Tolong ramaikan komentar dan vote, ya.
Follow dulu yuk
***
"Kenapa, sih, Lyo nggak boleh tahu?"
"Ya, untuk ditabung aja."
Lyodra mengangguk paham. "Oh...."
"Kenapa emangnya?"
"Nggak papa, Lyo cuma tanya."
Ruangan ini kembali hening. Keduanya sama-sama kalut dalam pikirannya masing-masing. Nuca yang tidak tahan dengan situasi ini pun segera mencari topik lain.
"Lo mau main nggak?" tawar Nuca.
"Main apa?"
"Gelembung sabun."
Lyodra mengangguk. "MAU!!" soraknya.
"Yaudah, sana ambil sabun. Gue tunggu."
"Oke Nuca!" Lyodra pun menuruti perintah Nuca. Ia segera berlari ke arah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan semangkuk air sabun lalu menyerahkannya pada Nuca. "Ini Nuca," serahnya.
"Mau main di mana?"
"Di bawah aja gimana?"
"Yaudah ayo."
Mereka pun turun, menuju ke taman belakang untuk bermain gelembung sabun. Ya, Nuca sengaja mencetuskan ide ini agar Lyodra bisa berhenti sejenak memikirkan semua hal.
Mereka mulai memasukan tangkai peniup ke air sabun lalu meniupnya hingga menghasilkan gelembung-gelembung.
Lyodra tersenyum senang. Manik bola matanya menyala, tak kosong seperti kemarin dan tadi saat pertama Nuca temui. Nuca yang bisa menyadari itu pun ikut bahagia.
"Nuca, Lyo rasa-rasanya kepingin main sama Nuca terus."
"Lyo seneng banget." Lyodra terus berputar sambil menggelembungkan gelembung sabun.
Nuca terkekeh. "Berarti gue harus sering-sering main ke sini, dong?"
"Iya, harus temenin Lyo terus, ya!"
"Siap!"
Lyodra meloncat-loncat di atas rumput, kegirangan. Ia melupakan semua masalah sekaligus melupakan rumput-rumput yang baru saja diguyur oleh air hujan.
"Ah!!!" teriak Lyodra, kaki kirinya hampir tergelincir. Namun, tubuhnya berhasil ditarik kembali oleh Nuca.
Deg.
Pandangan mereka bertemu lagi. Keduanya saling menatap satu sama lain. Entah apa yang menyirat di dalam manik bola mata mereka. Yang jelas, keduanya sama-sama sedang merasakan debaran jantung yang terasa berdetak lebih cepat.
Di saat itu juga... Nuca berharap, ia bisa terus bersama Lyodra, mengisi waktu bersama gadis itu. Begitu juga dengan Lyodra yang berjuang agar semesta mengabulkan itu semua.
Saat itu, air-air yang tertinggal di daun dan bunga... meminta kupu-kupu untuk mengepakkan sayapnya, mengitari mereka.
Awan yang sempat mendung, kini kembali cerah menyinari dua insan yang masih saling menatap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Peri dan Sayap - END
Teen FictionIni kisah tentang Lyodra Margalova Kayreen, gadis berkulit putih pucat yang sukanya banyak tanya. Ini juga kisah tentang Giannuca Diradja Rilasso, laki-laki yang mengecap dirinya sebagai sayap pelindung untuk perinya, Lyodra. * Sudah siap baca cerit...