Setelah dari Batu Night Spectacular, Sheila mengajak Reina dan Teressa pergi mencari kuliner malam di Malang. Dan pilihan cewek itu jatuh ke sebuah warung minuman Ronde Titoni. Karena selama di perjalanan tadi, Teressa secara tiba-tiba ingin menikmati wedang Ronde yang akhirnya membuat Yossi memutar arah mobil menuju warung minuman tersebut. Kerena memang awalnya Sheila mau mengajak mereka pergi ke warung rawon khas Malang.
"Bau wedang ronde-nya enak banget nih," ucap Teressa begitu mereka turun dari mobil. Bau khas wedang ronde yang sarat dengan rempahnya memang menguar sampai ke tempat parkir.
"Rame banget. Emang paling terkenal yah?" tanya Reina yang memperhatikan barisan pengunjung yang mengular rela mengantri untuk mendapatkan semangkuk wedang ronde.
"Kalian cobain aja nanti baru bisa kalian nilai kenapa rame banget," ucap Sheila sambil membawa kedua temannya itu mendekati penjual wedang ronde.
"Pak, empat yah...," ucap Sheila pada si bapak penjual wedang ronde.
"Woke mbak e... antri yoh," sahut si bapak penjual. Mereka duduk pada kursi kosong yang ada, mengantri sampai pesanan mereka tiba.
"Yossi... mbak besok mau ke Bromo lihat sunrise, kamu punya temen yang sewain jeep kan? Dipesen sih buat besok,"
"Besok banget nih mbak? Kalau mau lihat sunrise dari sini berangkat tengah malam loh... jam sebelas deh biar nggak kesiangan sampai Bromo,"
"Yah nggak apa-apa... kan kamu yang nyetir ke sana. Kita bertiga mah duduk anteng wae,"
"Aku ngajak pacarku yoh?" tanya Yossi.
"Lah? Punya pacar sampeyan? Nggak dikenalin sama mbak piye toh bocah,"
"Bukan nggak mau ngenalin, sampeyan aja jarang pulang ke sini... piye mau ngenalin,"
"Diajak aja nggak apa-apa kok, Yossi... makin ramai kan makin seru," timpal Teressa.
"Pasti mbak... masa ngelihat sunrise dewe'an... yah nggak berasa momen romatisnya," celetuk Yossi yang membuat ketiga cewek itu hanya bisa tertawa geli merespon mahasiswa tersebut.
"Pacarnya Yossi cantik yah? Kayaknya Yossi sayang banget sampai mau ngelihat sunrise bareng pacar gitu...," ucap Reina iseng.
"Nggak usah ditanya, mbak Reina... Yossi ngedapetin dia tuh perjuangan banget. Pacarku ini kembang kampus... yang naksir banyak, tapi yang naklukin hatinya dia cuma aku," celoteh Yossi bangga.
"Pakai pelet mesti... Jelek gini bisa dapet pacar cantik. Yah ada jampi-jampiannya...," ledek Sheila.
"Sembarangan yah sampeyan, mbak... pacarku tuh nggak lihat penampilan. Tapi lihat hati, yen wong kalo tresno yah dheweke bakal tresno wae...,"
"Ngapusi," sahut Sheila.
"Hmm... nggak percaya. Hati mbak... Cinta itu pakai hati... bukan pakai pelet," ucap Yossi. "Tapi tetep... harus pakai logika juga,"
Sheila mengacak rambut adiknya tersebut. Merasa lucu dengan tingkah sok dewasa dari Yossi. Entah sejak kapan adiknya itu berubah menjadi seorang sosok dewasa seperti ini. Seingat Sheila, Yossi adalah bocah laki-laki cengeng yang selalu mengadu tiap saat padanya.
Sedangkan Teressa dan Reina menikmati kedekatan antara Sheila-Yossi. Melihat kakak-adik itu, membuat mereka jadi teringat pada sosok kakak yang mereka miliki.
"Ngelihat kalian kayak gini, bikin aku jadi kangen sama kakakku," celetuk Teressa. "Udah lama kami nggak bercanda kayak kalian... yah, karena sudah sibuk mengurusi keluarga kecil kami masing-masing,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan