3. Pingsan

4.5K 248 50
                                        

***

Senin pagi. Seperti biasanya seluruh siswa menuju ke lapangan belakang untuk melaksanakan upacara bendera. Tapi sayangnya, itu tidak berlaku bagi satu siswa yang bernama Lyodra Margalova Kayreen. Tubuhnya, sama sekali tidak bisa diajak bekerja sama melakukan hal-hal yang membuat dirinya kelelahan.

Semenjak dirinya didiagnosa terkena penyakit anemia kronik, ia harus menuju ke ruang UKS setiap sekolah mengadakan upacara bendera. Keadaan itulah yang membuat Lyodra tak mampu berdiri selama satu jam lebih apalagi, terkena sinar matahari yang teriknya sesilau pagi ini.

Sreekkk---


Seseorang berjalan mendekat lalu mengulurkan tangannya, memperkenalkan dirinya pada Lyodra yang tengah beristirahat di atas brankar ruang UKS. "Kenalin, Derry."

"Lyodra. Maaf siapa, ya?" tanya Lyodra membalas uluran tangan itu, sedikit ragu.

"Gue anak PMR yang kebetulan minggu ini lagi tugas di ruang UKS. Gue denger, kata anak PMR yang lain... lo punya riwayat anemia kronik sejak SMP, ya?" tanya Derry memastikan.

"Iya," jawab Lyodra.

"Saran aja, sering-sering minum perasan buah lemon, banyakin juga mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi," pesannya lalu tersenyum hangat.

"Maaf, kok, Lyo nggak pernah lihat Derry, ya?" tanyanya kikuk.

"Lo nggak pernah liat gue? Gue kelas 11 IPS 2," jawabnya. "Ini gue ada obat anemia, lo nanti minum, ya." Derry memberikan kotak berukuran kecil yang dibungkus pita merah.

"Terima kasih," ucap Lyodra menerima kotak itu.

"Yaudah lanjut istirahat aja. Jangan lupa diminum obatnya," pesan Derry sekali lagi.

Lyodra menatap kepergian Derry dari tirai sekat pembatas. Ia lalu membuka sebuah kotak yang dibungkus dengan pita berwarna merah yang katanya isinya adalah obat anemia.

COMBA UNTUK CACING RASA JERUK

Lyodra mengerutkan keningnya. "Kok, obat cacing? Kan, Lyo itu sakit anemia. Bukan cacingan."

Lyodra dibuat geleng-geleng kepala. Takjub sendiri, karena ulah Derry. Bisa-bisanya Derry memberikan obat cacing padahal ia tahu tentang makanan yang baik untuk dikonsumsi penderita anemia. Jelas, nggak masuk akal!


***


Setelah upacara bendera selesai, Lyodra kembali ke kelasnya untuk mengikuti jam pelajaran. Sesampainya di kelas, ia mendapati sebuah cokelat yang terletak di kolong lacinya. Di saat yang sama, ada Nuca dan Ola yang sudah berdiri di ambang pintu kelasnya.

"Cokelat?" Kemudian ia meraih amplop berwarna putih yang terselip di bingkisan paper bag berukuran kecil.

Suara Lyodra yang lirih bisa didengar jelas oleh Ziva yang duduk di sebelahnya. Merasa penasaran, ia mendekat ke arah Lyodra. "Cokelat dari siapa Ly?" tanya Ziva.

Ini gue ada coklat buat lo.

Kalau lo suntuk dimakan, ya....

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang