Mohon maaf, bagian ini sedang direvisi.
Pada dasarnya, manusia kerap kali melakukan kesalahan.
***
Tiara mondar-mandir mencoba menghubungi Papanya yang tak kunjung mengangkat teleponnya.
"Mungkin Papa lagi sibuk," kata Bunga yang ada di sebelahnya, berusaha menenangkan.
Detik berikutnya, pintu IGD terbuka lebar. Seorang wanita yang menggunakan jas berwarna putih keluar dari sana menghampiri Bunga, disusul juga oleh beberapa perawat yang keluar sambil mendorong brankar untuk dipindahkan ke ruang rawat.
"Bagaimana kondisi anak saya, Dok?" tanya Bunga sambil meremas kedua tangannya.
"Dari hasil pemeriksaan tadi, putri ibu mengalami gejala anemia yang sangat parah. Hb-nya turun drastis dari nilai rata-rata normal... untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan harus segera dilakukan transfusi darah, Bu," jelas dokter dengan tag name dr. Lala.
***
Keesokan harinya, Nuca tidak masuk sekolah karena siang ini, ada acara keluarga besar di rumahnya. Selain itu, ia juga berniat menjenguk Lyodra. Ya! Mau bagaimana pun Nuca harus menemui Lyodra. Ia sadar, ucapannya kemarin sudah sangat keterlaluan. Ia juga tidak mengerti kenapa bisa ia sekasar itu saat melihat Lyodra bersama Derry kemarin."NUCAAA!" teriak Aridana dari depan teras.
"Iya... ada apa, Pa?"
"Tolong mandikan adik-adikmu ini, Jarwo dan Mirah!" suruh Aridana sambil memasukkan sepasang kucing itu ke dalam kandang.
"Lho, Papa beli kucing? Emang siapa yang mau urus kucingnya?"
"Ya tentu saja Papa yang bakal ngurus mereka, lah. Kamu sebagai Kakak yang baik, sana bawa ke pet shop dekat komplek!" suruh Aridana.
"Kenapa nggak suruh Kak Priska aja? Nuca mau pergi jenguk Lyo, Pa."
"Yaudah. Tolong panggilin si Priska, Nuc!"
"Oke, Pa."
***
Nuca menghampiri Priska yang tengah duduk di sofa ruang tamu-yang sedang menatap sebuah buket bunga matahari-yang masih segar. "Kak Priska dipanggil Papa.""Ada apa?" tanya Priska, menoleh ke arah Nuca.
"Disuruh mandiin Jarwo sama Mirah," jawab Nuca.
"Yaudah, gue pergi dulu."
"Oke."
Pandangan Nuca beralih pada sebuket bunga matahari yang ditinggal Priska begitu saja di atas sofa. Pikirannya melayang saat memikirkan bunga itu. Setelah memastikan bahwa Priska benar-benar sudah pergi, ia segera mengantonginya.
Tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya tersenyum penuh seringai. Jujur, sebenarnya ada rasa takut saat mengantongi bunga itu-yang katanya dikasih oleh kekasih kakaknya. Namun, mau bagaimana lagi. Jika ia mampir ke toko bunga untuk membeli bunga matahari yang disukai gadis itu, belum tentu ada yang menjualnya karena bulan ini belum musimnya.
***
Di koridor kamar, Nuca mendapati Bunga yang tengah merenung sendirian. Jujur, ia sedikit ragu untuk menjenguk Lyodra sore ini. Nyalinya pun menciut seketika mengingat kejadian kemarin memang sepenuhnya adalah kesalahannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215851266-288-k241697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri dan Sayap - END
Teen FictionIni kisah tentang Lyodra Margalova Kayreen, gadis berkulit putih pucat yang sukanya banyak tanya. Ini juga kisah tentang Giannuca Diradja Rilasso, laki-laki yang mengecap dirinya sebagai sayap pelindung untuk perinya, Lyodra. * Sudah siap baca cerit...