24. Mendung

3.3K 326 100
                                        

Jangan lupa vote dan ramaikan komentar disetiap paragraf. 💜🧡

Perhatian yang sangat nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perhatian yang sangat nyata. Mungkin, karena kita membangun persahabatan ini dari kecil.

***

Pagi yang sendu dengan awan kelabu dan rintik hujan. Lyodra kembali berangkat setelah dua hari ini ia tidak masuk sekolah. Ya! Lyodra memilih beristirahat di rumah dari segala penat dan juga bebannya. Sedikit informasi bahwa dua hari ini, laki-laki yang mencap dirinya sendiri sebagai sayap pelindung selalu menjenguk Lyodra setelah pulang sekolah. Mulai dari menemani check-up ke dr.Lala, mengirim bubur untuk sarapan pagi dan mengirim makanan favoritnya, ayam pete di sore hari.

Semenjak kejadian senin kemarin, laki-laki ini berubah menjadi laki-laki yang bisa dibilang... sayap pelindung untuk gadis itu. Melihat sisi Lyodra yang sedang sakit dan badannya yang semakin kurus, apalagi selalu diam dan melamun membuat dirinya selalu khawatir atas keadaanya.

Maklum. Lyodra kesepian di rumahnya. Edi masih berada di luar kota, Tiara sedang dipadati oleh jadwal manggung di luar kota. Sedangkan, Bunga kini berada di Bali untuk menghadiri acara pernikahan temannya.

Lyodra berjalan membawa buku-buku tebal ditangannya sambil memeluk dirinya sendiri yang kedinginan. Bercak bewarna kecoklat-coklatan menghiasi lantai jalanan koridor yang ia pijak. Ia berhenti di sudut ujung koridor yang tampak sepi. Ia terpaksa berhenti di sana karena hujan semakin deras membuat dirinya takut untuk menerjang ke sebrang koridor yang masih lumayan jauh. 

Pagi ini, ia harus langsung datang ke ruang laboratorium-olimpiade untuk bedah soal sebelum besok ia berangkat ke Kota Bandung. Jarum jam ditangannya menunjukkan pukul tujuh dan bel masuk sudah berkumandang di segala penjuru ruangan. Lyodra mengambil ancang-ancang untuk berlari menyebrang dari koridor satu ke koridor di depannya. Ia meletakkan buku paketnya di atas kepalanya dan bersiap untuk lari menerjang hujan.

"AAAHSSSHH...."

Ia terkejut melihat laki-laki yang ia kenal tiba-tiba menghadang di depannya dengan begitu saja membuat dirinya terpelonjak kaget.

Laki-laki itu adalah Nuca. Yang sedang menggunakan hoodie tebal, topi bewarna hitam dan... Ah! Dia juga membawa payung bewarna abu-abu yang sudah mekar menutupi atas kepalanya. Nuca hanya diam, tidak berekspresi. Tatapannya juga sulit untuk diartikan. Ia dengan tiba-tiba menggandeng Lyodra menuju ke ruang lab-olimpiade.

***


Clek-- 

Suara pintu kaca yang dibuka oleh Bu Sapta. Bu Sapta datang membawa laptop dan beberapa lembar kertas juga buku-buku tebal di tangannya. ia kemudian duduk menatap anak didiknya yang sedari tadi sudah serius mengamati.

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang