XXXVII

478 62 10
                                    

Sinar matahari yang meninggi membuat kota Colorado terasa begitu panas pada hari ini. Mereka yang merasakan hal tersebut memilih untuk berada di dalam toko, restoran, kafe, ataupun tempat teduh lainnya. Sama halnya dengan Felix yang sudah menunggu kedatangan Emily di dalam kafe meski suasana di sekitar lelaki itu sedang tidak terlalu ramai.

"Permisi," ujar salah seorang pelayan yang mendatangi meja Felix dengan membawa sebuah nampan berisi makanan dan minuman.

"Oh ya, silahkan," tutur Felix yang membiarkan pelayan perempuan itu meletakkan pesanannya di atas meja.

Suara lonceng pintu yang terbuka membuat lelaki itu segera mengarahkan pandangannya. Dia melihat Emily berjalan mendekat dengan wajah begitu khawatir. Tanpa berbasa-basi, Emily langsung menarik kursi yang berada di hadapan Felix lalu duduk di sana.

"Aku melihat visual Angela," tuturnya dengan kedua tangan berada di atas meja.

"Apa?" Felix mengernyit.

"Aku--aku tidak mengerti apa yang baru saja aku lihat pagi ini. Tapi perasaanku mengatakan bahwa Angela saat ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja," kata Emily kembali.

"Apa yang kau lihat dari Angela?" tanya Felix penasaran.

Emily menarik napas perlahan agar bisa sedikit merasa tenang meski pikirannya saat ini bercampur-aduk. Setelah dia bisa mengendalikan tempo napasnya, Emily pun menceritakan apa yang dia lihat di rumah sakit Saint Joseph hingga membuat Felix termenung mendengar penjelasan tersebut.

🔱🔱🔱

"Ella, ayo kita makan siang," ajak nyonya Gordon dengan membuka pintu kamar anaknya.

Wanita itu mematung sejenak. Dia tidak menemukan Ella di dalam kamar tersebut. Yang ada hanyalah boneka beruang lusuh di atas kursi kecil berwarna merah muda. Dengan perasaan yang khawatir, nyonya Gordon memeriksa isi di dalam kamar tersebut dan dia tetap tidak menemukan Ella. Dengan jantung yang berdegup, nyonya Gordon berjalan keluar kamar untuk menghampiri kamar Louisa.

Dia meraih gagang pintu tersebut dan mendorong sedikit pintu itu ke dalam namun tidak berhasil terbuka karena sepertinya tuan Gordon mengunci pintu kamar tersebut. Suara sebuah piring yang terjatuh ke atas lantai membuat nyonya Gordon menuruni anak tangga dengan cepat karena dia meninggalkan Lucas di ruang makan seorang diri.

Sesampainya di ruang makan, nyonya Gordon terdiam sejenak melihat seorang anak perempuan sedang duduk membelakanginya dan terlihat tengah menikmati makan siang dengan diam.

"Ella?" tutur nyonya Gordon secara perlahan.

Ella menoleh dengan tersenyum lebar, "Bi, masakanmu sungguh lezat," pujinya.

Nyonya Gordon meraih piring yang sempat terjatuh dari tempat Lucas dengan berjongkok di hadapan kursi bayi dan untungnya piring itu tidak sampai pecah. Pandangannya tidak sengaja mengarah pada koridor rumahnya melalui kolong meja ruang makan. Dia melihat kedua kaki mungil Ella yang begitu pucat pasi dan memiliki sedikit kotoran pada kuku-kuku kakinya.

Wanita itu terdiam sejenak dengan kedua bola mata membulat.

"Bi?" tatap Ella secara tiba-tiba dengan kepala yang mensejajarkan pandangan wanita itu.

Nyonya Gordon tersentak kaget hingga dia terjatuh ke belakang. Dia menatap dalam kedua bola mata Ella yang tampak asing baginya.

"Ada apa?" tanya Ella yang terus menatap wanita tersebut tanpa berkedip. "Kau tidak lapar?"

Wanita itu menatap kembali kedua kaki Ella yang sekarang terlihat sama seperti anak kecil pada umumnya. Dia berdehem kecil lalu bangkit dan berpura-pura bahwa wanita itu tidak melihat kejanggalan apapun. Tidak ada jawaban dari nyonya Gordon selain hanya terdiam menatap anak dari suaminya tersebut.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang