LXXIV

307 71 58
                                    

Felix dan Louisa sudah tiba di rumah sakit Saint Joseph untuk bertemu dengan Emily. Setelah mendapat arahan dari pihak resepsionis rumah sakit tersebut, keduanya terus melangkah hingga dihadapkan oleh sebuah pintu kayu berwarna coklat.

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam, Emily langsung menatap ke arah pintu masuk dan mendapati kedua temannya berjalan mendekati ranjang rumah sakit Emily.

"Astaga Emily! Bagaimana keadaanmu?" tanya Felix khawatir.

"Rasa sakit masih menjalar di tubuhku namun tidak terlalu parah," jawabnya. "Hi," sapa Emily pada Louisa.

"H--hi," balas Louisa kikuk.

"Bagaimana kau bisa berhasil ditemukan?" tanya Felix.

"Kau ingat rumah yang pernah kudatangi tempo hari bersamamu?" tanya Emily. "Rumah yang terletak di dalam hutan sudut kota Colorado."

Felix berpikir sejenak. "Kediaman rumah Dommy?"

"Dommy?" saut Louisa mengernyit.

Emily mengangguk. "Benar. Dommy, sosok anak laki-laki yang pernah kau lihat di dalam rumahku." Dia mengalihkan pandangannya kepada Felix. "Ibu Dommy yang bernama Lillian nyatanya adalah seorang mantan anggota kelompok Belph."

"Belph?" ungkap Louisa kembali.

"Tunggu--" potong Felix. "Apa itu anggota kelompok Belph?"

"Mereka adalah sebuah kelompok penyembah Belphegor. Makhluk--bukan-bukan," Emily menggelengkan kepalanya. "'Tuhan' mitologi yang mereka sembah untuk mendapatkan tujuan masing-masing."

"Terdengar seperti sekte Elisabeth dan Mary," ucap Felix.

Emily menjentikkan jarinya. "Aku pun juga berpikir hal yang sama. Namun sepertinya ini tampak berbeda."

"Berbeda bagaimana maksudmu?" Felix mengernyit heran.

"Sekte Mary mengambil nyawa para pengikutnya secara turun-temurun untuk kelangsungan kekayaan mereka, sekte Elisabeth mengambil nyawa para pengikutnya dengan dua pilihan yakni secara turun-temurun atau dari orang-orang asing, sementara--aku tidak tau apakah ini dapat dimasukkan sebagai sebuah sekte atau kelompok penyembah--"

"Bukankah keduanya memiliki arti yang sama?" potong Louisa.

"Kau benar," Emily mengangguk. "Namun nyonya Lillian sendiri yang mengatakan bahwa ini merupakan kelompok penyembah."

"Lalu apa yang membedakan dengan ketiga itu?" tanya Felix.

"Kelompok penyembah Belphegor mengambil nyawa orang asing dengan cara menculik dan melakukan pembunuhan secara keji. Tidak hanya itu, jika kau ingin keluar dari kelompok penyembah Belph, kau bisa saja diizinkan namun nama seseorang yang sudah kau tulis dalam secarik kertas saat melakukan perjanjian sebelum menjadi anggota kelompok itu yang nantinya akan diincar untuk dijadikan korban terakhir," tatap Emily pada kedua temannya. "Dan nyonya Lillian mengorbankan jiwa Dommy beserta suaminya."

Louisa terdiam mendengar penjelasan tersebut. Pupil matanya tampak membesar. Dia mengalihkan pandangannya dengan otak yang terus berpikir.

"Apa kau sudah mencaritahu asal-usul kelompok penyembah Belphegor?" tanya Felix.

Emily menggeleng. "Aku pernah melihat Belphegor di buku mitologi milikmu. Aku ingin kau membawanya untukku dan kita bisa mencaritahu asal-usul itu secara bersama-sama."

"Tapi kau belum sembuh secara total, Emily," saut Louisa.

"Tidak apa. Aku masih bisa berpikir. Rasa sakit ini seperti tidak terasa saat aku membahas mengenai kasus tersebut." Emily mengalihkan pandangannya pada Felix. "Bisakah kau mengambil buku itu sekarang?"

[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang