25. Reina

452 115 34
                                    

Reina menyuapkan sepotong waffle dengan syrup maple dan sedikit vanilla ice cream ke dalam mulutnya. Ia mengunyah pelan merasakan sensasi manis yang melebur di dalam mulutnya. Pandangan cewek itu menerawang menatap jalanan ramai yang ada di luar kedai kopi tersebut. Dari tempatnya, Reina memperhatikan tiap pejalan kaki yang berlalu lalang di jalanan kota Seoul.

Sudah lima hari ia berada di kota ini. Satu kota yang berjarak 5,293 km dari Jakarta. Yang berarti saat ini juga Reina berada jauh 5,293 km dari Kiano. Setelah tiga hari kemarin ia disibukkan dengan rangkaian acara award bergengsi yang harus dihadirinya juga beberapa pemotretan dengan majalah fashion, hari ini Reina memutuskan untuk sedikit menikmati kota Seoul sebelum besok harus kembali lagi ke Jakarta.

Sendirian berada di kota yang asing, dengan hanya ditemani secangkir kopi juga seporsi waffle, menjadi salah satu kegiatan yang akhir-akhir ini jadi sering Reina lakukan tiap kali berada di negara lain. Dengan menikmati me-time seperti ini cukup membantu Reina untuk melupakan Kiano sejenak.

Iya, hanya sejenak. Karena ponsel yang berada di samping Reina bergetar dan menampilkan nama 'Kiano' pada layarnya. Reina hanya menatap lama layar ponselnya tanpa berniat untuk menerima panggilan tersebut. Hingga beberapa menit terlewat akhirnya nama Kiano tak lagi muncul.

Reina memejamkan kedua matanya erat sembari menghela napas panjang. Cewek itu kemudian meneguk cairan pahit dari dalam cangkirnya. Tangan kirinya membuka chat room berisi sepuluh pesan dari Kiano yang sudah beberapa hari ini tidak dibukanya apalagi dibalasnya. Iya, Reina sengaja menahan diri untuk membalas semua chat itu. Bahkan dari awal juga Reina tidak mengabari Kiano perihal kepergiannya ke Seoul kali ini.

Kiano
Rei... are you busy?
Sorry for disturbing you
Rei... sibuk banget yah?
Sampe chat gue nggak dibales
Damn Rei... Elo kemana sih?
Oke... Remi said you were in Seoul
Why didn't you tell me?
Rei...? Can you sleep there?
I can't sleep here. I need you...
Damn Rei... please answer my phone
Rei... I fucking miss you...

Sebuah helaan napas yang berat keluar dari bibir mungil Reina. Hatinya bergemuruh membaca pesan tersebut. Reina menggigit bibir bawahnya menahan isakan yang bisa keluar kapan saja. Untuk kali ini, walau hanya sesaat Reina ingin mengabaikan Kiano. Seperti kata Remi, Reina punya pilihan untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri.

***

Di belahan bumi yang lain pada waktu yang berjalan lebih lambat dua jam, Kiano menatap lama layar ponselnya. Entah sudah berapa kali ia mencoba menghubungi Reina tapi hanya berakhir pada kotak suara. Cowok itu merasa aneh dengan tingkah Reina. Pasalnya cewek itu pergi ke Seoul tanpa memberitahu dirinya lebih dulu. Kalau saja Kiano tidak bertanya pada Remi, maka ia sama sekali tidak akan tahu kemana perginya Reina. Dan juga, sejak lima hari yang lalu Reina sama sekali tidak membalas pesan yang dikirimnya satu pun.

Tangan Kiano menyugar rambutnya dengan kasar. Cowok itu menatap keluar jendela ruang kantornya. Kemudian pandangannya kembali beralih pada layar laptopnya yang menampilkan salah satu laman majalah fashion online. Ada foto Reina yang terpampang pada laman tersebut. Atau lebih tepatnya foto Reina yang bersanding dengan seorang aktor Korea Selatan. Tautan laman majalah fashion itu sendiri dikirimkan oleh Krystal yang menanyakan perihal kebenaran isi berita yang ada.

"Rei... what's wrong with you?" monolog Kiano yang kedua matanya terus memperhatikan foto Reina.

***

Wanda menyodorkan ponselnya yang bergetar ke hadapan Reina. "He keeps calling me since yesterday... perlu gue angkat atau nggak?"

Reina menatap layar ponsel Wanda. Nama 'Kiano' terpampang pada layar ponsel tersebut. "Nggak usah. Jangan. Nanti gue aja yang telepon dia,"

Girls ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang