1. Reina

2K 200 33
                                    

"Kak Reina," cewek itu memberikan pelukan eratnya pada Reina. "Kangen banget udah lama nggak ketemu Kak Reina...,"

Reina memaksakan senyuman pada wajahnya. Ia melirik Kiano yang saat ini menatapnya dengan wajah sedikit bersalah. Bahkan seharusnya cowok itu menyesal lebih dari sekedar bersalah. Reina mengalihkan perhatiannya pada Krystal.

"Kamu apa kabar? Gimana kuliah?" tanya Reina basa-basi.

"Baik banget aku... kuliah yah... lumayan lah lancar... pengen cepet-cepet wisuda biar nggak capek ngerjain tugas terus," celoteh Krystal dengan riangnya. "Kakak gimana? Kayaknya lagi sibuk banget yah sama fashion week? Kemarin Krystal baru aja beli Vogue terbaru yang hampir setengah majalahnya diisi sama kakak... serius deh, setiap majalah yang ada kakak pasti langsung sold out gitu... itu aja Krystal udah pre-order sebulan sebelumnya loh...,"

"Aku juga baik. Kebetulan satu bulan ini akan istirahat sebelum lanjut ke New York... soal kuliah, jangan terlalu buru-buru. Dinikmatin aja semuanya... suatu saat kamu pasti kangen buat kumpul bareng temen yang nantinya bakal sulit terjadi karena kesibukkan masing-masing,"

"Oke siap!" sahut Krystal. Ah, cewek itu sangat mengagumi sosok Reina. Reina adalah panutannya dalam sosok kakak perempuan yang diidamkannya. Semua tentang Reina akan Krystal jadikan acuan dalam melakukan apapun. Mungkin jika banyak teman-temannya tahu, mereka semua akan merasa iri bagaimana Krystal bisa berteman dengan seorang model papan atas tersebut. Well, thanks to Kiano yang merupakan sahabat Reina.

"Oh, sebentar... aku ke toilet dulu," ucap Krystal yang meninggalkan Reina dan Kiano berdua.

"Rei... sorry... Krystal maksa pengen banget ikut karena udah lama nggak ketemu elo," ucap Kiano langsung begitu mereka hanya berdua. Cowok itu memberikan tatapan memelasnya pada Reina.

"It's okay... I understand kok... gue juga udah lama nggak ketemu Krystal," Reina kembali memaksakan senyumnya. Meski dalam hati ia ingin sekali melampiaskan amarahnya. Tapi lagi, yang bisa Reina lakukan hanyalah menahan semua emosinya.

"Elo emang sahabat terbaik yang paling bisa ngertiin gue," sahut Kiano sembari menggenggam tangan Reina.

Sahabat terbaik? Cih! umpat Reina dalam hatinya. Reina benci dengan julukan yang dimilikinya itu. Ia benci dengan cara Kiano yang hanya memandangnya sebagai seorang sahabat dan tidak lebih. Hingga terkadang Reina berharap ia bisa bertukar tempat dengan Krystal supaya Kiano bisa memberikan perhatian seutuhnya untuk dirinya saja.

"Oh iya... elo apa kabar? Gila sih, gue kangen banget sama elo padahal cuma pisah dua minggu doang,"

"Kenapa nggak nyusul ke Tokyo? Bukannya elo bilang mau nyusulin gue ke Tokyo yah...," tanya Reina mengingat ucapan Kiano seminggu yang lalu mengatakan kalau cowok itu akan menyusul dirinya.

"Ah itu... sorry banget, Rei... Krystal demam waktu itu. Jadi gue nggak tega ninggalin dia. Elo kan tahu gimana rewelnya dia kalau sakit. Kasian kalau mama ngurus sendirian... kebetulan papa juga lagi ke Bali kemarin,"

Reina tersenyum sinis. Cewek itu mengalihkan perhatiannya menatap keluar jendela coffee shop tersebut. Selalu saja semua tentang Krystal. Bagaimana Kiano menjalani kehidupannya harus selalu ada Krystal tiap detiknya.

Jemari Kiano melepaskan genggamannya pada tangan Reina. Membuat cewek itu menoleh dan kembali merutuki dirinya sendiri saat melihat Krystal kembali bergabung dengan mereka.

"Oh iya... kebetulan banget karena satu bulan ini Kak Reina akan stay di Jakarta... jangan lupa dateng ke ulang tahun Krystal minggu depan yah,"

"Ah... Krystal ulang tahun yah... mau kado apa dari kakak?"

Krystal menggelengkan kepalanya dengan segera. "Nggak usah... Krystal cuma mau Kak Reina dateng aja... itu udah bikin Krystal bahagia banget di hari ulang tahun Krystal," cewek itu tersenyum manis.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang