapan Shandy yang terlalu percaya diri. "Kok ketawa? Where's the lie?"

"I give up... susah buat ngalahin kepedean kamu," sahut Sheila. Kali ini gantian Shandy yang tertawa. Dikecupnya pipi Sheila yang mulai terlihat chubby seiring perkembangan perutnya.

"Turun yuk... let's have a stroll around. We will get some gelato, your favorite...," ucap Shandy. Pria itu melepaskan seatbelt-nya lalu turun dari mobil. Dengan segera dia berjalan ke pintu penumpang untuk membantu Sheila turun dari mobil. Sheila menggandeng lengan Shandy. Lalu keduanya berjalan di sekitar alun-alun kota Verona, Piazza delle Erbe.

Pada alun-alun itu, banyak penjual yang menjajakan buah juga sayuran segar. Shandy membeli beberapa blueberry segar dengan rasa yang manis. Ia juga membeli beberapa potong roti gandum yang baru saja dikeluarkan dari oven, keju juga susu segar.

"Oh no... why did you buy everything the sell?" Sheila menggelengkan kepalanya memperhatikan kantong belanja yang penuh dengan makanan yang dibeli oleh Shandy.

"Everything looks tasty... and i'm craving for it," jawab Shandy dengan santainya.

"Nanny Silvia bisa membelikan semua ini di supermarket dekat apartemen,"

"Nope... semua yang mereka jual di pasar ini jauh lebih segar daripada yang dijual di supermarket. Dan pastinya... ini lebih baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil,"

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang