S2: Chapter 15

676 61 1
                                    

•~•~•
Setelah Natalia terbangun, ia pun bertatapan dengan Roy yang terus memandangi nya. Beberapa detik pun berlalu ia pun terkejut .

"Papa?!--"

DUK

Ia pun terbentur kepala Roy, dan mereka pun mulai memegang kepala masing-masing, Natalia pun berbaring di matras tersebut sambil memegang bekas benturan di kepalanya.

"Kepala mu sekeras batu juga ya .."

"Ma-maaf Papa .. kepala ku pun sakit.."

"Ada apa dengan kalian?"

Brianna pun memasuki ruangan itu dengan ekspresi bingung dan ia pun langsung berjalan cepat menuju mereka. Saat Brianna duduk di matras nya, Roy pun langsung memeluk Brianna dan menempelkan wajahnya di dada Brianna, Brianna pun bingung dengan aksi Roy.

"A-anu ada apa Roy? Natalia juga kenapa?"

"Terbentur .."

Natalia pun menjawab dengan suara kecil dan Brianna pun tertawa ragu dan mengusap rambut Natalia dan mengusap punggung Roy.

"S-Sudahlah .. tidak sakit lagi kan?"

Salah satu singa pun meloncat ke matras tersebut dan mengusap kepalanya ke Natalia. Natalia pun sedikit terkejut dan ia pun langsung bangun dan mengelus singa itu.

"Sepertinya dia sangat menyukai mu Natalia"

"Benarkah?''

Tanya Natalia dengan penuh harapan dan Brianna pun mengangguk. Natalia pun tersenyum dan terus mengusap singa itu. Brianna pun menghela nafas dan tersenyum sambil mengusap rambut Roy.

"Ah, jika kau ingin tahu , itu adalah Sting. Dia merupakan singa tertua dari ketujuh singa kekaisaran."

"Eeeh?!"

Natalia pun terkejut dan terkagum , Brianna yang melihat ekspresi Natalia pun tertawa kecil .

"Benarkah?''

"Iya! Sting itu sudah hampir setua Papa. Jadi singa yang berada di sini atau singa kekaisaran memang singa yang berbeda dari singa-singa pada umumnya. Singa yang pada umumnya hanya bisa hidup sekitar 10-14 tahun, tapi yang berada di kekaisaran ini memang beda, mereka hidup lebih lama dan ukurannya lebih besar dari singa pada umumnya."

"Begitu ya?! Eehh .. aku tidak tahu. Ternyata begitu ya .."

Natalia pun bermain dengan singa itu dengan penuh gembira dan kemudian ia pun keluar dari matras itu dan berdiri.

"Mama, Papa, aku pergi ke air terjun ya bareng singa-singa nya!"

"Baik~!"

Namun Natalia masih berdiri di tempat itu , berdiam diri. Roy pun menoleh kearah nya.

"Silahkan. Asal jangan terlalu dekat dengan air nya"

"Baik! Aku pergi bermain dulu ya!"

Natalia pun berlari dari situ dan diikuti oleh singa-singa lain. Ia pun membuka pintunya dan melihat Robin yang hendak mengetuk pintu nya.

"Ah, Robin! "

"Mari Tuan Putri"

Robin pun membungkuk dan Natalia pun berjalan keluar dari ruangan tersebut diikuti singa lain, Robin hanya terdiam dan menatap Natalia dengan bingung.

"Anu .. Yang Mulia"

"Biarkan. Singa-singa itu bisa lewat mana saja"

"Ah, begitu ya . Tapi Yang Mulia saya baru saja menerima laporan"

Roy pun menoleh kearahnya dan menatap Robin dengan serius. Robin pun berjalan kearah mereka dan memberikan Roy surat laporannya, Robin pun berjalan mundur dari tangga itu dan berdiri dengan posisi tegak. Roy pun membaca laporan itu dan ekspresi nya pun menjadi dingin dan kesal.

"Kasus yang seperti ini lagi?"

"Iya, Yang Mulia"

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Roy pun mulai berdiri dan turun dari tangga itu. Ia pun menoleh ke arah Brianna.

"Aku pergi dulu. Akan ku panggil kan beberapa pelayan dan ksatria untuk menemani mu"

"Ah, baiklah!"

Brianna pun melambaikan tangannya kepada Roy, Roy pun mulai berjalan diikuti oleh Robin .

"Bukannya pelaku nya sudah ditangkap? Dan di eksekusi?"

"Sepertinya pelakunya bukan kelompok pembunuh itu lagi Yang Mulia. Menurut saya seperti nya itu orang baru. Menurut laporan pelakunya hanya satu orang, dan ia berhasil kabur."

"Berapa korbannya?"

"4 orang luka ringan, 6 orang luka parah, dan 10 orang meninggal"

"Kita akan bergegas pergi. Siapkan kuda-kuda nya, siapkan juga ksatria-ksatrianya. Tidak perlu menggunakan kereta kuda."

"Baik Yang Mulia!"

Pintu pun ditutup dan Brianna pun menghela nafas dan mulai berbaring di matras tersebut.

" ... ! "

Ia pun duduk dan mulai berbatuk - batuk.

"Uhuk, uhuk, uhuk!"

Ia pun menunduk dan ekspresi nya pun menjadi sedih. Namun kemudian suara ketukan pintu pun terdengar.

"Silahkan masuk"

"Maaf mengganggu waktu anda , Nona Brianna. Kami disuruh Yang Mulia untuk menemani anda."

"Ah, tidak apa-apa! Silahkan saja masuk, Tuan Blake, Vi, dan Ziva!"

The Empress's New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang