Alya berjalan memasuki rumahnya itu dengan lesu. Hari ini ia sedikit kelelahan padahal tak banyak yang dikerjakannya.
Rumahnya begitu sepi, Alya berfikir mungkin Cintia masih di toko kuenya. Lalu Alya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
" Ekhm, " dehem seseorang. Alya berhenti melangkah, suara itu membuat Alya menegang seketika. Ia membalikkan tubuhnya dan mendapati seorang lelaki jangkung di depannya. Alya tak bisa berkata, lelaki itu merentangkan kedua tangannya bermaksud untuk memeluk.
Alya berjalan pelan, kembali menuruni tangga. Ia lama memandangi orang di depannya ini.
" Enggak mau peluk? Capek nih tangan Papa, " ujarnya membuat Alya berhambur ke pelukan itu sembari menangis.
" Hiks... Hiks... Kenapa baru pulang?! " tanya Alya sesegukan di dekapan sosok itu.
Al, lelaki itu mengusap kepala putri tercintanya dan menciumi kening sang putri.
" Kalo pulang terus, nanti kamu enggak bisa dapet fasilitas mewah dong, Papa enggak kerja, " ucap Al membuat Alya menggeleng.
" Fasilitas itu enggak lebih penting dari Papa, " ucap Alya lagi, Al tersenyum melihat putrinya ini.
" Ekhmm, Mama di lupain, " ucap Cintia yang sedari tadi menyaksikan. Al dan Alya hanya tertawa, lalu ketiganya berpelukan.
" Gimana kalo malam ini kita makan di luar? " tanya Al.
" Setuju!! " ucap Alya dan Cintia berbarengan.
" Alya, mandi gih salin, " perintah Cintia diangguki Alya.
" Enggak tau, pantesan aja tadi kayak bau asem-asem gimana gitu, " ucap Al mengejek.
" Papa!! " rengek Alya membuat kedua orangtuanya tertawa. Lalu Alya menaiki tangga menuju kamarnya.
Alya tak langsung mandi seperti yang di perintahkan Cintia, kini ia merebahkan dirinya sebentar sembari menatap langit-langit plafon.
" Enggak nyangka banget Papa pulang, walaupun itu enggak akan lama, " ucapnya.
Kini hpnya bergetar, satu panggilan masuk. Alya melihatnya lalu memutar bola matanya malas melihat nama yang tertera. Ia membiarkan panggilan itu tak terjawab, tetapi ponselnya selalu saja berbunyi membuatnya kesal.
" Apa sih!! Ganggu mulu! " teriak Alya begitu panggilan terhubung. Tidak ada suara yang menyahut, Alya pun ikut terdiam menunggu balasan.
" Halo!! " panggil Alya.
" Hmm, " ucap pria di sebrang sana.
" Kenapa? " tanya Alya, merendahkan suaranya.
" Kenapa enggak bales pesan gue? Kirim cepet alamat lo! " perintah Arga, membuat Alya mendengus.
" Ga, ditunda aja ya? Besok gue enggak bisa nemenin lo, Papa gue baru pulang dan gue harap lo ngerti sama keadaannya, " Arga lama terdiam, membuat Alya sedikit was-was.
" Hmm, " jawabnya singkat lalu memutus panggilan itu.
Alya melempar ponselnya ke kasur, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap karena ia akan pergi dinner dengan kedua orangtuanya.
Alya mendekat ke meja riasnya, melihat pantulan wajahnya di cermin. Kemudian ia mengoleskan sedikit lipbam pada bibirnya, hanya lipbam. Ya karena Alya tak terlalu bisa berdandan dan memang wajahnya pun sudah cantik alami.
Dia memakai pakaian casual, celana jeans, sweter abu-abu nya itu dan sneakers putihnya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, lalu ia tersenyum memandangi pantulan dirinya di cermin. Lalu Alya bergegas turun ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...