33. Sheila

494 97 6
                                    

"Bunda...," teriak Sheila penuh semangat saat melihat sosok wanita paruh baya yang sudah hampir setahun tidak dilihatnya. Cewek itu berlari cepat lalu memeluk erat tubuh mungil sang Bunda.

"Sheila kangen banget sama Bunda," bisik cewek itu kemudian menciumi kedua pipi Bunda.

"Kamu sih sibuk sekali sama kerjaan jadi susah pulang," balas Bunda sembari memandangi wajah putri sulungnya itu.

"Maaf bunda... tapi kan yang penting hari ini Sheila pulang," sahut Sheila dengan senyum lebar di wajahnya.

"Oh iya... kenalin teman-teman Sheila. Yang ini namanya Reina dan yang ini namanya Teressa,"

"Halo tante, saya Reina," ucap Reina memperkenalkan diri. Cewek itu mencium punggung tangan Bunda Sheila juga memeluk wanita tersebut.

"Saya Teressa, tante...," Teressa pun melakukan hal yang sama seperti Reina. Cewek itu juga mencium punggung tangan Bunda Sheila dan memeluknya.

"Cantik cantik semua temennya Sheila...," puji Bunda menganggumi kedua teman putrinya tersebut.

"Ayo masuk... maaf sekali rumahnya Sheila sederhana seperti ini. Nggak usah sungkan yah, anggap aja rumah sendiri. Pokoknya kalian nikmatin liburan kalian selama di Malang...," ucap Bunda sembari mengajak masuk ketiga cewek itu ke dalam rumah.

"Kita yang jadi nggak enak ngerepotin tante kayak gini... dadakan lagi ngabarin mau main ke sini," sahut Reina dengan senyum cantiknya.

"Tante malah seneng kalau rumah jadi ramai. Biasanya sepi sekali... cuma ada tante, adiknya Sheila sama si mbok,"

"Eh iya baru inget... Yossi kemana, Bunda? Kok nggak kelihatan?" tanya Sheila menyadari adik laki-lakinya itu tidak menunjukkan batang hidungnya.

"Ada kuliah pengganti dadakan. Karena itu juga dia nggak bisa jemput kamu di Bandara, "

Bunda menatap Reina dan Teressa. "Tante udah beresin kamar tamu buat kalian, tapi terserah nanti mau tidur sama Sheila atau di kamar tamu aja,"

"Makasih banyak tante... sekali lagi maaf karena merepotkan seperti ini," ucap Teressa.

"Udah nggak apa-apa. Santai aja yah... Oh iya, ini diminum dulu jahe hangat buatan si mbok. Tante ke dalam bentar yah... mau lanjut masak buat makan siang," ucap Bunda kemudian berlalu masuk ke bagian dalam rumah menuju dapur.

"Bunda kamu ramah sekali. Jadi nggak enak ngerepotin gini," sahut Reina langsung setelah kepergian Bunda dari ruang tamu tersebut.

"Nggak apa-apa... santai aja," ucap Sheila.

"Sheila... ayah kamu... seorang TNI?" tanya Teressa saat kedua matanya menatap sebuah foto keluarga yang terpajang di dinding.

"Iya... almarhum ayah seorang TNI,"

"Almarhum? Ya ampun... maaf saya nggak tahu kalau...,"

"Santai aja, Teressa... Almarhum ayah meninggal saat ada perang di Aceh," ucap Sheila. Meski cewek itu tersenyum namun masih bisa terlihat sorot sedih dalam kedua matanya. Dengan segera Teressa meraih tangan Sheila lalu menggenggamnya lembut.

"I'm okay, Teressa...," sahut Sheila.

"I know...,"

"Hm... nanti malem kita ke Batu Night Spectaculer terus lanjut ke alun-alun kota gimana? Sekalian nyobain kuliner malam yang ada di Malang," usul Sheila.

"Kita ikut kemana tuan rumah ngajak kita pergi," sahut Reina semangat.

"Percaya sama aku... kalian bakal nikmatin liburan paling seru selama di sini," janji Sheila.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang