XXV

499 84 47
                                    

Hi, untuk mendukung aku agar bisa tetap menulis dan tidak membuat kalian menunggu untuk waktu yang saaaaaangattttttttt lama supaya cerita ini bisa update, jangan lupa klik tombol follow dan votes ya.

Support kalian sangat berarti untukku hehe.

Thank youuuuu~

🔱🔱🔱

Angin kencang berhembus hingga menerbangkan beberapa helai rambut milik Louisa. Pandangan perempuan itu terus mengarah ke pekarangan depan rumahnya. Dia tidak menemukan siapapun di sana. Melainkan hanya lingkungan sepi yang ditumbuhi oleh banyaknya pepohonan dan sebuah jalan menuju jalan besar. Lucas merengek kecil dipelukan Louisa. Sepertinya sekarang ini, bayi itu merasa lapar. 

Louisa kembali masuk ke dalam rumahnya dan berjalan menuju dapur untuk menghampiri nyonya Gordon melewati koridor rumah. Langkah Louisa sempat terhenti setelah dia melewati ruang keluarga karena Louisa merasa seperti melihat seseorang yang berada di luar rumahnya, sedang duduk bersama Ella di dalam ruangan tersebut. Louisa melangkah mundur untuk melihatnya kembali. Dia tidak melihat orang lain yang sedang menemani Ella. Perempuan itu menghela napas perlahan dengan kedua mata tertutup. Kedua kakinya kembali bergerak melangkah hingga Louisa tiba di dapur rumah tersebut.

"Lucas lapar," seru Louisa bernada dingin.

Nyonya Gordon menoleh ke belakang dan meremas kedua tangan pada celemek yang dikenakan olehnya. Louisa memberikan bayi itu kepada ibu tirinya dan kembali berlalu meninggalkan mereka berdua. Setelah berada di ruang keluarga, Louisa membanting kecil tubuhnya di atas sofa dengan pandangan mengarah pada layar televisi. Tidak lama setelah itu, tuan Gordon berjalan menuruni anak tangga untuk menghampiri kedua putrinya.

"Loui, kenapa kamarmu berantakan sekali?" tanyanya.

"Kamarku?" Louisa mengernyitkan dahi.

"Ya. Kau lihat saja sendiri. Ayah tidak suka melihat kondisi kamarmu seperti itu," tutur tuan Gordon.

Louisa segera bangkit dengan berlari kecil menaiki anak tangga. Dia tidak merasa bahwa dirinya telah melakukan hal itu. Setibanya di lantai dua dan membuka pintu kamar, benar saja ucapan tuan Gordon. Kamar Louisa benar-benar terlihat berantakan. Suara kegaduhan terdengar dari dalam kamar mandi milik Louisa. Kepalanya langsung menoleh dengan cepat. Dia pun berteriak memanggil ayahnya dan sontak tuan Gordon langsung berlari menghampiri putrinya tersebut.

"Ada apa?!" tanya tuan Gordon.

"Ada sesuatu di dalam kamar mandiku," tunjuknya dengan raut wajah ketakutan.

Tuan Gordon berjalan masuk ke dalam kamar dan membuka pintu kamar mandi Louisa secara perlahan. Perasaan yang semula tegang, berubah total setelah melihat seekor tupai meloncat keluar dari dalam kamar mandi melalui jendela tersebut. 

Tuan Gordon menoleh ke arah Louisa, "Tidak ada apa-apa. Lihatlah," serunya sambil membuka pintu kamar mandi dengan lebar.

Louisa yang masih tidak bisa merasa lega, berjalan mendekati ayahnya dengan tubuh yang membusung ke dapan. Setelah keadaan di dalam kamar mandi tersebut terasa aman, Louisa pun menatap ayahnya kembali.

"Jangan bersikap seperti anak kecil, Loui. Kau baru saja membuatku jantungan," seru tuan Gordon. "Rapikan terlebih dahulu barang-barang di kamarmu selepas itu kau baru kuperbolehkan untuk makan malam."

Pria itu berjalan keluar dengan tangan kiri yang menutup pintu kamar Louisa. Louisa dengan kedua tangan yang bertolak pinggang, melihat kondisi kamarnya. Bantal dan guling ditemukan tergeletak di atas lantai dengan selimut tebal yang tidak tertata rapi. Belum lagi kondisi meja belajar Louisa. Terlihat buku-buku di atas meja belajar sudah dalam keadaan terbuka dengan posisi seperti seseorang yang sedang belajar. Louisa mengarahkan pandangannya pada pantulan cermin yang berdiri tegak di samping lemari pakaian.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang