Jaga hati, mata, mulut juga jari kalian ~~~
*************************************************"Ke Singapore yuk?" ucap Kiano tiba-tiba.
"Ngapain?"
"Main aja ke sana," jawab Kiano santai.
"Elo lagi ada masalah?" tuduh Reina yang merasa aneh dengan tingkah Kiano. Beberapa hari ini, cowok itu terkesan lebih pendiam.
"Emang... gue terkesan kayak lagi ada masalah yah?" Kiano balik bertanya.
"Iya,"
Kiano tersenyum tipis. Cowok itu menoleh pada Reina. "Temenin gue ke Singapore yuk... kita main aja ke sana... mau yah?"
"Kalau gue bilang nggak mau, boleh?"
Cowok itu langsung menggelengkan kepalanya pelan. "Jawabannya cuma mau atau mau banget,"
"Kebiasaan deh maksa orang," protes Reina.
"Mau kan nemenin gue kabur ke Singapore?" tanya Kiano yang diiringi dengan senyum manis khasnya. Sebuah senyum yang biasa ia tunjukan kalau sedang membujuk Reina.
"Nggak bisa nolak juga gue, kan?"
***
Reina tahu kalau terkadang Kiano suka menangis dalam tidurnya. Biasanya yang dilakukan oleh cewek itu adalah memeluk Kiano sembari menepuk pelan lengan cowok itu, berusaha meredakan isak tangis dalam tidurnya. Kalau sudah menangis dalam tidur seperti itu pertanda kalau Kiano sedang kelelahan dan dibebani banyak pikiran. Kadang cowok itu juga suka mengigau dengan mengatakan 'kangen bunda'. Dan seperti biasanya, yang dilakukan Reina adalah menggenggam tangan cowok itu. Meyakinkan pada Kiano kalau semuanya akan baik-baik saja.
"Gue kangen bunda, Rei...," celetuk Kiano tiba-tiba. Keduanya sedang menikmati gelato setelah seharian mengelilingi Gardens by the Bay.
"Kirim doa kalau kangen. Atau ziarah ke makam," nasihat Reina.
"Papa mau nikah lagi, Rei...," ucap Kiano lagi.
"Bagus dong? Artinya... sebentar lagi akan ada orang yang ngurusin Papa juga elo. Jadi elo nggak perlu ngerepotin gue lagi," sahut Reina sambil bercanda.
"Gitu yah, Rei?"
Cewek itu menoleh pada Kiano. Baru disadarinya kalau cowok itu memiliki sorot mata yang nampak sendu. Pandangannya menatap jauh pada orang-orang yang lalu lalang.
"Elo... nggak suka?" tanya Reina hati-hati. Cewek itu merasa aneh karena dulu Kiano sering mengatakan padanya ingin mencarikan istri baru untuk Papanya supaya sang Papa tidak perlu mengurus diri sendiri.
"Suka kok...,"
"Tapi kelihatanya elo kayak nggak suka gini,"
Kiano menoleh pada Reina. Cowok itu tersenyum tipis dan membuat Reina semakin bingung dengan tingkahnya. "Rei, gue boleh minta peluk?"
"Hmm... boleh. Sini gue peluk," Reina mengulurkan kedua tangannya lalu menarik tubuh Kiano ke dalam pelukannya. Dibiarkannya kepala Kiano yang bertopang pada pundaknya. Perlahan satu tangan cewek itu menepuk punggung Kiano pelan. Beberapa menit terlewat hingga akhirnya Reina merasakan pundaknya basah. Didorongnya tubuh Kiano menjauh. Dan benar saja, cowok itu sedang menangis tanpa suara.
"Elo kenapa? Kok nangis?" kedua tangan cewek itu menghapus air mata di wajah Kiano.
"Gue kangen bunda, Rei... Kangen banget...,," lirih Kiano.
"Gue cuma anak kecil saat Tuhan ngambil Bunda dari gue. Gue harus belajar mandiri di saat kebanyakan temen-temen gue masih bisa manja ke ibu mereka. Gue harus melewati masa remaja gue sendiri, karena Papa harus cari uang buat gue. Nggak ada yang nyiapin sarapan pagi buat gue, nggak ada yang nyambut gue kalau pulang dari sekolah, nggak ada yang ngucapin selamat tidur buat gue, dan nggak ada yang buatin gue kue ulang tahun. Gue cuma sendirian, Rei... semuanya gue lewati sendirian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls ! [COMPLETED]
General Fiction3 wanita dipertemukan secara tak sengaja. 3 wanita dengan cerita mereka. 3 wanita dengan masalah menyangkut satu hal yang sama : CINTA. . . BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN !! . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan