LV

361 57 26
                                    

30 menit setelah mereka selesai menikmati makan malam, Daniel memutuskan untuk membawa Dalton meninggalkan kedua anak remaja itu di ruang makan karena Daniel ingin menemani Dalton di dalam kamar anaknya.

Suasana ruang makan yang hening membuat Emily merasa canggung. Dia mengambil segelas air mineral di atas meja untuk segera diminum.

"Mamaku setuju jika kau bermalam di rumahku," ucap Emily memecahkan keheningan.

"Terima kasih, Emily," balas Felix mengangguk.

"Aku akan merapikan tempat tidurku dulu," ujar Emily sembari mendorong kursi makannya ke belakang.

Felix melihat Emily berjalan membuka pintu kamarnya dengan lebar. Setelah Felix selesai menikmati makan malam bersama keluarga Dawson, lelaki itu bangkit dari kursi ruang makan lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Emily. Dia menyenderkan bahunya pada ambang pintu masuk dan melihat ke arah Emily yang sedang merapikan tempat tidur. Emily menoleh begitu mengetahui keberadaan temannya hingga Felix melemparkan senyuman manis ke arah Emily.

"Bolehkah aku meminjam selimut dan bantalmu?" tanya Felix.

"Egh?" Kedua bola mata Emily membulat. "Bukankah kau akan tidur di dalam kamarku?"

"Tidak," katanya menggeleng. "Aku akan tidur di ruang tamu saja."

"Apa kau yakin?" tanya Emily.

Felix mengangguk. "Meski aku diperbolehkan untuk tidur di satu ranjang yang sama oleh kedua orangtuamu, aku tidak akan melakukannya, Emily."

Emily tersenyum lebar mendengar keputusan Felix. Dia mengangguk dan berjalan menuju lemari pakaian untuk memberikan selimut beserta bantal yang berada di atas ranjang Emily kepada lelaki itu.

🔱🔱🔱

Di kediaman rumah keluarga Gordon, seorang anggota kepolisian yang hendak menghubungi tuan Gordon setelah Louisa mendapat serangan secara tiba-tiba, membuatnya harus mengurungkan niat karena mendengar suara deru mesin kendaraan yang berhenti di depan kediaman rumah keluarga Gordon. Pintu terbuka dari luar. Tuan Gordon berjalan dengan panik menghampiri ketiganya yang masih berada di ruang tamu.

"Apa yang telah terjadi?" tanya tuan Gordon.

"Kami mendengar suara keributan di dalam rumah ini dan menemukan putri tuan terjatuh di ruang tamu," jawab salah satu polisi tersebut. "Dan setelah dilakukan pengecekkan, tidak ada hal janggal di dalam rumah ini."

Louisa menoleh ke ayahnya.

"Baiklah, terima kasih karena telah menjaga dan memeriksa kediaman rumahku," ujar tuan Gordon. 

Kedua polisi itu memutuskan untuk pergi meninggalkan kediaman rumah keluarga Gordon. Setelah kepergian keduanya, tuan Gordon berjalan dan duduk di samping putrinya itu.

"Kenapa kau kembali?" tanya Louisa.

"Karena aku mengkhawatirkanmu. Besok aku akan kembali ke rumah sakit Saint Joseph," jelas tuan Gordon.

"Dan meninggalkan adikku sendiri di rumah sakit itu?" balas Louisa.

"Ibumu yang akan menjaganya, Loui," Pria itu bangkit dari tempatnya duduk. "Aku akan membuatkan makan malam untukmu."

"Aku meragukan wanita itu," ucapnya.

Tidak ada respon apapun dari tuan Gordon. Louisa menggerakkan kedua bola matanya mengikuti ke mana tuan Gordon melangkah. Setelah kepergian tuan Gordon, dia menoleh ke arah jendela yang berada di ruang tamu. Kedua matanya menyipit sesaat melihat seseorang berdiri di bawah pohon dengan jubah hitam yang melekat pada tubuh orang tersebut.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang