26. Reina

508 115 39
                                    

Reina keluar dari kamar mandi dan baru saja selesai membersihkan dirinya. Kedua tangan cewek itu sibuk mengeringkan rambut panjangnya yang basah.

"Gue bantuin...," ucap Kiano mengambil handuk kecil dari tangan Reina. Cowok itu juga menarik tubuh Reina untuk duduk di tepi tempat tidurnya. Dengan telaten, tangan Kiano bergerak lembut mengeringkan rambut Reina. Sesekali, cowok itu mencium rambut Reina yang harum buah peach.

"Kiano...," panggil Reina pelan.

"Apa?" respon Kiano.

"Elo... nggak mau nanya ke gue... kenapa gue pergi ke Seoul tanpa ngabarin elo lebih dulu?" tanya Reina hati-hati. Tangan Kiano berhenti sejenak sebelum kembali mengeringkan rambut Reina.

"Nggak," jawab Kiano singkat.

"Didn't you say that you were really worried about me?"

"I did... tapi gue nggak mau bahas masalah ini lagi. I'm grateful that you're here right now with me," sahut Kiano.

"Kiano... aren't you disappointed with my behavior like that? Gue pergi tanpa kasih kabar ke elo loh...,"

Tangan Kiano berhenti mengeringkan rambut Reina. Cowok itu kemudian beranjak dari posisinya. Ia memasukkan handuk kecil tersebut ke dalam keranjang pakaian kotor. Kemudian Kiano kembali mendekati tempat tidur dan berdiri di samping Reina. Dalam diamnya, Reina memperhatikan setiap pergerakan Kiano.

"Let's sleep now, Rei...,"

Reina mendesah pelan mendapati Kiano yang mendadak 'dingin' seperti ini. "Elo kenapa sih? Kayak menghindari pertanyaan gue gini... emang elo nggak penasaran kenapa gue tumben banget nggak kasih kabar ke elo...,"

Kiano memperhatikan wajah Reina. Tangan cowok itu mengacak rambutnya. "Damn, Rei... gue kecewa banget elo nggak kasih kabar gue dan pergi mendadak kayak kemarin. Tapi gue nggak mau bahas masalah itu... I believe you had your own reason... yang penting buat gue adalah elo ada di deket gue kayak gini," sahut Kiano dengan nada suara yang sedikit meninggi. Membuat Reina tak berkutik mendapati respon seperti itu dari Kiano.

"Now, let's sleep... we need some rest... okay? Please, Rei... gue nggak mau bahas masalah kemarin. I need you beside me... and you're here right now... that's what important for me...,"

Reina tercenung. Cewek itu membeku di tempatnya. Setiap kata yang diucapkan Kiano, memenuhi rongga telinga Reina. Tangan Kiano menyentuh wajah Reina dan menarik perhatian cewek itu hingga menatap padanya.

"Rei... cukup yang kemarin... you know how messed up I was without you," lirih Kiano. Cowok itu kemudian mengecup pipi Reina lembut.

 Cowok itu kemudian mengecup pipi Reina lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reina mengangguk pelan. Cewek itu mengikuti Kiano yang membawanya untuk berbaring di tempat tidur. Tangan Kiano bergerak menyelimuti tubuh Reina. Seperti biasa, cowok itu juga memeluk tubuh mungil Reina. Berbagi kehangatan di tengah dinginnya malam. Satu tangan Kiano sibuk mengelus puncak kepala Reina. Bahkan sesekali Kiano juga mengecup kening Reina.

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang