Arga mendengus malas. Pasalnya saat ini Arin sibuk mencocokkan pakaian yang akan di pakai Arga di acara perpisahan nanti. Semua setelan jas terbaik yang Arin rancang khusus untuk Arga.
" Ini? Gimana kalau yang ini? Emm—enggak deh kayaknya, " ucap Arin mencocokkan.
" Ma. Udah, cukup. Aku enggak peduli apa pun pakaiannya, yang penting aku dateng terus pulang. Aku enggak mau berlebihan, pilih yang mana aja. Aku capek, " ucap Arga yang sudah kesal, karena sudah sejam Arga berada di hadapan Arin.
" Maaf Arga. Mama cuma mau yang terbaik buat kamu, " ucap Arin melemah.
" Yang terbaik menurut Mama itu belum tentu terbaik buat aku, Ma. Pilihin yang mana aja, aku ke kamar dulu, " ucap Arga hendak melangkah.
" Hari ini Mama ke butik ya? Dan Mama juga udah buatin gaun buat Alya, Mama sesuaikan sama pakaian kamu. Nanti malam kamu antar ya. "
" Iya, " jawab Arga singkat lalu kembali melangkah menuju kamarnya.
Sampai di kamar, Arga merebahkan dirinya di kasur. Mengeluarkan ponselnya kemudian menelepon seseorang.
" Ya? Ada apa? Sibuk nih!! "
" Sibuk banget? Sampai enggak bisa ngobrol sama aku lagi? "
" Enggak gitu! Ya aku sibuk lah, kan besok kita ngadain acara perpisahan. "
" Coba pernikahan ya, Al? "
" Ihh!! Apaan sih?! Enggak lucu deh! "
" Aku tau pasti pipi kamu merah kayak kepiting rebus. "
" Arga!!!! Aku marah ini!! Udah lah! Aku patiin! "
" Padahal aku masih kangen. "
" Kemarin aja aku ajak ketemuan enggak mau. "
" Dio sama Mamat udah ngajakin duluan. Aku enggak enak. "
" Alasan! Aku patiin! Bye! "
" Sayang? "
" Arga!!! Bener-bener ya kamu!! "
" Jangan marah-marah. "
" Bodo lah! "
" Al—"
Panggilan sudah terputus. Arga mendengus, kemudian tersenyum kecil. Kekasihnya ini sungguh menggemaskan.
Arga bangkit dari tidurnya, lalu berjalan mengarah balkon kamar. Sedikit menikmati cuaca yang tak begitu panas.
I love you, Al
Arga tersenyum, betapa beruntungnya dia.
Sejam sudah Arga berada di balkon kamar, lalu ia kembali memasuki kamarnya dan berbaring.
" Hah? Sepuluh panggilan tak terjawab Ananti? "
Arga lalu mencoba menghubungi Ananti kembali.
" Arga!! "" Kenapa, Nan? "
" Gue. Hiks, hiks. Gue mau bicara sama lo, Ga. Hiks. "
" Coba tenang. Kenapa nangis? "
" Ga, gue-gue. Gue ke rumah lo ya? "
" Ya udah ke sini aja, lo bisa cerita sama gue. "
" Thanks, Ga. "
*****
Alya melempar ponselnya asal. Kesal tentu saja, tetapi ia juga baper. Bagaimana tidak? Arga bersikap manis padanya, dan juga menggunakan kata sayang. Apa-apaan coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [ COMPLETE ] ✔
Teen FictionAlya Harja Kusuma, wanita cantik yang kini tengah mempersiapkan pernikahannya. Suatu ketika, tanpa disengaja Alya menemukan sebuah kotak yang berisi kenangan masa SMAnya. Lalu ingatannya kembali pada 10 tahun terakhir, mengingat masa-masa SMAnya b...