Chapter 37

1.4K 120 0
                                    

•~•~•~
Di Kamar nya

"Hei Kelinci aku bosan .. apa ya yang harus aku lakukan?''

Aku bertanya kepada boneka kelinci besar yang di berikan Papa sambil memeluk nya, kemudian aku teringat oleh kaca itu aku pun langsung mengambil kaca itu dan memanggil nama nya.

"Luciel "

Kemudian kaca tersebut menunjukkan wajah nya, aku melihat dia sedang mengantuk kemudian dia menyadari bahwa aku sedang menghubungi nya melalui kaca.

"Ada apa ..? "

"Kau baru selesai bekerja?"

"Ya .. "

"Ngantuk ya?"

"Iya .."

Aih .. kayaknya dia ngantuk banget deh ..

" Kamu ada dimana?"

"Di kantor ku, apaan itu di sebelah mu?"

"Oh boneka kelinci"

" Boneka? Kau masih mempunyai boneka??"

Pangeran Luciel menatapku dengan wajah bingung namun entah kenapa aku merasa seperti dia sedang menjahili ku ..

" Memang nya kau anak 3 tahun?"

"Hei!"

Tuh kan bener .. dia langsung tertawa kesel deh .. tapi .. perasaan ini pertama kali nya aku melihat dia tertawa ..

"Ada apa?"

"Ah ti-tidak! "

"Oh kau terpesona ya dengan tawa ku?"

"E-enggak ! Hanya saja .. ini seperti nya pertama kali aku melihat mu tertawa begitu saja .."

Aku memalingkan muka ku karena aku tidak ingin dia melihat muka ku yang memerah kemudian aku teringat dengan Duchess Amren

"Anu .. Pangeran Luciel"

"Hm?"

"Duchess Amren mempunyai anak berapa?''

" 2 , memang nya kenapa?''

"2 ?"

"Iya, tidak banyak yang mengetahui bahwa Duchess Amren itu punya anak 2, pasti kau mengira bahwa Duke Alvan itu hanya putra satu-satunya?"

"Iya, kok tahu?"

"Ada lah.. banyak yang mengira bahwa dia itu hanya punya satu anak. Begini biar ku jelaskan semua nya, jadi Duchess Amren menikahi seorang lelaki yang berasal dari Negara Selatan , kemudian lahir lah anak pertama mereka yaitu Eliza Aurelius. Namun Duchess Eliza terlahir sangat lemah, dia mudah sekali untuk sakit. Karena takut Putri nya cepat meninggal dan takut tidak akan ada keturunan lagi maka Duchess Amren melahirkan seorang putra yang terlahir sehat. Tetapi setelah kelahirannya Tuan Rufus meninggal dunia, dan dengan fisik nya yang sangat mirip dengan suami nya , aku dengar bahwa Duchess Amren sangat menyayangi Duke Alvan lebih dari Duchess Eliza. Duchess Eliza sekarang terjangkiti penyakit yang sangat langka . Duchess Amren juga jarang membicarakan tentang nya , dia hanya membicarakan putra tersayang nya."

"Begitu ya .. tapi tadi dia berkunjung ke kota Vahrora untuk mencari bunga yang bisa menyembuhkan nya"

"Hah omong kosong macam apa itu?"

Omong ... Kosong? Apa yang dia bicarakan?

"Apa maksud mu?"

"Iya aku tau kalau tadi mereka berdua berkunjung ke Vahrora juga .. tapi .. mereka hanya berkunjung ke makam Tuan Rufus .. dan kemudian belanja gaun.."

Pangeran Luciel berdecak kesal sambil memegang jidat nya. Kemudian dia mulai menguncir rambut nya.

"Kan sudah ku bilang .. penyakit itu sangat langka. Belum ada penyihir yang bisa menyembuhkan nya.."

"Tapi kan kau hebat banget dalam masalah sihir jadi kau tau kan cara menyembuhkan Duchess Eliza?"

"Sehebat-hebatnya aku belum pasti aku bisa melakukan semua nya dengan segampang itu .. dan juga tidak ada bunga yang bisa menyembuhkan nya mau itu bunga yang hanya mekar beberapa ratus tahun atau beribu-ribu tahun. Penyakit yang diderita oleh nya merupakan salah satu misteri yang masih belum di pecahkan.''

"Begitu ya ..."

Aku entah kenapa terharu dengan ini .. berarti selama ini anak nya yang sedang sakit ini tidak di perhatikan sama sekali .. ibu macam apa Duchess Amren ini? Eh tunggu berarti kalau Duchess Eliza duluan yang lahir berarti antara dia lebih tua dari ku atau sebalik nya atau juga seumuran dengan ku .. berarti ..

"Tunggu! Duchess Eliza berapa tahun?"

"Seumuran dengan mu. Duke Alvan lebih muda 2 tahun dari mu. "

"Apa?!"

Tunggu .. dia baru 12 tahunan?! Tapi tapi .. dia tadi lebih tinggi dari ku tadi! Kurang lebih 4 cm lebih tinggi dari ku!

''kau baru tau tentang itu?"

"Iya .. tadi dia lebih tinggi dari ku! Aku yang lebih tua 2 tahun dari nya masa lebih pendek?!"

"Kau memang pendek"

"Hei! Aku gak sependek itu! Aku baru setinggi sampai dada mu ... "

'' Tetap pendek kalau dari pandangan ku"

"Ternyata benar ya kalau kau itu nyebelin ..."

"Siapa yang bilang?"

"Mia"

" Oh .. dia toh .. tapi kenyataannya aku memang tinggi"

" Kau baru setinggi leher Papa"

"Kita lihat saja nanti dalam beberapa tahun aku pasti akan sepantaran dengan Yang Mulia atau mungkin lebih tinggi"

"Gila ya mau setinggi apa kau? Sampai ke langit?"

"Ya enggak gitu juga kali .. sudah ya aku mau tidur , sekarang sudah malam , kita lanjut saja besok. Selamat malam Tuan Putri"

"Selamat malam juga .."

Kemudian kaca nya mulai kembali seperti semula dan memperlihatkan wajah ku . Aku menyimpan kaca itu di meja rias ku dan mulai tiduran di kasur ku. Ternyata hari ini lumayan menyenangkan ya. . meskipun aku harus bertemu dengan nya lagi tapi .. setelah berbicara dengan Pangeran Luciel keadaan nya jadi sedikit lebih baik ..

The Empress's New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang