36 : tentang Alya

567 53 8
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ujian akhir semester dilaksanakan. Setelah 6 hari berlalu membuat para murid frustrasi.

Setelah hari ini maka semua murid akan mendapat liburan panjang. Sekalian tahun baru, lalu masuk kembali ketika semester dua.

Sesuai yang Alya katakan pada Arga bahwa selama ujian ini mereka lebih baik tidak bertemu. Dan benar saja, Alya tak melihat Arga selama hampir seminggu ini. Terakhir melihatnya ketika Arga mengunjungi toko Cintia.

Sesungguhnya Alya rindu. Dan sedikit menyesal mengatakan bahwa Arga tidak perlu mendekat. Tetapi harusnya Arga menghampiri Alya bukan? Itulah yang sebenarnya Alya tunggu.

Alya menghela napasnya berat. Kini perempuan itu tengah duduk di pinggiran lapangan. Sen-di-ri. Tentu saja, Ananti dengannya masih belum membaik, sedangkan Dinda tak ingin memihak siapapun dan lebih memilih mengajak bicara Juju yang tentu saja tidak ditanggapi.

Sebenarnya Dinda mencoba untuk membuat keduanya berbaikan. Tetapi di sini Alya yang sungguh keras kepala.

" Sendiri aja. " Alya menoleh dan tersenyum pada sosok itu yang kini duduk di sampingnya.

" Ya begitulah, " balas Alya yang kembali memfokuskan matanya pada pemain basket di lapangan. Untunglah jam istirahat sedikit di perpanjangan.

" Pulang sekolah nanti sibuk enggak? " tanya Nicho. Awalnya Alya ingin mengatakan iya. Tetapi sepertinya Nicho selalu berbuat baik padanya, mengapa Alya harus menolaknya.

" Enggak. Kenapa? " tanya Alya.

" Temenin gue nyari barang gitu. Ya sebenarnya bisa sendiri cuma kan gue butuh pendapatan seseorang aja. "

" Iya deh gue temenin. Tapi lo tau kan harus apa? " ucap Alya membuat Nicho bingung.

" Apa? " tanya Nicho.

" Hish, dasar enggak peka. Ya bayarin gue makan lah, " ucap Alya membuat Nicho terkekeh.

" Tenang aja. Hari ini free pilih sesuka lo apa yang lo mau. "

" Halah, sok-sok an. Gue minta mobil nih, berani enggak ngasihnya? " ledek Alya.

" Ya itu-enggak sih, " ucap Nicho cengengesan.

" Gue ke kelas dulu deh. Mau bareng apa mau tetep liatin orang-orang? " tanya Alya yang sudah bangkit.

" Bareng deh, " ucap Nicho yang juga ikut berdiri. Kini keduanya berjalan berdampingan menuju kelas mereka. Banyak pasangan mata menatap keduanya. Sungguh serasi.

Atau bahkan ada yang berghibah, tentang mereka. Ihh si Alya gunta ganti cowok mulu heran gue. Kemarin Arga sekarang Nicho. Gue denger katanya Alya mau rebut Jefri dari Ananti gile enggak sih. Mentang-mentang cantik berbuat sesuka hati dia. Parah tuh cewek.

Ucapan-ucapan itu seolah angin lalu bagi Alya. Karena Alya tak mempedulikan omongan orang. Alya akan berbuat sesuka hati dia, selagi itu tak merugikan orang lain kenapa tidak?

Dasar netijen! Batin Alya kesal.

Sampai keduanya berhenti melangkah ketika hampir mencapai kelas 10 IPA-5. Tidak, lebih tepatnya Alya yang sengaja berhenti membuat Nicho juga ikut berhenti melangkah.

" Pulang bareng gue nanti. Ada yang mau gue omongin, " ucap Arga di hadapan Alya.

" Enggak bisa gue sibuk. Sekarang aja kalo mau, " jawab Alya.

" Sibuk apa? " tanya Arga, sekilas melirik Nicho merasa keberadaan dengan keberadaan pria itu.

" Gue mau jalan sama Nicho pulang sekolah nanti. Jadi kalo mau ngomong ya sekarang aja mumpung belum masuk, " ucap Alya datar.

ALYA [ COMPLETE ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang