39. Maafkan Aku, Terlanjur Kecewa

1.9K 279 255
                                    

Halo! Aku berharap sama kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo! Aku berharap sama kalian... semoga baca flashback ini dalam keadaan sehat, tenang dan serius supaya bisa lebih menghayati.

Note :

Target update

Vote       : 200

Komen : 400 + panjang?:'v

Bisa?

Oke,  jangan lupa vote dan ramaikan komentar di setiap paragraf!


***

Kau membuat semuanya indah, seolah takkan terpisah....

Peri dan Sayap

V e l l n y a

***


Jakarta, 22 Januari 2013

Saat itu, air-air mulai turun mengguyur ibu kota Jakarta. Suara gemercik yang beradu pada suara kendaraan lain berhasil membuat suasana ini semakin syahdu lantaran terbius pada suara derasnya. Hujan di bulan januari tampaknya betah sekali mengubah jalanan berpolusi menjadi benteng alam yang tenang saat awan hitam membuat tanah menguarkan baunya. Jika masih banyak orang yang mengeluh karena hujan datang di tengah kesibukan aktivitas kota, lain untuk Lyodra dan Nuca yang malah sangat menikmati rinai yang kini semakin deras.

Gadis berkulit putih pucat itu, memaksakan senyumnya saat air-air dari atas turun, memanggil angin risau lalu membisikkan pada pohon-pohon untuk ikut merinai.

Sepeda lipat di pinggir trotoar dibiarkan basah. Hanya dua anak yang singgah di halte dekat sekolahan.

Nuca menoleh pada Lyodra yang sibuk menghangatkan tubuhnya.

"Lyodra... kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Nuca yang kini melepaskan jaketnya kemudian memberikannya untuk Lyodra. "Pake jaketku, bibir kamu gemetar.... "

"Nggak usah, tap--" potong Lyodra saat setetes darah mulai membuat perasa di bibirnya.

"Kamu mimisan lagi?" tanya Nuca, tangannya bergerak mengambil tisu di dalam tasnya.

Lyodra menggeleng. "Cuma dingin, Lyo nggak apa-apa, kok."

"Kenapa, sih, dari dulu kamu selalu mimisan? Kamu punya penyakit serius?" tanya Nuca.

"Lyo nggak tahu, Mama sama Papa belum sempat bawa Lyo ke rumah sakit."

Wajah Lyodra benar-benar pucat. Seperti tidak ada keceriaan lagi pada sorot matanya.

"Nuca...."

"Iya?"

"Kalau Lyo meninggal, Nuca nangis nggak?"

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang