Hari-hari berlalu dengan cepat. Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan rumah keluarga Gordon. Louisa keluar dari dalam mobil tersebut setelah mereka diantar oleh tuan Parker. Ella berlari menaiki anak tangga kecil rumahnya dan masuk ke dalam rumah tersebut karena dirinya sudah tidak sabar untuk bermain dengan Louisa selepas kepulangan mereka dari rumah sakit. Sementara Louisa sendiri berjalan santai dan langsung menaiki anak tangga agar dia bisa masuk ke dalam kamar.
Pintu kamar yang sudah dibuka olehnya, memperlihatkan keadaan di dalam kamar tersebut. Louisa berjalan masuk untuk membuka jendela agar udara luar bisa masuk ke dalam kamarnya. Perempuan itu duduk di tepi ranjang dengan menghadap ke arah jendela kamar. Dia meraih ponsel di dalam tas untuk melihat apakah ada pesan masuk dari sang ayah atau tidak.
Louisa menghela napas perlahan setelah menatap foto dirinya dengan mendiang sang ibu sebagai gambar layar ponsel tersebut. Satu buah notifikasi pesan yang berasal dari sang ayah muncul pada layar ponsel membuat raut wajah Louisa tersenyum lebar. Pesan yang berisikan bahwa sang ayah sedang dalam perjalanan kembali ke rumah, menjadikan dirinya langsung terlihat bersemangat.
"Louisa."
Suara sapaan itu membuatnya menoleh ke belakang. Dia mendapati Ella sedang menyender pada pintu masuk yang dibiarkan terbuka olehnya.
"Ayo bermain denganku," ajaknya.
Setelah membalas pesan dari sang ayah, Louisa segera bangkit dari tepi ranjang dan berjalan menghampiri Ella. Ella meraih tangan kanan Louisa untuk menuntun perempuan itu masuk ke dalam kamarnya. Setibanya mereka di dalam kamar Ella, Louisa pun duduk di tepi ranjang Ella dan tersenyum ke arah adiknya.
"Kau ingin bermain apa denganku?" tanya Louisa.
"Bagaimana kalau pesta teh? Akan kuajak Berry untuk bermain bersama kau dan aku," jawabnya.
"Berry?" Louisa mengernyit.
"Boneka ini bernama Berry," balas Ella meraih boneka yang berada di atas kursi kecilnya.
Agar adiknya merasa senang, Louisa pun menuruti permintaannya untuk bermain pesta teh dengan cara berpura-pura sebagai seorang tamu yang telah diundang untuk menikmati secangkir teh bersama dengan sedikit berbincang-bincang.
"Louisa, aku sudah bertemu dengan ibu," tutur Ella sambil menuangkan teko ke dalam cangkir kecil miliknya.
"Oh ya?" responnya antusias.
Ella mengangguk, "Ibu mengajakku bermain di dalam hutan."
"Hutan?" Louisa menegangkan punggungnya. "Apa yang sudah ibu lakukan padamu?"
"Tidak ada," gelengnya. "Dia hanya mengajakku bermain."
"Kau tau Ella, di dalam hutan itu, ada banyak sekali hewan buas. Aku tidak ingin kau pergi sejauh itu lagi," pinta Louisa.
"Ibu melindungiku, Louisa. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku seperti itu," jawabnya.
Louisa hanya bisa terdiam mendengar jawaban dari Ella. Pikirannya saat ini bertanya-tanya bagaimana bisa nyonya Gordon membawa Ella masuk ke dalam hutan saat dirinya berada di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. Namun disisi lain, dirasa sangat mustahil jika ibu yang dimaksud oleh Ella adalah ibu kandung mereka yang sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Suara deru mesin mobil terdengar hingga membuat keduanya menatap jendela kamar tersebut. Louisa bangkit dari tepi ranjang dan menghampiri jendela kamar Ella. Dia mendapati mobil sang ayah tiba di rumah mereka hingga membuat keduanya langsung terlihat bahagia. Ella sendiri berlari keluar kamar untuk bisa bertemu dengan ayahnya secepat mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [4]: Louisa Gordon and The Secret Stalker
Horror"Setiap part selalu dibuat penasaran." - TSS's Readers. HIGHEST RATING: #2 in HORROR-THRILLER [13/06/20] #3 in PENGUNTIT [06/07/20] [TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [4]: Louisa Gordon. "Hey, let's play together." ["Hey, ayo bermain bersama."]...