Waktu berlalu dengan cepat. Emily sudah tiba di lokasi kejadian bersama kedua asisten ibunya. Mereka mulai melakukan penelitian itu kembali dengan suasana di sekitar hutan yang sangat sepi dan sedikit berawan. Tidak sama seperti saat kali pertama Emily mendatangi tempat itu, kabut asap di sekitar mereka tidak terlalu begitu terlihat tebal.
Ketiganya masih menyusuri seputaran lokasi kejadian sampai saat di mana Emily mendengar suara jeritan seorang anak kecil yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Jeritan itu membuat burung-burung gagak beterbangan bebas mengudara menerobos pepohonan.
Mereka bertiga saling menatap satu sama lain untuk memastikan bahwa mereka memang mendengar jeritan tersebut. Tidak lama setelah itu, terdengar kembali suara anak kecil yang meminta pertolongan. Emily berlari mengikuti suara tersebut namun langkahnya terhadang oleh Owen.
"Apa kau tidak berpikir bahwa ini adalah jebakan?" tanya Owen.
Emily mengernyit.
"Kemarin kita sudah menemukan barang mencurigakan. Setidaknya kita harus menghubungi para polisi untuk menjaga keselamatan kita," lanjut pria itu.
"Perasaanku mengatakan hal yang sebaliknya paman," ujar Emily.
Emily kembali melangkahkan kaki dengan terus mendengar suara anak kecil yang terdengar semakin dekat di kedua telinganya. Mereka harus menelusuri bukit kecil yang memang sudah sangat jauh dari lokasi ditemukannya Selena dan 20 gundukan kemarin hari.
Suara gesekkan daun-daun kering yang mereka injak, membuat suasana di sekitar menjadi hening. Semakin mereka masuk ke dalam hutan itu, semakin berbeda bentuk pohon di dalamnya. Tidak lagi terlihat pohon berbatang tebal melainkan pohon berjenis pinus yang berada di sekitar mereka saat ini.
Luke memberhentikan langkahnya sesaat dia merasakan sepatu yang dikenakan telah menginjak sesuatu hingga terdengar bunyi gesekkan pada benda itu. Saat Luke menundukkan kepalanya, kedua bola mata pria itu membulat sempurna sesaat dia telah menginjak salah satu tulang tengkorak yang berada di atas tanah.
Tidak jauh dari lokasi kejadian, Emily melihat seorang anak kecil tergeletak di atas tanah berwarna coklat hingga membuatnya berlari menghampiri anak kecil tersebut. Owen sendiri hanya bisa termenung melihat keadaan di sekitarnya.
Mereka semua berada di tanah lapang kecil yang dikelilingi oleh pepohonan dan terdapat banyak sekali mayat busuk yang menggelantung pada batang-batang pohon itu. Bahkan, ada di antara dari mereka sudah menjadi tengkorak. Tidak hanya itu, terdapat bekas api unggun yang berada di tengah lapangan kecil tersebut. Owen dan Luke mendekati lokasi kejadian. Mereka merasa bahwa api unggun itu sudah ditinggalkan oleh para pelaku beberapa jam sebelum ketiganya datang ke tempat itu.
"Kita harus menghubungi pihak kepolisian," ucap Emily.
🔱🔱🔱
"APA?!" Kedua bola mata Louisa membulat sempurna sesaat menerima panggilan masuk dari telepon rumahnya. "Ella benar-benar sudah ditemukan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret Stalker
Horror"Setiap part selalu dibuat penasaran." - TSS's Readers. HIGHEST RATING: #2 in HORROR-THRILLER [13/06/20] #3 in PENGUNTIT [06/07/20] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [4]: Louisa Gordon. "Hey, let's play together." ["Hey, ayo bermain bersama."]...