XXXVIII

410 75 11
                                    

Emily memberhentikan mobilnya tepat di depan garasi rumah setelah jam menunjukkan pukul 8 malam. Dia menarik napasnya perlahan berusaha untuk serileks mungkin saat akan berhadapan dengan ibunya nanti. Emily keluar dari dalam mobilnya dan melihat mobil Mia sudah terparkir yang menandakan bahwa ibunya lebih dulu tiba di rumah daripada Emily.

Suara pintu rumah yang terbuka membuat Daniel, Mia, dan Dalton yang pada saat itu berada di ruang makan, segera menoleh ke arah sumber suara hingga memperlihatkan kedatangan Emily dengan raut wajah yang begitu letih.

"Kau baru pulang Emily?" saut Daniel.

Emily mengangguk perlahan dengan melangkah menghampiri meja makan lalu menarik salah satu kursi ruang makan untuk duduk di sana.

"Makanlah makananmu, selepas itu mama akan berbicara denganmu," pinta Mia yang sedang sibuk berada di depan wastafel.

Emily menatap makan malam yang sudah tersaji di hadapannya. "Aku tidak lapar."

Mia menoleh ke belakang.

"Emily," saut Dalton dengan suara yang terdengar imut. "Makanlah."

Emily memutar bola matanya setelah mendengar ucapan dari anak kecil itu.

"Dengarkan apa kata adikmu," balas Mia.

Kursi ruang makan yang didorong ke belakang oleh Emily membuat Daniel hanya bisa terdiam melihat sikap anak perempuannya itu. Emily memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengabaikan perkataan Mia yang menyuruhnya untuk tetap makan malam.

Mia mengelap kedua tangannya pada serbet yang menggantung di sisi kiri wastafel. Dia mengatakan pada Daniel bahwa dia akan berbicara empat mata kepada anaknya tersebut. Daniel mengangguk perlahan dengan tatapan mengarah pada Mia yang saat ini sedang mengetuk pintu kamar Emily.

🔱🔱🔱

"Jadi, kau akan bermalam di rumah sakit?" tanya nyonya Gordon dari seberang telepon.

"Iya, aku tidak bisa meninggalkan Louisa bermalam sendirian di sini," balas tuan Gordon.

Nyonya Gordon menatap ke arah ruang keluarga untuk memperhatikan Ella dan Lucas yang sedang bermain di lantai ruangan tersebut bersama beberapa mainan anak-anak. Wajah nyonya Gordon begitu terlihat cemas saat mengetahui keputusan tuan Gordon yang akan bermalam di rumah sakit. Dia sendiri merasa tidak tenang jika suaminya tidak bisa menemaninya malam ini.

"Leticia?"

"Oh ya, aku masih di sini," ucap nyonya Gordon yang tersadar dari lamunan.

"Ya sudah kalau begitu aku akan matikan telepon ini. Pastikan semua pintu sudah terkunci rapat," pinta tuan Gordon.

Belum sempat nyonya Gordon merespon ucapan suaminya, sambungan telepon tersebut sudah terputus hingga membuat perasaan khawatir nyonya Gordon semakin bertambah. Wanita itu meletakkan kembali gagang telepon rumahnya dan berjalan masuk ke dalam ruang keluarga untuk duduk di sofa. Dia memperhatikan Ella secara diam-diam yang sedang memainkan boneka beruang cokelat.

"Ayah tidak kembali?" tanya Ella.

"Tidak." Nyonya Gordon tersentak kaget. "Dia akan bermalam di rumah sakit."

Ella bangkit dari tempat duduknya dengan bibir sedikit mengerucut. Saat akan pergi meninggalkan ruang keluarga, nyonya Gordon memberhentikan langkah kecil anak perempuan itu.

"Kau mau ke mana?" tanya nyonya Gordon.

"Masuk ke dalam kamar," jawab Ella yang kembali melangkah menaiki anak tangga secara perlahan.

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang