Sementara itu di dalam kamar Ella, setelah tuan Gordon merebahkan tubuh putrinya di atas tempat tidur, nyonya Gordon segera mendekati anak itu dengan tangan yang sudah membawa kotak P3K. Dibersihkannya luka serta darah di kedua kaki Ella secara perlahan agar tidak mendapatkan infeksi luka. Suara gemuruh yang terdengar membuat anak tersebut terbangun dari tidur dan langsung menatap mereka dengan heran.
Ella mengernyitkan dahinya dengan sedikit melihat ke arah kedua telapak kaki, "Kenapa bibi memperban telapak kakiku?"
Nyonya Gordon mendongak ke arah suaminya setelah mendapatkan pertanyaan dari Ella.
"Ella sayang, kakimu berdarah karena terkena pecahan beling. Jangan khawatir, bibi Leticia tidak akan memperban telapak kakimu dengan kencang. Kembalilah tidur," jelas ayahnya.
Louisa terlihat duduk menyender pada tembok kamar di atas ranjang miliknya. Dia mengigit bibir bawah secara perlahan dengan tatapan mengarah pada lemari pakaian. Louisa masih belum bisa tertidur pulas karena suara gemuruh yang disertai hujan deras, tengah membasahi rumahnya malam ini.
Pikirannya masih terpaku pada keberadaan Ella di tempat yang berbeda dengan jarak waktu yang tidak terlalu berjauhan. Semenjak dirinya dirawat di rumah sakit, Louisa tidak bisa memantau perkembangan Ella untuk beberapa hari. Apalagi Louisa merasa semakin hari, pertanyaan dan tingkah laku Ella semakin terlihat tidak wajar.
Helaan napas terlihat di diri perempuan itu. Dia mulai merebahkan dirinya di atas ranjang dengan kedua telapak tangan yang berada di bawah pipi kirinya kembali. Louisa menatap ke arah jendela. Air hujan malam ini berhasil membuat jendela kamarnya terlihat basah dan sedikit berembun. Perlahan, Louisa mulai memejamkan kedua matanya.
🔱🔱🔱
Keesokkan paginya, Emily berdiri di depan jendela ruang tamu dengan kedua tangan yang menyatu ke depan. Dia melihat seorang pria tua dari tempatnya berdiri, sedang berjalan santai bersama seekor anjing berjenis corgi di pagi hari. Tidak jauh dari keberadaan pria tua itu, sesosok bayangan hitam yang terlihat seperti malaikat maut, mengikutinya dengan perlahan. Emily menundukkan kepalanya tanda berduka karena dia merasa yakin bahwa dalam waktu dekat, pria tua itu akan segera meninggal dunia. Entah dengan kecelakaan atau mungkin dengan penyakit yang dideritanya.
Suara ayah Emily yang terdengar membuatnya segera menoleh ke belakang. Dengan seragam kerja yang sudah melekat di tubuh pria itu, Daniel berjalan menuruni anak tangga sambil menggendong Dalton.
"Kau belum berangkat?" tanya ayahnya.
"Sebentar lagi," seru Emily menoleh sejenak ke arah jam tangan perempuan itu. "Apa mama sudah berangkat? Aku tidak melihatnya di dalam kamarmu."
Daniel meletakkan Dalton pada kursi di ruang makan. "Sudah. Sejak pagi buta tadi. Kau sudah sarapan, Emily? Mau kubuatkan roti isi?"
"Tidak perlu, pa," Emily menolak sambil meraih tasnya di atas sofa. "Aku berangkat dulu."
"Hati-hati di jalan," teriaknya.
Louisa sudah lebih dulu tiba di universitas sebelum Emily. Perempuan yang baru saja keluar dari mobil ayahnya, segera dihampiri oleh Felix dengan langkah terburu-buru. Tidak lama setelah kepergian mobil tuan Gordon, mobil Emily masuk ke dalam gerbang universitas yang besar itu. Emily melihat dari dalam kaca mobil spionnya, sesosok makhluk dengan mulut menyengir lebar hingga memperlihatkan gigi taring dan air liur yang menetes, sedang berada di dalam mobil yang baru saja dia lewati. Tatapan makhluk itu terlihat tajam dengan kepala yang sedikit memiring ke kiri.
Pemandangan yang tidak biasa di pagi hari membuat Emily hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kedua mata yang tertutup sebelum perempuan itu keluar dari dalam mobil. Dia menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa ada yang salah dengan pantulan spion mobilnya. Namun sangat disayangkan mobil yang sempat melintasinya sudah pergi berbelok keluar gerbang universitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret Stalker
Horror"Setiap part selalu dibuat penasaran." - TSS's Readers. HIGHEST RATING: #2 in HORROR-THRILLER [13/06/20] #3 in PENGUNTIT [06/07/20] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [4]: Louisa Gordon. "Hey, let's play together." ["Hey, ayo bermain bersama."]...