Sudah dua minggu Shandy meninggalkan Verona dan berada di Milan bersama Ayunda. Mereka melakukan rutinitas yang sama tiap hari. Dari pagi sampai siang, Shandy akan menghabiskan banyak waktu dengan laptop atau terkadang melakukan rapat lewat conference call. Lalu setelah menyelesaikan semua pekerjaan, ia akan menghabiskan waktu bersama Ayunda. Seperti saat ini, mereka sedang menikmati sore di sekitar Naviglio Grande. Berjalan kaki menikmati pemandangan kanal di tengah kota sekaligus mencari restoran yang menarik perhatian untuk dikunjungi menikmati makan malam.
Shandy membiarkan tangan Ayunda bersembunyi di dalam kantong coat yang dikenakannya. Satu tangan pria itu melingkar sempurna di pundak istrinya. Merengkuh tubuh Ayunda dan memastikan kalau istrinya cukup hangat berada dalam dekapannya. Hari itu, cuaca kota Milan lebih dingin dari biasanya.
"Shandy, lihat...," Ayunda menunjuk penjual es krim Turki yang sedang melakukan aksi pada pelanggannya. "Aku mau itu, Shandy...,"
"Cuaca sedang dingin, dan kamu ingin memakan es krim? Ayunda... kamu bisa terserang demam nanti," sahut Shandy yang secara tak langsung menolak permintaan istrinya itu.
"Shandy, please... Cuma sekali ini aja... boleh yah?" rengek Ayunda dengan ekspresi memohonnya. Senjata paling ampuh untuk membuat Shandy menuruti permintaannya.
"Nggak, Ayunda... jangan memasang ekspresi seperti itu. Aku nggak akan mengiyakan permintaan kamu," keukeuh Shandy.
Ayunda pun tak menyerah. Ia menangkupkan kedua tangannya, juga semakin menunjukkan ekspresi memelas pada wajahnya. "Please... please grant my wish, my handsome hubby,"
Lagi, untuk kesekian kalinya, Shandy kembali luluh pada rengekan Ayunda. Melihat ekspresi pasrah di wajah Shandy, sontak membuat Ayunda tersenyum lebar.
"Yes! Ayo kita beli es krim," sahut Ayunda riang. Ia menarik tangan Shandy dan membawa pria itu mendekati penjual es krim Turki.
"Try it, Shandy...," titah Ayunda.
"Try what?"
"Catching the ice cream... you should catch the ice cream first, penjual melakukan sebuah atraksi melalui kecepetan tangan mereka, lalu kita akan berusaha mendapatkan es krim yang kita inginkan... seperti orang itu," ucap Ayunda menunjukkan seorang pelanggan yang sedang berusaha mendapatkan es krim.
"Kenapa mereka menyulitkan para pelanggan?" komentar Shandy yang heran dengan tingkah penjual es krim tersebut.
"That's the entertainment of buying this ice cream,"
Shandy mengusap puncak kepala Ayunda lalu mengecup kening istrinya itu. Merasa gemas melihat tingkah kekanakan Ayunda. Mereka mengantri beberapa saat hingga akhirnya tiba giliran mereka.
"Two flavors please... strawberry and vanilla," ucap Shandy pada penjual es krim. Ayunda dengan sigap mengeluarkan kameranya untuk merekam aksi Shandy mendapatkan es krim tersebut.
"Oh no... really?" ucap Shandy yang mulai merasa kesal karena tak kunjung berhasil menangkap es krim yang disodorkan. Ayunda menahan tawanya melihat wajah kesal sang suami.
"It's a struggle to get this ice cream," protes Shandy ketika akhirnya ia berhasil mendapatkan es krim tersebut.
"Here," pria itu menyodorkan es krim tersebut pada Ayunda.
"You're the best, Shandy," ucap Ayunda sembari mengecup singkat pipi suaminya.
"Dan kamu selalu bisa membuat aku nurutin semua permintaan kamu," balas Shandy yang kembali merangkul istrinya lalu membawa Ayunda duduk pada bangku kosong yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan