LXXVII

359 77 47
                                    

Lagi pengen apdet aja nih😌

🔱🔱🔱

Keesokkan harinya, mereka merasa senang karena Luke bisa tersadar dari sekian lama koma di rumah sakit sementara Emily terlihat termenung di ruang rawat semenjak visual yang dia dapatkan malam itu. Suara ketukan pintu yang terdengar, membuat Emily tersadar dari lamunan. Mia menyembulkan kepalanya ke dalam dan melihat Emily sedang dalam keadaan duduk menyender.

"Kau sudah bangun," ujar Mia.

"Bagaimana keadaan papa, ma?" tanya Emily.

"Papa baik-baik saja. Hari ini dia akan berkunjung ke rumah orangtua Catherine bersama Dalton," jawab Mia.

Emily terdiam sejenak menurunkan pandangannya. "Lalu, bagaimana dengan paman Luke?"

"Dia sudah tersadar dari koma." Mia duduk di samping ranjang putrinya itu. "Kau pergi meninggalkan ragamu lagi?"

Emily menatap ibunya dengan mengedipkan kedua mata.

"Kenapa?" tanya Mia. "Apa yang membuatmu melakukan hal itu?"

"Entahlah. Semalam aku sedang tertidur pulas dan tiba-tiba saja tubuhku terasa kaku untuk digerakkan." Dia menatap lawan bicaranya. "Secara tidak sengaja, aku bertemu dengan paman Luke di sana."

"Lalu? Apa yang sudah kalian lakukan?"

"Rumah itu--" Emily mencoba berpikir jauh dan terus mengingat foto-foto yang sudah mereka temukan. "Rumah itu sebelumnya memang pernah ditempati oleh keluarga Hubert. Aku masih belum mendapatkan jawaban apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu."

"Apakah aku harus menghubungi Lena sekarang ini untuk mendapatkan kejelasan mengenai rumah itu?" tanya Mia.

Emily mengangguk perlahan. "Jika kau tidak sibuk."

"Baiklah, aku akan menghubunginya untuk membuat janji temu dengan wanita itu," Mia bangkit dari kursi ruang rawat.

"Oh ya ma--" panggil Emily hingga membuat Mia menoleh. "Apa paman Owen sudah kembali?"

"Sudah. Semalam mama sudah bertemu dengannya," jawab Mia.

"Apa yang sudah dia temukan?"

"Dia menemukan sebuah rumah tua yang jauh dari sudut kota dan juga barang-barang penting yang berada di dalam rumah itu untuk nantinya akan dijadikan sebagai barang bukti di persidangan nanti," jelas Mia.

"Bagaiman dengan pemilik rumah itu?" tanya Emily kembali.

"Mereka menemukan sebuah tengkorak tanpa kepala dan bercak darah yang menempel pada dinding serta lantai rumah," jawab Mia.

Ucapan tersebut membuat Emily kembali terdiam. Dia merasa yakin bahwa Luna benar-benar telah menjalankan aksinya untuk membunuh nyonya Lillian. Rasa sedih yang berada di hatinya begitu terasa hingga Emily tidak bisa berkata banyak.

"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

Emily menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

🔱🔱🔱

Sementara itu di kediaman rumah keluarga Gordon, Louisa baru menyadari bahwa ayahnya belum juga tiba di rumah setelah dia melihat tidak ada kendaraan pria itu di depan pekarangan rumah. Louisa menatap jam dinding yang berada di dalam kamar menunjukkan pukul 09.30 pagi. Sampai saat ini, dia belum juga memberanikan diri untuk keluar kamar. Bahkan, Louisa juga menolak ajakan nyonya Gordon untuk sarapan pagi bersama mereka demi menjaga keamanan dirinya sendiri.

Louisa masih menunggu Felix menghubungi dirinya sembari berdiri di depan jendela kamar. Dia juga sudah mengirim pesan kepada Felix bahwa dia sedang menunggunya namun sampai sekarang lelaki itu tidak kunjung membalas pesan Louisa. 

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang