sadar

243 41 24
                                    

~KLAP~

Mata Alexa terbuka. Rasa pening sekaligus nyeri seketika datang dan langsung menyerangnya tanpa permisi.

"Ayah! Ayah! Mama bangun ayah!"

Alexa lantas menoleh, mendapati anak kecil yang berumur sekitar 4-5 tahun tengah membangunkan seseorang yang tertidur di sofa.

"Hah? Kenapa min?" Kata orang itu setengah mengantuk.

Sedang si anak kecil dengan antusias menarik-narik tangan lelaki yang dipanggil ayah, "itu mama ale udah banguuuun liat ituu!"

Lelaki yang sangat amat Alexa kenal itu lantas menoleh dan mengucek matanya beberapa kali sembari menatap Alexa dengan tatapan tidak percaya.

"Le? Udah sadar? Aduh ya ampun bentar gue panggil dok—"

"Yem, mereka siapa?"

"Mereka sia—hah? Mereka? Lo kenapa deh, masa amnesia?"

Alexa masih menatap bingung ke arah anak perempuan yang sedang bersembunyi di balik badan Ayem, juga satu anak laki-laki berumur sama dengan si anak perempuan yang tertidur nyenyak di sofa.

"Ma? Mama kok liatin dede kayak gitu si... Mama malah ya, sama dede?"

Anak kecil itu tampak lucu dan menggemaskan, juga familiar. Seperti ada mirip-miripnya dengan ibunya dan samuel.

"Mama?" Ulang Alexa.

Tanpa disangka anak itu malah menangis dan memeluk kaki Ayem.

"Ayah, mama marah sama mamin!"

Ayem lantas menenangkan anak itu dengan menggendong dan memeluknya sesekali diciumi puncak kepalanya.

"Yeu tega lu le, sama anak sendiri!" Ujar Ayem ketus.

Alexa jelas bingung. Terakhir kali ia ingat ia tengah menjemput ajalnya bersama Ryan.

Tapi kenapa dia bangun di rumah sakit dalam keadaan—tunggu, badannya?

Alexa lantas menyingkap selimutnya. Pandangannya langsung fokus ke arah kedua kakinya yang masih utuh lalu beralih ke tangan, dan wajahnya yang ia raba-raba.

"Le, lu kenapa sih?"

Perempuan itu pada akhirnya dapat bernafas lega ketika sadar bahwa badannya masih utuh, tak kurang suatu apapun, kecuali pening di kepalanya.

"Mama..."

Alexa sedikit ragu, namun instingnya memaksanya untuk tersenyum dan mengulurkan kedua tangannya ke arah anak itu.

"Mau ngapain?" Tanya Ayem.

Alis Alexa bertaut, "Mau gue gendong lah! Anak gue, kan?"

"Segede gini mau lo gendong, terus yang di dalem perut lo mau ditaro mana? Udah deh gausah aneh-aneh lo, gue panggil dokter dulu!" Kata Ayem sembari menurunkan si anak perempuan.

"Yem,"

Ayem menoleh, "Apa?"

Alexa menatap anak perempuan di depannya dan juga anak laki-laki yang terlelap di sofa secara bergantian.

"Mereka... Beneran anak gue?"

Lelaki bernama asli Changkyun itu hanya bisa melirik Alexa sekilas diiringi dengan helaan nafas kasarnya.

"Ini Jasmine, yang di sana Justin. Biasa dipanggil mamin sama atin. Mereka berdua anak lo le, anak biologis lo, yang ngelahirin lo."

Alexa masih bingung, tapi sebisa mungkin ia mencoba untuk percaya.

"Terus yang jadi suami gue siapa? Ga mungkin lo, kan?"










































































"Iya, gue suami lo."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Yah guys it's been a long time. Maafin banget kalo cerita ini ga lanjut-lanjut bahkan ada juga yg kemaren pamit di komen buat ga lanjut baca cerita ini.

Btw kalian apakabs readersnim aduuuhhh lama bgt ga nyapa dengan panggilan readersnim. Stay health stay safe ya guys.

Pandemi ini pada sibuk ngapain aja guys???

Aku pindah lapak ke tuiter, wrote an au di sana dan interact with a lot of people.

Aku ga janji tapi aku bakal sesegera mungkin lanjutin cerita ini, biar bisa move ke cerita lain dengan akun lain juga tentunya.

Makasih banget buat kalian yang masih stay tune sampai sejauh ini.

Makasih banyak ya readersnim-nya alloo makasih banyaaakk 😭😭😭

Lafyaaa 🥰🥰🥰

✘Dare; Daniel✘ [CONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang