90. Sheila

563 77 13
                                    

Jaga hati, mata, mulut juga jari kalian ~~~
*************************************************

Shandy menimang Arkharega dalam gendongannya. Pria itu menatap bayi mungil tersebut dengan senyum lebar yang tanpa henti tersungging menghiasi wajah tampannya. Setelah tiga hari berada di dalam box incubator, akhirnya dokter mengizinkan Arkharega untuk bersentuhan dengan orang tuanya secara langsung. Sesekali pria itu menciumi pipi tembam bayi mungil tersebut. Harum khas bedak bayi menguar dari tubuh Arkharega, menjadi salh satu baru yang disukai oleh pria itu.

Arkharega baru saja disusui oleh Sheila setengah jam yang lalu. Dan Shandy berinisiatif untuk menidurkan jagoan kecilnya itu. Pria itu sangat bersemangat melakukan tiap hal yang berhubungan dengan Arkharega. Dari belajar mengganti popok, menjemur Arkharega di bawah sinar matahari pagi, menimang Arkharega sebelum tidur, dan masih banyak hal lainnya. Bagi Shandy, melihat tiap gerakan kecil yang dilakukan oleh Arkharega memberikan kebahagian luar biasa untuk dirinya.

Pria itu juga sangat siaga tiap kali Arkharega terbangun di malam hari. Ia akan langsung menggendong Arkharega dan menimangnya untuk kembali tertidur. Atau kalau memang terpaksa, ia akan menyerahkan Arkharega kepada Sheila untuk disusui. Saking siaganya, Shandy akan memanggil para perawat saat Arkharega terus menangis meski sudah disusui. Padahal Arkharega rewel karena popoknya sudah 'penuh'. Se-siaga itu Shandy atau lebih tepatnya panik berkedok siaga. Well, pria itu hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Arkharega. Terutama dalam bentuk perhatian orang tua kepada anaknya.

"Shandy...," suara lembut Sheila menarik perhatian pria itu. Cewek itu tampak sedikit pucat dan baru saja selesai melakukan pengecekan rutin.

"What's wrong, Sunshine? Is everything okay?" tanya Shandy yang memperhatikan Sheila yang berjalan mendekatinya.

"Nothing's wrong," sahut Sheila seadanya. Cewek itu melirik Arkharega yang tampak nyaman dalam gendongan Shandy. "Sini... gantian aku yang gendong biar kamu istirahat,"

"It's okay... kamu yang perlu istirahat, sunshine... lagipula dia baru aja tidur, nanti malah bangun lagi dan rewel...,"

"Okay...," ucap Sheila langsung menurut. Cewek itu pun memilih duduk di ranjang rumah sakit. Ia memperhatikan Shandy yang tampak protektif menggendong Arkharega.

"Kamu selalu sibuk memperhatikan Arkharega," ucap Sheila.

"Bayi mungil ini selalu berhasil mencuri perhatian aku," sahut Shandy. Pria itu mengecup pipi gembul Arkharega. Perlahan, ia meletakkan bayi mungil tersebut dalam box bayi. Setelahnya, Shandy berjalan mendekati Sheila.

"Kamu cemburu sama Arkharega?" tanya Shandy. Pria itu menatap intens Sheila dengan senyum jahil di wajahnya. Satu tangannya terulur mengelus pipi mulus Sheila. Cewek itu tampak pucat tanpa make up sedikit pun.

"Nggak," jawab Sheila yang jelas sekali berbohong. Dan hal itu membuat Shandy tertawa geli. Direngkuhnya wajah Sheila, lalu dikecupnya sekilas bibir pucat cewek itu.

"Kamu nggak pernah bisa bohong. Jelas banget kamu cemburu ke Arkharega," ucap Shandy. Kali ini Shandy membawa tubuh Sheila ke dalam pelukannya.

"Jangan cemburu, Sheila... perhatian aku ke Arkharega itu merupakan hal wajar... bayi itu memikat semua orang untuk sibuk memperhatikannya...," bisik Shandy tepat di telinga cewek itu. Tidak lupa ia memberikan sebuah kecupan pada puncak kepala Sheila.

"I know... it sounds weird... but... I admit that I'm a bit jealous," jujur Sheila dengan suara berbisik.

Shandy melepaskan pelukannya. Ditatapnya wajah Sheila secara saksama. Lalu pria itu mengecup kening, kedua kelopak, ujung hidung, kedua pipi juga bibir Sheila.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang