Gimana? Udah follow vellnya belum? Yuk! Follow dulu.
Jangan lupa vote dan ramaikan komentar di setiap paragraf, ya!!
Besok minggu, kalau ini rame sampe 150 lagi insyallah upload ya :)
Selamat Membaca, Sahabat!
Semoga kalian selalu suka :)
Yuk rame yuk.
***
Nuca melempar tubuhnya ke atas ranjang. Tubuhnya benar-benar sedang tidak enak. Termometer yang ia gunakan tadi menunjukkan suhu tubuhnya berada di atas 38 derajat celcius.
Tidak biasanya ia merasa seperti ini. Padahal, sejak sampai di rumah ia tidak merasakan apa-apa. Bahkan, bisa menyelesaikan seratus soal biologi dalam waktu enam puluh menit.
Cleeek---
Maia datang, membawa obat dan segelas air putih untuknya.
"Kenapa bisa sakit, sih? Jarang banget, lho, kamu demam...," ucap Maia yang kini duduk di sebelah Nuca.
Nuca menggeleng lemah. "Nuca kepingin ikut lomba debat bahasa inggris, lho, Bun...," rintihnya sambil berkaca-kaca.
"Ikut tinggal ikut. Tumben banget kamu kepingin ambil lomba yang bau-bau bahasa? Udah bosen fisika?" tanya Maia sambil mengerutkan keningnya.
Tak terasa air mata Nuca kini terjatuh. "Kepingin lomba sama Lyo, Bun...," tangisnya sesenggukan.
Maia setengah ternganga. Putranya memang sensitif sekali jika sedang demam begini. "Yaudah, daftar, lah," ucap Maia langsung memberikan solusi.
"Masalahnya lomba itu diperuntukkan untuk yang ekstrakulikuler debat bahasa inggris, Bun. Nuca, kan, enggak ikut... tapi si Derry bisa ikut... padahal sama-sama nggak ikut ekstranya... huhuhu... tapi kenapa Derry dipilih coba, Bun?"
"Yaudah... kamu bilang sama si Lyo aja... suruh si Lyo bilang sama pembinanya biar kamu bisa ikut. Masa cuma gini aja kamu langsung nangis...," cibir Maia.
"Nggak mau, Lyo nyebelin...," kata Nuca dengan nadanya yang lemah.
Maia dibuat geleng-geleng kepala. "Kenapa? Kalian berdua berantem? Bukannya tadi sore kamu sempet anterin Lyo, kan?" tanya Maia.
"Hm...," dehemnya pelan.
"Berantem kenapa?"
"Hm... gitu, lah, Bun...."
"Gitu gimana?"
"Ya gitu...."
"Ya gitu gimana?"
"Udah, lah, Nuca capek."
"Gimana, sih, nggak jelas banget. Yaudah tidur. Tadi sempet kena gerimis, ya, kamu?"
"Hm...."
"Tugas udah dikerjain semua?"
"Hm...."
"Gimana?" tanya Maia mensejajarkan tubuhnya pada Nuca.
"Apanya?" bingung Nuca.
"Katanya mau motor Ducati Diavel Carbon? Masih kepingin nggak?" pancing Maia.
"Kan, Nuca udah bilang nggak, Bun."
![](https://img.wattpad.com/cover/215851266-288-k241697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri dan Sayap - END
Teen FictionIni kisah tentang Lyodra Margalova Kayreen, gadis berkulit putih pucat yang sukanya banyak tanya. Ini juga kisah tentang Giannuca Diradja Rilasso, laki-laki yang mengecap dirinya sebagai sayap pelindung untuk perinya, Lyodra. * Sudah siap baca cerit...