60. Cerita Tentang Semesta Yang Tak Berporos

1.3K 172 228
                                    




Tolong tinggalkan vote dan komen sebanyak-banyaknya sebagai bentuk 'apresiasi' pada bagian ini.

Terima kasih dan Selamat Membaca!

***


Lyodra baru saja pulang untuk mencetak tiket penerbangannya besok senin. Ia kemudian masuk ke dalam rumahnya dan mendapati Tiara yang juga baru pulang. Entah, habis dari mana kakaknya itu. Yang ia perhatikan sekarang adalah sesuatu yang sedang dimasukan kakaknya ke dalam kulkas.

Lyodra mendekat, ternyata itu adalah sebuah es krim rasa vanila berukuran delapan liter. Ia yang melihat itu pun langsung menyerbu, mengambil mangkuk besar lalu menarik kembali ember itu yang baru dimasukkan oleh Tiara.

Tiara mendesah melihat kelakukan adiknya. "Sante, lho, Ly. Nggak ada yang mau ngerebut. Itu semua buat lo!" cibir Tiara geleng-geleng kepala.

"Siapa yang beli ini Kak? Yang beli ini pasti sayang banget sama Lyo!" seru Lyodra yang masih menggaruk es krim itu.

"Gue yang beli."

"Berarti Kak Tiara sayang banget sama Lyo, kan?"

"Iya kali," jawab Tiara malas, seadanya.

"Semalem Lyo ditawarin es krim seember sama Bunda, tapi Lyo tolak. Eh, malah kakak beli."

"Kenapa ditolak?" tanya Tiara sok penasaran.

"Bunda kurang maksa. Kalau Bunda maksa banget, kan, Lyo jadi enak."

"Terserah, Ly. Terserah."

Lyodra berusaha memasukan kembali satu ember es krim rasa vanila itu ke dalam kulkas lalu menutup pintunya rapat-rapat.

"Habis darimana lo? Tumben banget weekend gini lo udah bangun?"

Lyodra berdiri, mensejajarkan tubuhnya pada Tiara. "Habis dari rumah temen Lyo. Cuma bahas materi debat sebentar terus pulang," bohongnya.

Tiara manggut-manggut. "Lo sekarang sibuk nggak?"

"Enggak."

"Mau nonton?" tawar Tiara.

"Nonton apa?"

"Gue lagi kepingin nonton film tapi lupa judulnya apa. Di trailer, sih, ada adegan tsunami-tsumani nya gitu."

"Yaudah ayo, tapi di kamar kakak aja, ya?"

Tiara mengangguk. "Lo ke sana, gih, gue mau siapin cemilan dulu."

"Siap Kak!"


***

Tiara terbelalak. Lima menit sebelumnya, ia hanya menyuruh Lyodra ke kamarnya. Namun sekarang, kamar ini sudah disulap menjadi bioskop ala rumahan.

Hordeng jendela ditutup rapat. Begitu juga dengan ventilasi. Kemudian, dilapisi lagi oleh kain selimut hingga cahaya matahari tak dapat masuk ke dalam ruangan ini.

Sekarang, hanya lampu tumblr saja sebagai pemberi pencahayaan ruangan ini. Tiara takjub sendiri melihat semuanya. Ia mendapati Lyodra yang sedang berjongkok, menarik sebuah laptopnya dari rak lemari paling bawah.

"Buset, Ly. Gerak cepet banget, lho, ya." Tiara menutup pintu, kemudian menaruh toples-toples di atas kasur.

Begitu juga dengan Lyodra yang menaruh laptop Tiara dan meja lipat agar berdiri tegak di atas kasur.

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang