Ini kisah tentang Lyodra Margalova Kayreen, gadis berkulit putih pucat yang sukanya banyak tanya. Ini juga kisah tentang Giannuca Diradja Rilasso, laki-laki yang mengecap dirinya sebagai sayap pelindung untuk perinya, Lyodra.
*
Sudah siap baca cerit...
Jangan lupa untuk selalu vote dan ramaikan komentar di setiap paragraf!💜🧡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apapun masalahmu, tetap hadapi dengan rasa syukur. Definisi bahagia itu tidak perlu melulu soal hidup yang selalu beruntung. Paham?
***
Nuca berlari menuju ke ujung sana, menariknya dengan cara melingkarkan kedua tangannya di depan perut Lyodra dari atas balkon dinding itu untuk turun. Bagaimana ia tidak kaget! Lyodra benar-benar gila sudah menapakkan kakinya pada balkon yang hanya dibuat dengan kayu tipis!
"LO MAU BUNUH DIRI?" bentak Nuca.
"KALAU LO MAU BUNUH DIRI, OTAK LO ITU CERDAS BUAT MIKIR YANG BAIK-BAIK! MASIH BANYAK ORANG YANG HIDUPNYA LEBIH KASIHAN. JADI, JANGAN PERNAH MERASA KALAU CUMA LO YANG PALING MENDERITA DI DUNIA INI!"
"LO ADA MASALAH APA SAMA HIDUP LO? KALAU ADA, YA, CERITA SAMA GUE! BUKAN MALAH TERJUN DARI SINI!"
"LO TAU NGGAK ITU KAYU TIPIS! KALAU GUE NGGAK CEPET-CEPET NARIK LO, LO BISA JATUH LY!"bentak Nuca lagi.
Tanpa ia sadari matanya mulai berkaca-kaca. Napasnya memburu karena berlari dari pintu yang lumayan jauh. Tentu saja dia kaget sekali melihat Lyodra yang berani menapak ke balkon itu.
"MASIH BANYAK YANG SAYANG SAMA LO! GUE JUGA SAYANG BANGET SAMA LO! MASA LO MAU NINGGALIN GUE? LO NGGAK KASIHAN KALAU LO PERGI NINGGALIN GUE? GUE MAIN SAMA SIAPA NANTI? MIRNA? MIRNA UDAH NIKAH SAMA JARWO! GUE NGGAK MAU LO NGELAKUIN HAL BODOH YANG BIKIN DIRI LO CELAKA!" kata Nuca.
Lyodra menggigit bibir bawahnya. "APA, MAU ALASAN APALAGI LO?!?"
Sebegitunya Nuca merasa takut jika Lyodra benar-benar jatuh dari atas gedung ini. Nuca bergidik ngeri membayangkan hal itu terjadi lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Sebenarnya, Lyodra bersyukur diberi tahu oleh Nuca bahwa kayu itu tipis dan terlihat rapuh untuk menopangnya. Dia tidak berani menatap Nuca yang kini masih memarahinya. Kepalannya tertunduk ke bawah. Tapi entah mengapa, kata-kata Nuca tadi malah membuat dirinya menahan untuk tidak tertawa.
"Cengar-cengir!" ketus Nuca.
"Nuca, maafin Lyodra...."
"Maaf-maaf! Jangan ulangi."
Lyodra mendongakkan kepalanya, terkejut melihat mata Nuca yang berkaca-kaca.
Nuca menarik pinggang Lyodra ke dalam pelukannya. Lyodra dapat merasakan tangan Nuca lemas saat menariknya ke dalam pelukannya. Dadanya berderu-deru. Ia tahu, dirinya sangat shock melihat kejadian tadi.
"Jangan tinggalin gue," ucap Nuca dengan suaranya yang serak.
Setelah dirasa Nuca tenang, Lyodra melepas pelukannya. Ia melihat mata Nuca yang sudah kering. Ia tersenyum pada Nuca.