2. Sheila

1.4K 157 11
                                    

Jaga hati, mata, mulut juga jari kalian ~~~
.
KONTEN DEWASA (+18) !!
Dosa ditanggung pembaca !!
*************************************************

Sheila mengerjapkan kedua kelopak matanya mencari fokus. Ia bisa merasakan sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kamar. Sebuah senyum tersungging di bibir cewek itu saat otaknya memutar kegiatan panas yang semalam ia lakukan.

Cewek itu beranjak bangun dari posisi tidurnya. Menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya. Tangannya meraih kimono berbahan satin lalu menyampirkannya dipundak untuk menutupi tubuhnya tersebut. Kedua telinganya mendengar suara dari arah luar kamar yang ditempatinya. Dengan riang, Sheila melangkahkan kakinya menuju sumber suara tersebut.

Senyum di wajahnya semakin melebar saat melihat penampakan seorang pria yang tengah bergulat dengan peralatan dapur. Sheila berdiri menyandar di dinding dengan kedua tangan terlipat di dadanya. Merasakan kehadiran orang lain di dapur membuat pria tersebut menoleh.

"Morning, sunshine...," sapa pria itu dengan suara lembut nan menggodanya. Ah, Sheila suka sekali dengan suara berat yang selalu terdengar seksi itu. Sheila melangkahkan kakinya mendekati pria itu. Dengan santainya, cewek itu melingkarkan kedua tangannya pada pinggang si pria. Di balik kaos yang dikenakan pria itu, Sheila bisa merasakan tonjolan otot perut yang seksi milik si pria.

"Pancake?" tanya pria itu menawarkan pancake yang sedang dibuatnya. Sheila menggelengkan kepalanya. Tangannya terulur dan mematikan kompor tersebut. Pria dihadapannya itu pun membalikkan badan dan menatapnya dengan saksama. Sebuah seringaian menghiasi wajah tampannya. Dalam hitungan detik, pria itu mengangkat tubuh Sheila dan mendudukannya di atas kitchen isle. Kedua tangannya yang berpegangan pada kitchen isle berada di kedua sisi tubuh cewek itu.

"What is it, sunshine? Aren't you hungry?" tanya pria itu dengan kedua mata yang menatap mesra Sheila. Sheila tersenyum sekilas. Tangannya mengelus pipi pria tampan di depannya ini. Perlahan ia merundukkan tubuhnya hingga wajah mereka hanya berjarak sepersekian centimeter dan semakin mendekat yang pada akhirnya membuat bibir Sheila menyatu dengan bibir seksi pria itu.

Pria itu dengan senang hati mencium bibir merah Sheila. Bahkan tidak hanya bibir saja, tapi juga leher dan terus bergerak turun pada pundak juga dada Sheila. Tangannya juga bergerak menurunkan kimono satin yang menutupi tubuh Sheila. Tanpa malu, Sheila melenguh pelan saat merasakan gigitan-gigitan kecil pada pundak juga belahan dadanya. Ah, pria itu selalu tahu dimana saja titik-titik sensitif pada tubuh Sheila.

Sheila mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu saat merasakan tubuhnya terangkat. Ia tahu akan dibawa kemana dirinya. Tentu saja kembali ke kamar dan melanjutkan permainan mereka dengan leluasa disana.

***

"Please this way, Mr. Shandy Wicaksana...," seseorang menyebutkan nama pria seksi yang berada di samping Sheila. Sayangnya, Sheila tidak bisa melihat siapa dan berada dimana mereka saat ini. Sebuah kain menutupi kedua mata Sheila.

Cewek itu merasakan Shandy yang menuntun tubuhnya duduk pada sebuah bangku. Hingga dalam hitungan detik berikutnya, kain penutup itu terlepas dari mata Sheila dan pemandangan Opera House menyambut dirinya. Sontak, mulut Sheila terbuka lebar menganggumi pemandangan yang dilihatnya. Mereka berada di salah satu restaurant mewah di dekat Sydney Harbour Bridge yang menghadap langsung ke Opera House.

"Do you like it, sunshine?" tanya Shandy. Sheila menatap pria tampan yang duduk di depannya itu.

"Can't describe it with word...," jawab Sheila dengan senyum lebarnya. Shandy meraih tangan cewek itu lalu mengecup punggung tangannya.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang