22. Kebodohan

3.4K 377 174
                                        

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan vote dan komentar di setiap paragraf 💜🧡

***

Jangan anti kritik. Tapi juga harus paham 'caranya' mengkritik.

***

Lyodra membaringkan tubuhnya di atas brankar yang sudah seperti kamar keduanya karena langganan di tempati Lyodra.

"Dibersihkan dulu hidungnya," suruh Bu Agseisa ia lalu memberikan beberapa lembar tisu untuknya. "Ngapain aja hari ini?" tanyanya.

"Lyodra tadi dihukum dua jam berdiri di depan tiang bendera, Lyo muter-muter ke kantin, ke kelas Kak Tiara, ke kelas Lyo, terus ke ruang Lab. Badan Lyo panas dari jam sepuluh pagi dan Lyo sudah mimisan empat kali hari ini, Bu," kata Lyodra.

"Jangan sampai kelelahan, kalau sudah nggak kuat yaudah jangan dipaksa," pesan Bu Agseisa.

Lyodra menggit bibir bawahnya. "Bu, badan Lyo sudah nggak enak. Apa boleh Lyo pulang lebih awal?" tanya Lyodra.

Bu Agseisa mengangguk. "Boleh, kok.... "

"Tapi Lyo pengin tidur dulu biar ada tenaga ke ruang lab ambil barang yang ketinggalan di sana...."

"Tas kamu di sana? Ada orang nggak di sana? Yaudah, saya telepon ruang lab...."

"Eh...." Baru saja Lyodra ingin mengelak tapi Bu Agseisa sudah lebih dulu menutup tirai kamar Lyodra dan pergi begitu dari pandangannya.

Agseisa menelepon ruang laboratorium-olimpiade. Beberapa detik kemudian sambungan terangkat.

"Halo... maaf dengan siapa ini?"

"Saya dokter jaga, Bu Agseisa. Ini siapa?"

"Saya Ola... ada apa, ya, Bu?"

"Lyodra minta pulang, bisa tolong ambilkan semua barangnya? Dia enggak kuat jalan jauh lagi...."

"Oh... iya Bu. Eh, tapi sekolah lagi banyak kedatangan guru-guru tamu di aula... pasti susah banget dapet izinnya karena guru  BK sepertinya sedang sibuk, Bu...."
"Masa, sih?"

"Tadi mama saya mau antar flashdisk yang ketinggalan... waktu di pos satpam nggak dikasih izin masuk Bu, dititipin pun juga nggak mau. Saya mau nyamperin mama keluar juga nggak dikasih izin, katanya harus pake surat yang ditandatangani guru piket dan guru BK... karena ribet akhirnya saya nggak jadi ambil..." cerita Ola panjang lebar.

"Yaudah, kamu antarkan Lyodra pulang nanti biar saya yang urus suratnya... saya kasih surat izin sampe pulang sekolah gimana?"

"Baik Bu, sebentar... saya pikirin dulu."

"Lho..., kok, dipikir? Ini teman kamu lho... dia udah kesakitan dari tadi. Emangnya kamu nggak kasihan apa?!?"

"Ah... iya Bu... atau Nuca saja, ya, Bu? Saya soalnya nggak bawa kendaraan dan nggak tahu rumahnya...."

"Terserah, yang penting segera."

"Baik Bu...."

Tut Tut Tut....

Bu Agseisa kemudian menghampiri Lyodra lagi. Ia memberi dua kertas surat agar diisi ketika Lyodra pulang nanti.

"Ly, nanti ini diisi, letakkin di atas kasur saja. Ibu ada panggilan rapat di aula," pesan Bu Agseisa. Lyodra kemudian tertidur dengan tangan kanan yang menutupi dahinya.

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang