LXV

322 68 30
                                    

Suasana di ruang makan rumah keluarga Dawson berubah menjadi hening sesaat raut wajah Mia terlihat begitu panik setelah dia menerima panggilan masuk dari pihak rumah sakit. Dia segera berlari menjauhi ruang makan untuk mengambil kunci mobilnya lalu pergi keluar rumah tanpa sempat berpamitan pada mantan suami dan kedua anaknya.

Emily menoleh ke arah ayahnya yang heran setelah melihat sikap wanita tersebut hingga Daniel tidak sengaja beradu pandangan dengan Emily.

"Ada apa Emily?" tanya Daniel.

"Tidak kusangka pekerjaan mama bisa serumit itu," ujar Emily.

"Semua pekerjaan memang terlihat begitu rumit. Tergantung bagaimana cara kita bisa mengerjakannya," balas Daniel yang kembali memotong panekuk di atas piring.

Emily mengangguk perlahan sembari memasukkan potongan panekuk miliknya ke dalam mulut.

"Hari ini kau tidak berangkat ke universitas?" tanya Daniel.

"Tidak. Semenjak kejadian buruk yang menimpa teman-temanku di sana, sepertinya proses belajar-mengajar sedikit terganggu. Tuan Chapman juga terlihat begitu sibuk dengan urusannya."

"Aneh sekali," ucap Daniel perlahan. "Padahal, universitas itu adalah salah satu universitas terbaik di kota ini." Daniel menatap Emily. "Lalu, kau akan ke mana nantinya?"

"Sepertinya aku akan mengunjungi salah satu temanku yang berada di penjara Romania," jawabnya.

"Kau sudah mendapatkan akses masuk?"

"Sudah. Mama memberiku akses pagi tadi," balas Emily. "Andai saja saat itu kau bisa menerima pekerjaan mama, mungkin saja kehidupanku akan terasa begitu berbeda dari yang sekarang."

Daniel berhenti memotong panekuknya dan menatap anak perempuan tersebut. "Apa maksudmu?"

"Tidak ada," jawab Emily dengan gelengan kepala.

"Kita tidak bisa mengubah keadaan di masalalu, Emily," balas Daniel.

"Kenapa kau tidak mengajak mama untuk menikah kembali? Untuk memperbaiki hubungan kalian."

"Mamamu tidak menginginkannya."

"Sampai kapan? Apakah kalian akan terus-menerus berada di satu atap yang sama dengan keadaan seperti ini?" tanya Emily.

Daniel menghela napas perlahan. "Dengan diterimanya aku di rumah ini saja, aku merasa bersyukur bahwa setidaknya mamamu sudah bisa sedikit memaafkanku."

"Kenapa hanya sedikit?"

"Mamamu bisa memaafkan apa saja kecuali perselingkuhan. Perselingkuhan itu puncak kekecewaan miliknya sejak dulu," jawab Daniel.

"Kalau kau memang mencintai mama, kenapa kau tega berselingkuh darinya?" tanya Emily heran.

"Karena pada saat itu aku sedang dikuasai oleh napsuku dan mamamu selalu saja sibuk dengan urusannya," balas Daniel kembali. "Biar bagaimanapun, tetap aku yang akan salah jika dilihat dari sudut manapun."

"Kau benar," ucap Emily.

🔱🔱🔱

Mia sudah tiba di rumah sakit Saint Joseph sejak dia mendapatkan berita mengenai keadaan Luke. Dia melihat beberapa anggota kepolisian sedang berada di depan ruang rawatnya. Kedatangan Mia membuat dokter yang menangani Luke bernama Mark segera berjalan mendekatinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mia sembari menoleh ke arah ruang rawat dengan banyaknya bekas darah berceceran di atas lantai.

"Aku juga tidak tau. Saat perawatku mendatangi ruangannya untuk memberikan sarapan pagi, keadaan ruang rawat Luke sudah hancur berantakan," balas Mark.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang