XIV

531 65 6
                                    

Louisa yang masih berada di kursinya, melihat kedatangan Emily dan Felix berjalan masuk ke dalam ruang kelas. Emily sempat menatap datar ke arahnya hingga membuat Louisa mengalihkan pandangan tersebut dari Emily.

"Ada apa dengan pipi kirimu?"

Pertanyaan itu membuat Louisa menoleh ke arah sumber suara. Dia tertegun melihat keberadaan Emily yang sedang menunggu jawaban darinya.

"Egh? Ini?" tunjuk Louisa. "Oh ini, aku terbentur benda di dalam kamar mandi. Bukan hal yang terlalu serius."

"Sudah kau obati?" tanyanya kembali.

Louisa mengangguk.

"Syukurlah kalau begitu. Lain kali, berhati-hatilah saat kau melangkah," ujarnya yang langsung duduk di kursi ruang kelas.

Louisa menoleh ke belakang, melihat reaksi senyuman dan sedikit anggukan kepala yang diperlihatkan oleh Felix. Louisa sendiri merasakan keanehan yang baru saja dia lihat ketika pada akhirnya Emily kembali menyapa perempuan itu.

🔱🔱🔱

Di kediaman rumah keluarga Gordon, terlihat keluarga itu sedang menikmati makanan yang berada di atas meja dalam keadaan hening. Suara dering telepon yang berbunyi membuat nyonya Gordon mengarahkan pandangannya ke meja yang berada di samping tangga koridor. Wanita itu pun bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri telepon tersebut.

Setelah nyonya Gordon mengangkat gagang telepon lalu menyebutkan namanya, dia tidak mendapatkan respon dari seseorang yang berada di seberang telepon.

"Hello?" katanya lagi.

Nyonya Gordon menggelengkan kepalanya perlahan dan meletakkan kembali gagang telepon tersebut ke asalnya dengan sedikit kesal. Dia berjalan menghampiri ruang makan untuk melanjutkan aktivitasnya.

"Siapa?" tanya tuan Gordon.

"Entahlah. Tidak ada jawaban dari si penelpon." Nyonya Gordon kembali memberikan suapan makanan untuk Lucas. "Oh ya, sepertinya telepon rumah kita mengalami masalah. Sebelum kau kembali, telepon itu berdering beberapa kali namun saat akan aku hampiri, deringan itu langsung terdengar berhenti."

"Benarkah?" tanyanya.

Nyonya Gordon mengangguk.

"Baiklah, aku akan coba periksa terlebih dahulu. Jika memang telepon kita mengalami masalah, aku akan membeli yang baru," jawab tuan Goron.

🔱🔱🔱

Bel istirahat berbunyi dengan kencang. Seluruh murid berjalan keluar kelas untuk menghabiskan waktu istirahat mereka begitu pula dengan Louisa. Perempuan itu berjalan dengan melangkah cepat hingga dia tiba di toilet perempuan.

Louisa berdiri di depan salah satu cermin wastafel untuk menatap dirinya. Perempuan itu membuka perban yang menutupi pipi kirinya secara hati-hati. Memar yang berada di pipi kiri tersebut terlihat semakin membiru hingga membuatnya sedikit meringis kesakitan.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka dari luar, membuat Louisa dengan cepat menutup kembali luka memar tersebut dan bersikap seakan dirinya sedang mencuci tangan. Louisa melihat kedatangan Emily dari pantulan cermin tempatnya berdiri.

"Kau tidak pergi ke kantin?" tanya Emily.

"Egh?" Louisa membalikkan tubuhnya. "Aku sedang tidak ingin pergi ke kantin."

Emily menatap Louisa, "Apa kau baik-baik saja?"

Louisa mengangguk cepat, "Aku harus pergi. Permisi."

Perempuan itu berjalan meninggalkan Emily seorang diri di dalam toilet. Saat akan memasuki salah satu koridor sekolah, dirinya tidak sengaja menabrak pundak seorang laki-laki hingga membuat laki-laki tersebut melontarkan kalimat kasar kepada Louisa.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang