LXIII

333 62 53
                                    

Nyonya Gordon sedang menikmati makan siangnya bersama dengan Ella dan Lucas. Suasana rumah itu selalu terasa hening karena mereka sangat jarang berkumpul menghabiskan waktu bersama. Nyonya Gordon berhenti mengunyah makanan yang berada di mulut ketika dia mendengar suara seseorang di ruang keluarga. Wanita itu bangkit dari tempatnya duduk lalu melangkahkan kaki menuju ruang keluarga.

Dia mendapati televisi di ruangan itu sudah dalam keadaan menyala. Dengan cepat, nyonya Gordon meraih remote televisi untuk mematikan televisi tersebut. Tidak berlangsung lama, dia mendengar suara langkah kaki yang berlari di lorong rumah hingga membuat nyonya Gordon menoleh dan menghampiri sumber suara tersebut.

Lorong itu dalam keadaan hening. Nyonya Gordon kembali melangkahkan kaki menuju ruang makan. Dia tertegun sejenak sesaat melihat kursi ruang makan yang berada di samping Ella, sudah berubah posisi seperti sedang ada seseorang yang menduduki kursi tersebut.

Nyonya Gordon berjalan memutari meja ruang makan dan melihat Ella masih berfokus pada makanan yang berada di atas meja. Kejanggalan aneh di rumah itu kembali terasa semenjak kepulangan Ella dari rumah itu. Karena tidak ingin semakin terlarut dalam pikiran negatifnya, nyonya Gordon berusaha kembali untuk menikmati makan siang mereka.

🔱🔱🔱

Matahari mulai terbenam secara perlahan. Emily sudah tiba di kediaman rumahnya dan melihat mobil ibunya terparkir di garasi depan. Dia berjalan memasuki rumah dan mengetuk pintu ruang kerja wanita tersebut. Tidak lama kemudian, pintu yang terbuka dari dalam memperlihatkan Owen berdiri menahan pintu ruang kerja ibunya.

"Bisakah aku masuk ke dalam, paman?" tanya Emily.

Owen menoleh ke belakang sejenak kemudian membuka pintu tersebut dengan lebar agar Emily bisa masuk. Dia berjalan menuju ibunya yang sedang memutar sebuah rekaman pada layar televisi. Emily sempat mendengar penjelasan salah satu asisten ibunya mengenai seseorang yang sempat menculik pria itu. Dia juga melihat lukisan keluarga Albert yang sudah terpampang jelas pada dinding ruang kerja ibunya.

"Ada apa, Emily?" tanya Mia.

"Apa kau sudah menghubungi kerabat Tessa Sophia mengenai lukisan yang kau temukan itu?" tanya Emily sembari menarik salah satu kursi untuk duduk di hadapan ibunya.

"Belum." Mia menggeleng. "Aku belum memiliki waktu untuk menghubunginya."

"Apa benar kalau keluarga itu adalah keluarga penganut dewa Moros?" tanya Emily kembali.

"Bagaimana kau bisa mengetahui tentang hal itu?" tanya Mia.

"Berita mengenai keluarga Tessa yang menganut iblis sudah tersebar di media online. Aku hanya ingin mengetahui kebenarannya karena kau pernah menyelidiki kasus itu," jelas Emily.

"Berita itu adalah berita bohong. Keluarga mereka sama sekali tidak ada kaitannya dengan sekte ataupun iblis. Ayah mereka mengorbankan dirinya agar istri dan ketiga anaknya bisa terselamatkan," jawab Mia.

"Itu berarti ayah mereka adalah seorang anggota sekte?"

"Tidak, Emily."

Mia menghela napas perlahan. 

Kemudian, dia menceritakan keseluruhan kisah yang dialami oleh keluarga tersebut agar Emily tidak menelan mentah-mentah suatu informasi di Internet. [TSS [2]: Mia Scarlett and The Secret of Convelescence]. Setelah dirasa Emily memahami semua penjelasan ibunya terkait dengan kejadian yang menimpa keluarga tersebut, Emily pun pamit untuk kembali ke kamarnya.

Sementara itu di kediaman rumah keluarga Gordon, Louisa mendapati adiknya sedang duduk menghadap cermin yang berada di dalam kamarnya. Kehadiran Ella di dalam kamar itu membuat Louisa merasa terkejut setelah dia menghabiskan waktu luangnya di ruang keluarga. Sementara kedua orangtua mereka sedang pergi keluar untuk membeli keperluan rumah.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang