9. Mimisan

3.4K 258 84
                                        

Sok dingin, tapi ujung-ujungnga nggak tegaan. Jadi gimana?


***


PRIIIIIIIIT

Sempritan Pak Anang menggelar, menggema di seluruh penjuru koridor dan ruang kelas. Seperti biasanya setiap tiga bulan sekali Pak Anang selalu melakukan inpeksi dadakan. Banyak siswa-siswi yang harus bersembunyi dari Pak Anang. Ada yang sembunyi di balik Stand Siomaynya Mbak Ainun, ada yang lari ke UKS mendadak sakit sampai-sampai ruang UKS jadi penuh demi menghindari inpeksi dadakan dari Pak Anang.

"ZIVA! KAMU ITU ANAK OSIS, KENAPA RAMBUT KAMU DIWARNAI KAYAK PITIK SEWUAN, SIH!"

"INI RAMBUT ASLI DARI SANANYA PAK!"

"JANGAN BOHONG KAMU! SAYA TAHU KAMU ASLI UJUNG BERUNG!"

"IYA PAK."

"SARPANTO MANA SI SARPANTO? UDAH CUKUR RAMBUT? ITU MASIH PANJANG! POTONG UKURAN 3,2,1!"

"SIAP PAK!"

"KEISYA! ITU KENAPA ROK KAMU PENDEK SEKALI? KAMU MAU SEKOLAH ATAU MAU NGECABE?"

"BIAR FASHIONABLE PAK"

"NOVI! ITU KUKU KAMU MASIH PANJANG! SEGERA DI POTONG!"

Pak Anang terus menyisir semua kelas.

"RICHARD, DASI KAMU KEMANA?"

"ANU TADI KETINGGALAN PAK."

"YA AMPUN DELLA, ITU TOLONG BAJU SERAGAMNYA DIKONDISIKAN! KAMU MAU SEKOLAH JADI ORANG SUKSES ATAU MAU JADI AWKARIN?"

"YA AMPUN FATIMAH! KAMU NIAT SEKOLAH ATAU MAU JADI MAKEUP ARTISNYA BARBIE KUMALASARI, SIH?"

"SEKOLAH PAK."

"ITU SUDRAJAT BAWA APA ITU? KARTU REMI? SINI CEPAT SERAHKAN!"

"MAAF PAK."

"YA AMPUN SI SAMUEL! UDAH BAPAK BILANG BERKALI-KALI KENAPA MASIH PAKE SEPATU SELOP?!!?"

"MAHALINI ASTAGA! ROMPINYA TOLONG DIPAKE!"

Ya! Seperti ini kurang lebihnya suasana di sekolah hari ini. Mereka harus berlari-lari menyembunyikan rambutnya, barangnya, bahkan atribut sekolah yang seharusnya dipakai sebelum Pak Anang memasuki kelas-kelas. Lain halnya dengan Nuca dan Ola yang tidak terkena inpeksi dadakan, ia terpaksa harus keluar dan memilih duduk di depan teras kelasnya menunggu acara ini selesai.

"Jantung gue gemeteran banget dengerin teriakan Pak Anang. Syukur gue nggak bawa liptint sama blush on kayak si Fatimah...."

"Ya masa lo pake begituan," kata Nuca geleng-geleng kepala.

"Serius, hari ini panas banget," keluh Ola mengibas-ngibaskan wajahnya dengan dua tangannya."Ke kantin yuk?"

"Mbahmu! Ini masih jam pelajaran... bentar lagi Pak Anang juga selesai," peringat Nuca.

"Serius, gue haus banget," rintih Ola semakin menjadi.

"Sabar...."

***

Setelah acara pemeriksaan selesai, siswa-siswa yang kena semprot Pak Anang tadi langsung misuh-misuh tidak terima. Seperti Keisya misalnya. Ia mengerucutkan bibirnya karena sakit hati dengan ucapan Pak Anang tadi.

Peri dan Sayap - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang