Bodoh dan Gila, adalah dua kata paling pas untuk mendeskripsikan seorang Reina. Iya, Reina sadar betul kalau keputusannya beberapa menit yang lalu adalah keputusan paling bodoh dan gila yang diulanginya lagi untuk ke sekian kalinya. Seharusnya, Reina membiarkan Kiano pergi ke kamar yang dipesannya. Seharusnya, Reina tidak perlu menahan Kiano pergi. Tapi lagi, setan di dalam batin Reina kembali memenangkan pertarungan ini.
"Kiano...," panggil Reina pelan.
"Hm?" Kiano yang tadinya berbaring membelakangi Reina, langsung mengganti posisi menghadap sahabatnya itu. "Gue kirain udah tidur,"
Reina menggeleng pelan. "Nggak bisa tidur...,"
Satu tangan Kiano terulur untuk mengelus puncak kepala Reina. "Kenapa? Kan gue udah di sini...,"
Reina menghembuskan napas pelan. "Kiano...,"
"Iya, Reina...," sahut Kiano. Kemudian cowok itu tertawa pelan lantaran merasa lucu dengan tingkah Reina. "Kenapa sih? Gue di deket elo gini, manggilnya berasa kayak gue jauh aja...,"
Lagi. Cewek itu hanya menggeleng pelan. Reina meraih tangan Kiano yang mengelus puncak kepalanya, lalu menggenggamnya erat. Ia memperhatikan dengan saksama bagaimana jemari mungilnya terasa sangat pas bertautan dengan jemari tangan Kiano. Selalu ada perasaan aman dan nyaman tiap kali Kiano menggenggam tangannya.
"Kiano...,"
"Hm...," Kiano tersenyum memperhatikan Reina. Ia masih menunggu dengan sabar apa yang ingin diucapkan oleh sahabatnya itu.
"Please, talk about something... talk until I feel sleepy then fall asleep," ucap Reina.
Kiano mengernyitkan keningnya. Cowok itu tampak berpikir sejenak. "Rei... would you like hearing me sing a lullaby for you?"
Sontak, Reina langsung memelototi Kiano. "Don't you dare, Kiano... suara elo tuh bikin gue pusing,"
Kiano tertawa mendengar protes dari Reina. "Terus gue harus gimana dong biar elo cepet tidur? Gue udah di sini juga elo masih belom tidur, gue mau nyanyi lullaby malah elo nggak mau dengerin. What should I do for you, Rei?"
"I don't know... hm... let's just have a pillow-talk, okay? Talking about random things like we used to do before... we've been busy with ourself the past few days...,"
"Ask me first, Rei... then I'll talk nonstop after that...,"
Reina menggigit bibir bawahnya. Cewek itu berpikir sejenak mencari sebuah pertanyaan yang akan ia ajukan untuk Kiano. Perlahan, kedua bola mata cewek itu menatap ke dalam sepasang bola mata coklat milik Kiano. Sepasang bola mata yang selalu disukai Reina untuk ditatap.
"Tell me... the person in your number one priority list...,"
"Of course, it's you...," jawab Kiano langsung dan santai. "Elo sendiri gimana?"
"Mas Remi," sahut Reina.
"Dih... curang! Gue nyebut elo, kok malah elo nyebut mas Remi sih...,"
"Yah kan terserah gue mau nyebut siapa...,"
Kiano memanyunkan bibirnya merasa kesal dengan jawaban Reina. Cowok itu kemudian membalikkan badannya membelakangi cewek itu.
"Ih... kok ngambek sih? Kiano... balik sini lihat gue... kok malah gue dicuekin gini sih...," Reina berusaha menarik tubuh Kiano agar cowok itu kembali menghadap ke arahnya.
"Jangan ngambek deh...," bujuk Reina. "Iya iya... Reina ganti jadi Kiano... nggak jadi mas Remi,"
"Nah gitu dong... kan suka jadinya Kiano," sahut Kiano yang kembali berbalik menghadap Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan