XXXIX

410 62 23
                                    

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Suara ketukan pintu yang awalnya terdengar samar di kedua telinga nyonya Gordon, kini terasa terdengar semakin jelas. Nyonya Gordon mengernyitkan dahinya dengan kedua mata yang mengerjap. Dia melihat Ella sedang berdiri di depan pintu kamar yang terkunci dengan terus membenturkan dahinya pada pintu tersebut.

Sikap Ella membuat nyonya Gordon panik karenanya. Dia bangkit dari ranjang dan berjalan menghampiri anak tersebut. Nyonya Gordon menahan dahi Ella dengan telapak tangannya agar tidak terus membenturkan kepala anak tersebut karena Ella sedang dalam kondisi tidur sambil berjalan.

"Hey-hey, ayo kembali tidur," ujar nyonya Gordon secara perlahan.

Tubuh Ella perlahan kembali berjalan menuju ranjang milik nyonya Gordon dan merebahkan dirinya. Nyonya Gordon menyelimuti tubuh Ella menggunakan selimut tebal kemudian kembali menghampiri tepi ranjangnya untuk beristirahat.

Suara detakkan jam dinding terdengar dikeheningan malam.

Nyonya Gordon kembali tersentak kaget sesaat mendengar suara sebuah benda yang menghantam benda lainnya dengan kencang. Dia melihat pintu kamarnya sudah dalam keadaan terbuka lebar dan Ella tidak berada di atas tempat tidur. Dengan keadaan panik, wanita itu berjalan cepat keluar kamar dan mendapati Ella berdiri di depan pintu kamar Louisa dalam keadaan tertutup dengan dahi yang kembali dibenturkan. Matanya masih terpejam hingga wanita itu memutuskan untuk menghampiri Ella agar bisa menuntunnya kembali masuk ke dalam kamar.

Setibanya di dalam kamar nyonya Gordon, tubuh Ella kembali direbahkan dan tampak tertidur dengan pulas. Sebelum dia menutup pintu kamarnya, nyonya Gordon sempat menatap koridor rumah dengan pandangan mengarah pada pintu kamar Louisa yang berada dekat dengan railing tangga.

🔱🔱🔱

Emily meregangangkan tangannya ke atas di saat mentari pagi sudah bersinar dengan terang. Hari baru yang membuatnya dapat tersenyum dan bernapas lega setelah 3 tahun lebih menyimpan rahasia dari ibunya sendiri. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa ibunya sudah mengetahui aksi Emily yang diam-diam memasuki ruang kerja dan betapa bodohnya Emily karena tidak pernah terpikirkan mengenai kamera pengawas ataupun sensor di dalam ruangan tersebut.

Perlu diakui di mata Emily, ibunya adalah wanita yang sangat pintar dan kuat. Itulah salah satu alasan mengapa Emily ingin mengikuti jejak ibunya sebagai seorang detektif. 

"Selamat pagi Emily," sapa Dommy yang tersenyum lebar.

"Pagi Dommy," balas Emily.

"Bagaimana tidurmu?" tanyanya.

"Sangat nyenyak. Semalam aku tidak mengetahui keberadaanmu. Apa kau pergi menyelinap keluar tanpa sepengetahuanku?" balas Emily.

Dommy terdiam sejenak tanpa menjawab pertanyaan dari perempuan tersebut.

Suara ketukan pintu kamar Emily membuat keduanya menoleh. Tidak lama setelah itu, Daniel mengatakan dari balik pintu kamar putrinya bahwa Emily harus segera bergegas pergi ke universitas agar tidak datang terlambat. Emily yang masih berada di atas ranjang hanya bisa berteriak untuk membalas ucapan ayahnya itu.

"Aku akan bersiap-siap ke universitas," seru Emily yang segera turun dari ranjangnya.

Sementara itu di kediaman rumah keluarga Gordon. Suara kicauan burung terdengar hingga sampai ke kedua telinga nyonya Gordon. Langit gelap kini telah berubah menjadi terang bersamaan dengan sinar matahari pagi yang masuk ke sela-sela jendela. Nyonya Gordon menghela napas perlahan dan membuka kedua matanya.

Dia melihat Ella masih tidur terlelap namun dengan posisi yang membelakangi dirinya sementara Lucas yang berada di tengah-tengah mereka, masih tertidur nyenyak. Wanita itu bangkit dengan kedua mata yang masih terlihat kantuk. Nyonya Gordon turun dari tepi ranjang untuk membasuh wajahnya di dalam kamar mandi.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang