XLIV

372 64 13
                                    

Nyonya Gordon menghela napas. Dia menoleh ke arah Louisa dan berusaha untuk tersenyum. Louisa menatapnya dengan aneh kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke pekarangan rumah mereka.

"Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga Ella dengan baik," ucap nyonya Gordon.

"Kau memang tidak akan pernah bisa menggantikan posisi ibu kami di rumah ini," balas Louisa.

"Tapi aku akan berusaha keras agar kau dan Ella mau menerimaku. Meski aku bukanlah ibu kandung kalian, namun aku ingin kalian menghargai usahaku," pintanya.

Louisa berdecak. "Menghargai usahamu? Jadi, kau meminta imbalan atas semua usahamu itu?"

"Bukan seperti itu maksudku, Loui," kata nyonya Gordon. "Aku tidak meminta imbalan berupa harta benda. Aku ingin memiliki hati kalian berdua agar bisa menerimaku seutuhnya di rumah ini."

"Jangan bermimpi terlalu tinggi kalau kau tidak ingin terjatuh, Leticia." Louisa menatap wanita di hadapannya tanpa berkedip. "Sekarang, keluarlah dari dalam kamarku karena aku muak melihat wajahmu itu."

Wanita itu terdiam memandang Louisa.

"Haruskah aku bertindak kasar agar kau mau keluar dari dalam kamarku?" ancam Louisa.

"Makan malammu masih tersedia di atas meja makan. Kau harus menjaga kesehatanmu, Loui," katanya dengan nada perlahan.

Louisa berdecak, "Kau terlalu banyak berbasa-basi."

"Selamat malam," ucap nyonya Gordon yang kembali tersenyum ke arah Louisa.

🔱🔱🔱

Sementara itu di kediaman rumah keluarga Dawson, tepatnya di dalam ruang kerja Mia, mereka sudah mengisi kekosongan kursi di dalam ruangan tersebut dengan suasana yang sepi. Ketiganya melaporkan setelah menemukan 20 gundukan mencurigakan yang ternyata tidak berisikan apa-apa, tidak jauh dari lokasi kejadian, mereka menemukan sebuah meja berukuran persegi panjang, kelopak bunga berwarna hitam, guci kecil, dan kepala kambing berwarna hitam seperti telah dilakukannya persembahan pada sesuatu.

Luke mengeluarkan bukti foto-foto dari dalam tasnya lalu diletakkan di atas meja.

"Tidakkah kau ingat bahwa benda-benda itu serupa dengan benda yang pernah kami temui?" ucap Owen.

Mia menatap foto tersebut dengan seksama.

"Barang bukti yang pernah kita temukan sudah disita oleh pihak kepolisian." Luke menimpal. "Aku tidak menyangka bahwa benda itu bisa ditemukan kembali namun di lokasi yang berbeda."

Emily mengangguk perlahan. "Aku merasa ada yang tidak beres di dalam hutan itu."

"Haruskah kita mengajak Bapa gereja untuk hal ini?" tanya Owen kembali.

Ketiganya langsung menatap pria itu secara bersamaan hingga membuat Owen merasa canggung akan tatapan mereka.

"Hanya untuk berjaga-jaga," lanjutnya.

"Sudah dipastikan bahwa benda itu milik sebuah sekte," sangkal Luke.

"Aku juga berpikir hal yang sama dengan paman Luke," saut Emily.

"Ya sudah kalau begitu. Laporan kalian aku terima. Besok, kalian telusuri tempat itu kembali namun jangan sampai terlalu masuk jauh ke dalam hutan," pinta Mia.

Ketiganya mengangguk perlahan.

Setelah pertemuan itu selesai dilaksanakan, kedua asisten Mia segera pergi meninggalkan kediaman rumah keluarga Dawson karena esok hari mereka akan bekerja kembali menjemput Emily. Saat Emily akan masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat, dia mendengar suara ibunya memanggil nama Emily hingga membuat perempuan itu menoleh ke belakang.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang