10. Gadis Dingin, Keras Kepala !

3.4K 242 92
                                    

Katanya benci itu...


***

"Nggak usah pegang Lyo, Lyo bisa sendiri, kok."

Nuca melepaskan tangannya dari tangan Lyodra yang sudah terlanjur basah karena darah. Ia membiarkan Lyodra seperti apa yang dia mau. Nuca diam, hanya memperhatikan gerakan Lyodra dari belakang.

"Eshhh," ringisnya pelan, tangan kirinya ia gunakan untuk menjepit lubang hidung sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk memegangi kepalanya yang berdenyut-denyut terasa nyeri. Sebenarnya, lututnya pun ikut lemas karena semua sarafnya nyeri. Tapi, ia paksa untuk melangkah lagi tanpa bantuan dari Nuca.

"Biar gue bantu," desaknya.

"Lo pusing di sebelah mana?" Nuca menghadang.

"Mau gue gendong?" Tanya Nuca

"Nggak usah dibil-" ucapannya terpotong, ia sudah lemas sekali. Lyodra memegangi kepalanya kemudian memeluk badannya sendiri untuk mencoba berjalan lagi.

Tapi baru tiga langkah dari mejanya, ia memutuskan untuk berjongkok berharap dapat menetralisir kepalanya yang pusing dan kakinya yang sudah gemetar. Nuca memandangi punggung Lyodra dari  belakang. Ia membantunya untuk kembali berdiri.

"Lyo bilang nggak usah, ya, nggak usah!" ketus Lyodra sambil memejamkan matanya.

Nuca berdecih pelan. "Nurut sama gue, atau gue tinggalin lo sendirian di sini!" ancam Nuca.

"Lyo malu ke UKS...," kata Lyodra, suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca.

"Malu kenapa?" tanya Nuca.

"Seragam Lyo banyak darah, wajah Lyo kotor...," isak Lyodra kini menunduk malu menatap Nuca.

"Sebentar, lo jongkok lagi, atau pegang meja ini. Gue ambil jaket dulu di loker koridor deket lab-olimpiade."

Nuca berlari, tidak ada satu menit ia kembali dengan jaket hitam miliknya. Ia menuntun Lyodra yang sudah pasrah. Lyodra terpaksa menuruti Nuca untuk berjalan menuju ruang UKS. Syukur saja saat ini sedang berlangsung Kegiatan Belajar Mengajar, jadi, tidak banyak siswa-siswi yang berkeliaran melihat mereka.

***

"Astaga, itu kenapa bisa banyak darah. Kamu mimisan lagi, Ly?" tanya dokter jaga UKS, Bu Agseisa. Ia tergopoh-gopoh membantu Lyodra sampai ke brankar. "Ini kenapa?" tanya Bu Agseisa.

"Kayaknya gara-gara tadi dia ngerjain soal olimpiade jadi mimisan," jawab Nuca sok tahu.

Lyodra membaringkan tubuhnya di atas brankar UKS. Ia masih menjepit kedua lubang hidungnya.

"Nuca, tolong ambilkan tisu basah di meja sana," suruh Agseisa.

Nuca membalikan badannya mencari apa yang disuruh Bu Agseisa dan kembali, menyerahkan tisu basah kepadanya. "Ini Bu."

Bu Agseisa membersihkan semua darah yang ada di wajah Lyodra menggunakan tisu. "Kamu kalau mengerjakan soal jangan terlalu diforsir! Badan kamu itu cepat lelah, Ly," pesan Bu Agseisa.

Nuca mengerutkan keningnya. Biasanya, jika Lyodra mimisan tidak separah ini, bahkan, selama ini. "Bu, itu kenapa hidung Lyodra masih terus-terusan mimisan, ya?" tanyanya.

"Bentar, ibu mau ambil tensimeter."

Bu Agseisa menggunakan alat itu untuk mengecek keadaan Lyodra. "Darah kamu rendah Ly," kata Bu Agseisa lalu membenahi alat itu kembali. "Makan sayuran yang banyak, minum air putih, dan jangan lupa istirahat yang cukup. Yang terpenting itu jangan dianggap beban," pesan Bu Agseisa sambil tersenyum pada Lyodra.

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang