56 : menjelang tiga hari

502 51 3
                                    

Alya sedari tadi hanya tersenyum-senyum sendiri, kemudian kembali menatap tangannya yang di genggam Arga.

Hari ini keduanya berangkat sekolah bersama, tetapi tentu Arga datang terlalu pagi. Dan saat ini sekolah juga tidak terlalu ramai, hanya saja berbagai pasang mata menatap keduanya, penasaran.

Bahkan berita jika keduanya berpacaran sudah tersebar seantero sekolah dan sosial media. Bagaimana tidak? Cukup kehadiran Arga membuat buming satu sekolah, belum lagi para adik kelas yang belum melihat Arga sebelumnya kini menjadikan Arga idola sekolah mereka.

Ya itu juga yang membuat Alya sedikit khawatir karena banyaknya fans Arga, bisa saja mereka berniat jahat pada Alya bukan?

" Kenapa? " tanya Arga membuat Alya menoleh dan menggeleng.

" Lo——"

" Kamu, " koreksi Arga membuat Alya tersipu.

" Iya, maksudnya kamu——kamu baru sampe di sekolah ini tapi udah terkenal, " ucap Alya.

" Bukannya udah terkenal dari awal? " tanya Arga membuat Alya memutar bola matanya.

" Ckk, hmm! " jawab Alya kesal.

" Jangan cemburu, " ucap Arga membuat Alya menatapnya.

" Cemburu? Sama siapa? " tanya Alya.

" Tuh, " tunjuk Arga pada sederet perempuan yang menatap Arga kagum, membuat Alya memasang wajahnya datar.

" Hmm, " balas Alya membuat Arga terkekeh.

Keduanya mulai menaiki tangga bersama, saat itu juga lah pandangan Alya bertemu dengan Zelvin yang hendak menuruni tangga. Beberapa hari ini Alya tak melihat kehadiran Zelvin di mana pun, dan saat ini baru lah ia melihatnya.

" Ekhm. " Alya menatap Arga, sedangkan pria itu tengah menatap Zelvin sengit.

" Ayo sayang, aku anterin kamu ke kelas. Hari ini kamu piket kan? " Alya terkejut menatap Arga, bukankah itu——romantis. Memanggilnya dengan sebutan sayang? Atau hanya pura-pura saja, untuk menyindir Zelvin? Entahlah intinya itu membuat Alya tersipu. Sepulang dari Singapura ternyata Arga mengalami perubahan.

" Zelvin duluan, ya, " ucap Alya yang tak ditanggapi Zelvin, lalu Arga mengajak Alya berlalu dari tangga itu.

" Lain kali enggak boleh tatap-tatapan sama cowok lain, kecuali aku, " ucap Arga.

Dasar posesif! Apa perlu ubah judul?

*****
" Alya!!! Omg! Omg! Liat geh, lo trending topik nomor satu di sekolah! Gila sih, gue masih enggak nyangka akhirnya Arga nyatain juga perasaannya ke lo, " teriak Dinda heboh ketika Alya sudah duduk di sebelahnya.

" Iya, Dinda. Udah enggak usah teriak-teriak! " geram Alya.

" Eh, kok lo santai banget? Lo—enggak seneng? Atau antusias gitu? " tanya Dinda.

" Gue seneng, Din. Gue juga enggak nyangka, baru liat Arga setelah sekian lama, eh langsung di jadiin pacar, " ucap Alya tersipu.

" Beruntung banget, penantian yang luar biasah! Eh, tapi jangan lupa traktirannya, " pinta Dinda.

" Siap! Eh—Ananti belum dateng? " tanya Alya.

" Hm, iya tumben siang datengnya. Setelah berita lo sama Arga pacaran gue ngeliat Ananti agak kayak mana gitu, " ucap Dinda membuat Alya terdiam.

Kemungkinan Ananti tidak suka mendengar berita itu. Tapi mau bagaimana lagi? Kini pun Alya membiasakan tak menunjukkan rasa cemburu ketika Ananti dan Arga berkomunikasi. Ya, setidaknya Alya tak menjadi gadis egois, walau pernah berkata pada Arga untuk sedikit menjauh dari Ananti.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang